BAB 150 - Kau Sudah Mengira Ini Akan Terjadi?

439 9 0
                                    

Sekarang aku berdiri di tempat yang kayak arena di bangunan latihan tentara, di tempat semacam pelataran istana.

Kita membangun tempat ini, juga, 'kan?

Kami mengangkut material bangunan bareng Raja Grave, mengumpulkannya, dan kadang-kadang memperkokohnya memakai sihir Kagane.

Memiliki struktur kasar tanpa dekorasi berlebihan, sebuah tempat membanggakan dispesialisasi dengan kepraktisan.

Dan di hadapanku kini, ada lawanku yang sedang pemanasan, si putrinya Deizu, Maorin-san.

Aku pertama kali ingat dia selaku putri Deizu sebelum akhirnya ingat namanya baik-baik setelah aku dikenalkan ke dia lagi. Aku nggak langsung ngasih jawaban kayak berandalan 'gitu, habis dengar cerita kalau putrinya pengen bertarung melawanku dari Deizu.

Yah, dengan adanya rekontruksi kota serta latihan sama Sarona dkk., jadi aku sepatutnya sibuk. Tapi, ternyata semua persiapannya sudah selasai secara bersamaan. Yah, nggak apa-apa sih...

Tentu saja bangunannya kelihatan mirip arena, kami juga menyediakan kursi untuk penonton, entah bagaimana Sarona dkk. ada di sana.

Raja Grave dan istri-istrinya, Raja Gio, Marao, Deizu, tentara-tentara baru negara ini, para beastman yang datang bareng Raja Gio lagi cipika-cipiki sambil nonton situasi di sini.

Aku tau kalau Sarona dkk. bareng sama Maorin-san. Aku juga bisa ngerti Raja Gio dan kelompoknya datang kemari. Tapi kenapa para tentara, para beastman, Raja Grave dan istri-istrinya juga kemari.

Maksudku, apa kalian mau nonton tontonan aneh?

Pas aku melototi Raja Grave sama mata penuh hinaan, dia lagi mandi keringat dingin sambil ngobrol sama istrinya. Aku yakin kau menyadari tatapanku... Ayo kita omongin masalah ini nanti.

Namun, hal yang paling misterius adalah Floyd si butler mencurigakan ini, yang berdiri di tengah, antara aku dan Maorin-san, kayak sudah wajar 'aja dia berdiri di sana.

Kau mau ngapain?

Memandang dia, dia benar-benar kelihatan kayak orang mencurigakan, dia tersenyum padaku dengan senyum busuk biasanya.

Nggak, aku ngerti kok dia berdiri di sana buat mewasiti laga ini.

Tapi, kenapa harus kau? Itulah yang nggak aku ngerti.... Haaa... sudahlah.

Pas aku melirik Sarona dkk., semuanya tersenyum dan melambaikan tangan sebagai balasan.

Itu membuat hatiku hangat, suara dukungan terbang dari Kagane.

「Onii-chan~!! Jangan serius mainnya!!」 (Kagane)

...biasanya kebalikannya, 'kan? Nggak, aku ngerti kau mau bilang apa.

Soalnya nggak bakal jadi laga kalo aku serius? Tapi menurutku sorakanmu itu salah, untuk Onii-chan mu ini...

Setelah menghabiskan beberapa waktu, persiapan Maorin-san akhirnya selesai, dan mengalihkan mata pejuangnya kepadaku.

Floyd yang mengkonfirmasi penampilan kami, menaikkan volume suaranya agar didengar oleh semua orang di arena ini.

「Baiklah, hadirin sekalian, karena persiapan kedua kubuh telah selesai, kita akan memulai laganya!! Pertama-tama, sang pejuang dari beastman Maorin!! Di sisi lain, sang pahlawan yang telah menyelamatkan negara ini dan kerajaan beastman, tuan yang saya layani sebagai butler, Wazu-sama!!」 (Floyd)

「「「 Woaaa!!! 」」」

Saat sorakan naik dari semua tempat, ada bagian yang mana nggak bisa aku biarkan lewat.

Sono Mono Nochi Ni Nahato Donde viven las historias. Descúbrelo ahora