•• 04 ••

427K 24.1K 3.7K
                                    

Setelah mendapat banyak serbuan dari teman-teman sekelasnya mengenai hubungannya dengan Albar, Kajen akhirnya bisa lepas dari orang-orang dengan pergi ke kantin, tak lupa ia memesan es untuk menemaninya saat ini.

Seril lagi mojok sama cowoknya kelas 12 namanya Randi. Ganteng sih, tapi kalau dibandingin Albar jelas Randi kalah. Seril temannya di tembak saat tengah kena hukuman bu Uti mengepel lantai kelas 12, dan parahnya Seril langsung nerima gitu aja. Padahal kenal aja enggak. Tapi katanya seiring berjalannya waktu perasaan cinta pasti tumbuh, itu sih kata Seril.

Ok lupain, intinya sekarang Kajen tengah sendiri di kantin dan beberapa orang yang masih asik mengobrol. Saat minumnya datang, barulah ia santai dan tenang. 15 menit lagi bel masuk akan berbunyi, maka dari itu Kajen tidak mau menyia-nyiakan jam istirahatnya dengan menjawab semua pertanyaan teman-temannya.

"Hai," sapa seseorang dari belakang Kajen, sontak Kajen yang tengah menyeruput minumannya langsung tersedak. Merasa bersalah, seseorang yang berjenis laki-laki itu langsung mendekati Kajen.

"Eh- lo nggak apa-apa?" Tanyanya sembari memegang pundak Kajen, refleks Kajen mengelak. Sadar akan perbuatannya, lelaki itu melepaskan tangannya dari pundak Kajen.

"Maaf," ucapnya.

"Iya," balas Kajen lalu kembali minum.

"Kok sendirian aja? Temen lo yang satu kemana?" Mendengar pertanyaan tersebut membuat dahi Kajen mengkerut. Pasalnya, bagaimana cowok ini bisa tahu ia punya teman dekat?

"Lo siapa?" Tanya Kajen tidak mempedulikan eskpresi lelaki itu yang tidak dijawab pertanyaannya malah dibalikin pertanyaan.

"Oh iya gue lupa ngenalin diri, nama gue David."

Dengan senyum manis, David menyodorkan tangannya. Kajen yang tidak mengenal, merasa aneh dengan sifat sok kenal David padanya. Tetapi karna ia menghargai perasaan orang, ia mengambil sodoran tangan David.

"Gue Kazena. Hm maaf ya, gue nggak kenal sama lo," ucap Kajen to the point. Karna Kajen tipe manusia sulit berbasa basi.

"Makanya gue mau kenalan," balas David santai.

"Lo kelas berapa?" Tanya Kajen tanpa ekspresi.

"Lo nanya gue?" Tanya David membuat Kajen menatap David heran.

"Siapa kek yang mau jawab," balas Kajen lagi dengan wajah cuek lalu menyeruput minumnya. Jujur, sebenarnya David cowok didepannya ini lumayan ganteng, itu terlihat saat cowok itu tersenyum atau bahkan diam. Tapi fix ya tetep gantengan Albar. Melihat tawa David, Kajen memutar bola matanya malas.

"Bener ya kata orang," ujar David membuat aktivitas minum Kajen terhenti.

"Emang apa kata orang?" Tanya Kajen angkuh.

"Lo jutek banget," jawab David membuat Kajen tertawa.

"Muka gue emang gini dari lahir," jelas Kajen lalu kembali diam.

David tersenyum tipis, ia rasa sedikit tertarik dengan gadis di depannya.

"Iya, cantik."

Nafas Kajen terasa hilang begitu saja. Pergerakannya terhenti dan ia terkejut. Hey! Bagaimana tidak? Cowok loh yang muji dia, bukan cewek. Dengan cepat Kajen berusaha untuk menghilangkan kegugupannya.

"A-apaan sih!" Balas Kajen cuek.

"Gue kelas 11 IPA 4, David Bagaskara. Anak OSIS, hobinya basket. Rumah gue di komplek cempaka no 12, anak satu-satunya dan nyokap gue udah meninggal," terang David tiba-tiba sedetail mungkin membuat Kajen menganga tidak percaya.

24/7 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang