•• 14 ••

340K 22K 1.5K
                                    

Mata Kajen terbuka, dan ia terkejut saat ada tangan yang menggenggam tangannya. Dan itu tangannya Albar, Kajen berusaha untuk menghilangkan keterkejutannya, entah sekarang pukul berapa, Kajen perlahan mencoba melepaskan diri dari Albar namun pergerakannya membuat Albar juga terganggu.

Sial, sebenarnya tidak perlu Albar melakukan ini setiap dirinya mau tidur. Menggenggam tangannya, dan berakhir tidur bersama. Semoga saja selama Kajen di sini dirinya bisa mengendalikan pikiran serta hatinya semata mata berpikir bahwa yang Albar lakukan padanya hanya karna Albar kasihan.

Berada dalam pikirannya sendiri, Kajen tidak sadar bahwa Albar sudah membuka matanya dan menatap Kajen yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Takut ketahuan memandangi gadis itu, Albar bangun. Sontak Kajen juga ikut bangun.

"Hm, jam berapa ya sekarang?" Tanya Kajen basa basi. Albar menoleh pada jam yang terpampang di dinding. Dan parahnya sudah jam 7 lewat.

"Telat," gumam Albar yang terdengar Kajen. Sontak Kajen mengikuti arah mata Albar memandang.

Refleks keduanya langsung sibuk berlari menuju kamar mandi, Albar berhenti saat Kajen langsung masuk kamar mandi mendahuluinya. Tanpa mau berlama-lama, Albar beralih ke kamar mandi di bawah.

Setelah selesai segalanya, keduanya keluar bersama. Dan parahnya mungkin Kajen akan terkena hukuman lagi oleh pak Dito ash!

Kajen yang melangkahkan kakinya terus, dan Albar yang sudah berhenti sedari tadi sebab ia sudah berada di dekat mobilnya.

"Lo mau kemana?" Tanya Albar.

Kajen refleks berhenti lalu membalikkan tubuhnya.

"Gue mau berangkat sekolah," jawabnya bingung.

"Terus? Nggak mau bareng?" Tanya Albar lagi. Memikir sebentar lalu ia mendengus dan menggeleng cepat. Ia tidak mau ada orang yang melihatnya bersama Albar, bisa bisa gosip langsung menyebar ke seantero sekolah. Dan parahnya mungkin hari-harinya akan rusak karna hujatan.

"Gue naik angkot aja," jawab Kajen saat ia berbalik, Albar langsung melangkahkan kakinya mengejar gadis itu dan langsung menahan bahunya.

"Udah siang," ucap Albar memberitahu.

"Yang bilang malem siapa," balas Kajen.

"Yaudah buruan."

"Enggak, gue naik angkot aja. Udah sono lo duluan," tutur Kajen lalu ia membalikkan tubuhnya. Lagi-lagi Albar menahannya.

"Enggak usah kak," ungkapnya.

"Kenapa?" Tanya Albar yang membutuhkan penjelasan.

"Takutnya ada yang curiga liat kita berdua. Bisa bahaya, yaudah ya gue duluan," terang Kajen lalu saat ia hendak kembali membalikkan badannya, kini ia ditahan Albar. Namun belum sempat ia marah, tubuhnya sudah melayang karna Albar mengangkatnya dengan ala bridal style.

Kaget? Banget banget banget. Mulut Kajen tidak bisa digerakan, ia bahkan tidak bisa meronta atau bahkan marah. Kini ia sudah berada di dalam mobil dan tanpa bicara Albar langsung melajukan mobilnya.

Lo tuh aneh tau nggak, gue bisa baper kalo di giniin terus. Batin Kajen lalu menoleh ke arah jendela.

Beruntung keduanya karna hari ini pintu gerbang masih terbuka lebar dan tanpa ada yang menjaga. Saat ada anak OSIS di samping berdiri di pinggir gerbang entah ngapain, Kajen menyuruh Albar berhenti lalu ia menurunkan kaca mobilnya.

"Eh, Shifa," panggil Kajen.

"Eh Kajen, ada apa?" Jawab Shifa anak seangkatannya namun berbeda kelas.

24/7 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang