•• 06 ••

360K 24.8K 3.3K
                                    

Putusin dia...

Putusin dia...

Putusin dia...

"Arghhh!" Kajen memukul kepalanya sendiri karna kata-kata Albar terus terngiang di otaknya. Sekarang sudah pukul 9 malam, dan parahnya ia sudah berapa kali mencoba menghilangkan kalimat tersebut namun tetap saja muncul

Apalagi wajah Albar saat itu terlihat sangat serius, datar dan tegas. Apa-apaan dia ngebaperin anak orang seenaknya, dengan kesal Kajen menyibakkan rambutnya kebelakang lalu melipat kedua tangannya mencoba menstabilkan rasa yang menggebu hatinya saat ini.

Tak lama muncul notif di ponselnya membuat tatapannya teralihkan dan menatap layar ponselnya yang menyala. Siapa yang mengechatnya malam-malam?

Dengan cepat Kajen mengambil ponselnya dan membukanya polanya. Sebuah pesan sudah menyambutnya.

08×××
Lgi ap?

"Lagi baca pesan!" Ucap Kajen sembari menatap layar ponselnya sengit. Apa-apaan ini orang, perkenalan terlebih dahulu kek, ini main tanya kabar. Kenal aja kagak, dengan Kajen mengetikkan pesan pada orang asing tersebut.

U cp y?

Setelah terkirim, tak butuh waktu lama orang tersebut membalas pesannya.

08×××
Gw cwok lo:(

Dpt nmr gue dri mana?

08×××
Emg penting ya:(
Udh di save blm?

G mao

08×××
Kazena😚

Jyjyk

08×××
Lo knp si?
G boleh gtu sm pacar sndri, kualat lu

Ya maap

Tak butuh waktu lama, Kajen segera mensave nomor David. Sumpah demi apapun, Kajen tidak ada perasaan pada David, saat ia mengajak David jadian, ia sedang dalam keadaan mood rusak gara-gara liat Albar sama Dela berdua.

Tapi kenapa harus ngajak orang ini jadian sih? Kajen merutuki nasibnya. Namun ia juga belum siap menjadi pacar seorang playboy cap badak.

David :
Besok jgn lupa sklh ya❤

Read.

Kajen dengan segera mematikan ponselnya, lalu hendak menyenderkan bahunya pada penyangga kasur belum sempat menempel, suara seseorang menghentikan niatannya.

"Kazena!" Pekik seseorang siapa lagi orangnya kalau bukan Daniel, kakaknya. Dengan segera Kajen berdiri lalu menghampiri suara tersebut. Saat keluar kamar ia terkejut karna Daniel melemparnya dengan tas hitam miliknya.

"Aw, sakit kak," ujar Kajen sembari mengelus wajahnya yang terkena lemparan tasnya.

"Lo kalo naruh jangan sembarangan," jelasnya sembari memutar bola matanya malas.

"Maafin Kajen," ucap Kajen pelan sembari menunduk.

"Besok gua sibuk, gue nggak bisa nganter lo," terangnya sembari melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Melihat kepergian Daniel begitu saja membuat Kajen menghela nafasnya panjang. Lalu ia juga masuk ke dalam kamarnya sembari mengambil tasnya yang habis dilempar Daniel.

24/7 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang