•• 12 ••

366K 22.8K 2.9K
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore dan Kajen tidak melihat tanda-tanda kedatangan Albar. Ia sudah mengirimi Albar chat tapi lelaki itu tidak membalasnya. Kajen takut, takut terjadi sesuatu pada Albar. Akankah laki-laki itu baik baik saja? Sumpah demi apapun Kazena tidak bisa tenang sekarang.

Dia bahkan belum makan dari semalam, tapi itu tidak penting. Yang lebih penting adalah keadaan Albar saat ini, percayalah kajen benar benar sangat khawatir. Tak menunggu lama suara pintu terbuka dan dengan cepat Kajen berlari menuju pintu dan mendapatkan Albar sudah berdiri dengan wajah babak belur. Satu tetes air mata Kajen jatuh saat melihat keadaan Albar saat ini.

Melihat Kajen menangis membuat Albar panik, ia buru-buru melepas sepatunya dan segera menghampiri Kajen. Pasti sesuatu yang buruk terjadi.

"Lo kenapa nangis? Ada yang dateng?" Tanya Albar takut, bukannya menjawab Kajen langsung memeluk Albar sembari mengeluarkan segala keluh kesahnya sedari pagi tadi.

"Kenapa lo lakuin itu?! Lo nggak tahu betapa khawatirnya gue denger kabar bahwa lo babak belur!" Terang Kajen sembari terisak. Albar membiarkan gadis ini terus berkoar tanpa menjawab.

"Seharusnya lo jangan lakuin ini. Gue takut lo kenapa-kenapa. Kalo dia bawa temen-temennya gimana? Lo bisa-"

Kajen menghentikan ucapannya ketika merasa tangan Albar mengelus kepalanya. Tersadar akan perbuatannya Kajen refleks melepaskan pelukannya tiba-tiba.

"Ma-maaf.." ucap Kajen sembari mengusap air matanya. Albar tersenyum miring lalu mengangguk.

....

"Ya ampun ini pasti sakit banget ya?" Tanya Kajen sembari mengompres pipi Albar dengan es balok yang di balut kain. Albar hanya terdiam menatap wajah gadis di depannya saat ini yang sedari tadi terlihat khawatir.

"Jangan ulangin lagi, ini pasti lama deh ilangnya. Emang elo mau mukanya berbekas?!" Tanya Kajen lagi bersuara Albar menaikkan sebelah alisnya. Setelah selesai mengompres Kajen mengambil obat merah lalu mengoleskan pada luka-luka luar.

Melihat ada yang aneh, Albar menahan tangan Kajen sontak gadis itu terkejut.

"Ini kenapa?" Tanya Albar membalikkan tangan Kajen dan terlihat luka dalam yang panjang belum lama dan masih terlihat basah. Saat Kajen hendak melepaskan tangannya dari cekalan Albar, justru Albar malah semakin mencengkram tangan Kajen berusaha untuk meminta jawaban dari gadis itu.

"Hm..ini kena pecahan gucci waktu kak Daniel dorong gue," jawab Kajen pelan sembari menunduk. Albar menghela nafasnya lalu mengubah posisinya.

"Eh mau ngapain?" Saat Albar hendak membersihkan luka Kajen, Kajen panik.

"Bersihin luka lo, gue yakin lo belom bersihin lukanya lama kan?" Mendengar itu Kajen mengangguk lemah.

"Nggak papa-"

"Tunggu sebentar lagi tangan lo bakal busuk!" Tandas Albar membuat Kajen melotot.

"Bu-busuk?" Tanyanya horor.

"Iya, infeksi karna-"

"Hiks...to-tolongin gue...hiks...gue mohon," ucap Kajen panik dengan derai air mata. Senyum albar tertarik saat melihat respon gadis itu. Sepertinya dia memang gampang di tipu.

Seperti lelaki bajingan itu yang mengambil kehormatannya. Lanjut albar dalam hati.

Albar dengan lihai membersihkan luka Kajen dan saat melihat pergelangan gadis itu aktivitas Albar terjeda, Kajen yang melihat arah kemana mata Albar langsung menarik tangannya.

"Lo mau potong nadi lo?" Tanya Albar tanpa ekspresi.

"I-iya ta-tapi nggak jadi," jawab Kajen takut.

24/7 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang