•• 05 ••

405K 23.4K 3.1K
                                        

Kini Kajen sudah berada di kelasnya dengan wajah murung tanpa ekspresi dan menyandarkan punggungnya pada kursinya. Intinya dari kemarin sore moodnya rusak, dan sampai sekarang tentunya. Seril menatap Kajen tak percaya saat Kajen menceritakan segala kejadian kemarin yang ia alami.

"Lo jadian, Jen? Serius jir jan boong," tanya Seril benar benar terkejut. Ia juga sekaligus belum mempercayai Kajen yang ekspresinya tidak mendukung untuk di percaya.

"Terserah," balasnya, bukannya meyakinkan, Kajen justru malas memperpanjang. Demi apapun ia tidak ada niatan menjadi pacar seorang David yang baru di temuinya kemarin. Baru saja kemarin ia membicarakan Seril dan sekarang ia tidak jauh dari temannya.

"Gue belom cerita ke elo ya?" Tanya Seril, Kajen menggeleng pelan.

"Kak David itu playboy, Jen. Dia baru putus sama kak Diska kemarin," jelasnya. Astaga, bukannya terkejut Kajen malah menyembunyikan wajahnya dilipatan tangannya. Sumpah, ia malas mendengarnya. Moodnya semakin hancur mendengar kenyataan tersebut.

"Jen, lo nggak apa-apa? Kalo gitu lo putusin-"

"Lo diem deh, Ril. Kepala gue sakit sumpah," potong Kajen tidak mengubah posisinya sama sekali.

Melihat temannya yang sedang di landa mood rusak, Seril memilih diam dan membiarkan Kajen tenang terlebih dahulu. Ia membuang nafasnya panjang lalu memainkan ponselnya agar mulutnya tidak kembali bekerja.

Tidak mendengar suara lagi membuat Kajen sedikit tenang dan akhirnya memejamkan matanya untuk meredakan rasa kesal atau bahkan amarah dihatinya. Ia memilih untuk mengubur perasaannya pada Albar. Lelaki itu hanya jadi angan-angannya saja.

...

Saat istirahat, Kajen sudah di hampiri seseorang. Siapa lagi orangnya kalau bukan David. Ia tersenyum manis lalu merangkul Kajen begitu saja. Sontak Kajen membulatkan matanya.

"Ayo kekantin," ajak David. Serius, baru kali ini Kajen di rangkul seorang lelaki. Pasalnya, kakaknya saja tidak pernah menyentuhnya sama sekali.

"Le-lepas," ucap Kajen sembari mencoba untuk melepaskan tangan David yang merangkulnya.

"Nggak apa-apa sih, nggak usah malu. Ayo!" Bukannya melepaskan, David malah memaksa Kajen untuk berjalan. Sialnya Kajen hanya bisa terdiam.

Semua orang kini menatap keduanya, menjadi sorotan membuat Kajen sedikit risih, apalagi mata-mata kakak kelas perempuannya yang begitu menatapnya sinis.

Ok, be calm Kazenna. Anggap angin lalu! Batinnya memperkuat lalu berhenti tepat di tempat lelaki yang cukup banyak dan juga terkenal nakal. Dan apa? David mengajaknya kesini? Untuk apa?

"Lo kenal sama mereka?" Tanya Kajen berbisik. David tersenyum tipis lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Kajen.

"Mereka temen-temen gue, tenang aja, Sayang. Mereka nggak akan berani macem-macem. Lo punya gue," ujarnya memperingati. Bukannya tenang, Kajen semakin panik apalagi kakak kelas yang tengah duduk ini rata-rata anak nakal tingkat kasus mabok, ngerokok sampai ada yang tawuran.

"Tapi-"

"Mau pesen apa?" Tanya David sembari memaksa Kajen untuk duduk. Pasrah, Kajen akhirnya duduk dengan raut datar.

"Wahh cewek lo, Vid?" Tanya Dewa yang adalah anak paling nakal bisa dibilang ketua Geng tawuran antar sekolah.

"Iyalah, cantik kan?" Tanya David.

"Masih cantikan Dela lah, yakali," timpal lelaki di samping Dewa. David hanya tertawa kecil sembari memalingkan wajahnya.

Dela? Kajen sedikit terkejut. Apakah yang di maksud Dela itu yang sedang dekat dengan Albar?

24/7 (SELESAI)Where stories live. Discover now