°° 28 °°

336K 21.7K 2K
                                    

"Ibu cukup kecewa dengan kesalahan yang kamu perbuat," tutur bu Shinta untuk Albar di depan Dela. Albar dan Dela di suruh menemui bu Shinta, dan keduanya kini sudah berada di ruang guru untuk mendengarkan bu Shinta.

"Selama kamu di skors, ibu harap kamu tetap belajar Albar. Usahain untuk belajar bersama Dela, kamu tahu kan kamu akan mewakili sekolah kita?" Albar mengangguk.

"Iya bu," jawabnya.

"Ibu mau kamu berubah, ibu lebih menyukai kamu yang dulu," ucap Bu Shinta. Dan setelah bercakap lainnya keduanya akhirnya keluar ruang guru. Albar sedari tadi hanya terdiam dan bahkan terlihat cuek ketika bu Shinta menuturkan kekecewaannya pada Albar.

"Bar, maafin gue ya. Lo kena semua ini berawal dari gue."

Albar tersenyum tipis, lalu menoleh pada Dela.

"Nggak ada sangkut pautnya sama lo," balasnya. Dela menghela nafasnya sedikit merasa bersalah.

"Terus kalo lo di skors, kita belajar bersama di mana, Bar?" Tanya Dela bingung.

"Lo yang atur aja, gue tinggal ikut."

"Oke deh, Bar."

Mata Albar menangkap seorang gadis yang sepertinya sudah menunggunya sedari tadi, senyum tulus Albar keluar lalu melangkahkan kakinya menuju Kajen. Melihat Albar yang pergi begitu saja tanpa bicara sepatah kata pun membuat Dela menatap kepergian dengan kecewa.

Apalagi kini Albar menghampiri Kajen, adik kelasnya.

"Nunggu lama ya?" Tanya Albar menyapa gadis itu. Kajen tersenyum tipis lalu menggeleng.

"Enggak kok, hari ini mau ngapain?" Tanya Kajen sembari mengapit lengan Albar. Albar melangkahkan kakinya mengikuti gadis itu.

"Lanjutin yang belum selesai," jawab Albar santai.

"A-apa yang belom selesai?" Tanyanya. Bukannya menjawab Albar malah terus melangkahkan kakinya sampai di parkiran, lalu kajen melepaskan tangan Albar.

"Apa sih yang belum selesai?" Tanyanya lagi masih terlihat penasaran.

"Kak Albar ih-"

"Gue praktekin sekarang ya?" Ucap Albar membuat Kajen menyerngitkan dahinya.

"Jangan sekarang deh," ucap Albar lagi lalu membuka pintu mobil dan mendorong Kajen pelan untuk masuk.

Lalu keduanya pergi meninggalkan sekolah.

"Kak dih..lo mah suka bikin penasaran," tutur Kajen bete.

"Lo keknya ngebet bat sih ya," balas Albar.

"Ya abisnya nggak jelas," jawab Kajen lalu melipat kedua tangannya.

Tak lama albar menepikan mobilnya di tempat pertama kali Albar menuruninya di jalan, Kajen menjadi flashback.

"Kok berhenti?" Tanya kajen bingung.

"Sini-sini, lo mau tahu kan apa yang belum selesai," ajak Albar tiba-tiba membuka seatbeltnya lalu menoleh pada Kajen.

"Apa?" Karna Kajen polos, Albar langsung membuka seatbelt gadis itu dan langsung memeluknya sangat erat, sangat erat dan sanggup membuat kajen menahan nafasnya. Ia terkejut? tentu! Mendapat perilaku tersebut membuatnya terkejut luar biasa.

"Kak alba lepasss..." pinta Kajen namun Albar tak kunjung melepaskan pelukannya.

"Nggak usah gitu, tadi di sekolah depan ruang guru lo main meluk aja, masa gue nggak boleh."

"Ih itu tuh tadi beda, gue lagi dalam keadaan khawatir, jadinya ya-"

"Yaudah, gue juga lagi dalam keadaan pengin, jadi ya biarin," sela Albar membuat Kajen mengerucutkan bibirnya.

24/7 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang