○ 33 ○

369K 20.6K 1.5K
                                    

-Disekolah-

"Sumpah ya, gue seneng banget lo nggak bakal berhenti sekolah. Mungkin Tuhan masih kasihan sama lo, makanya debaynya di ambil. Turut sedih sih, tapi seneng juga karna lo jadi tetep bakal sekolah," terang Seril panjang lalu memeluk Kajen erat-erat. Kajen tersenyum tipis lalu mengangguk.

"Iya, walaupun gue sedih juga. Tapi gue selalu inget kata-kata kak Albar. Semuanya udah takdir, jadi gue harus sabar," jelas Kajen membuat Seril tersenyum.

"Suami idaman banget. Lagipula kan lo bisa bikin lagi sama cowok yang lo suka lagi, bukan karna-" Seril menggantungkan ucapannya.

"Dah dah ganti topik. Make me forget about that, ok!" Ucap Kajen menyela lalu Seril menyengir.

"Iya, lo kudu lupain bajingan itu. Sekarang waktunya lihat masa depan," tambah Seril menyetujui.

"Nah! Sekarang kita mau apa nih?" Tanya Kajen. Seperti orang mikir Seril mengetuk pelipisnya dengan jari telunjuknya.

"Kelamaan mikir! Mending sekarang kita ke kantin." Mendengar itu Seril melotot.

"Pelajaran bu Diah, Jen. Jangan mulai deh-"

"Ayoooooo!" Potong Kajen sembari menarik tangan Seril. Percayalah,Seril senang liat Kajen yang sekarang kembali seperti dulu. Yah keduanya bolos pelajaran, seperti biasa yang Kajen lakukan. Dia tidak menyukai pelajaran TIK. Pikirnya dia saja sudah jago dalam hal komputer, jadi untuk apa belajar lagi?

Seminggu berlalu begitu cepat. Kajen yang cukup lama tidak bersekolah begitu pun Albar yang kena skors akhirnya kembali ke sekolah. Besok Albar berangkat untuk menghadapi lomba  di daerah Jakarta Utara. Kini Albar dan Dela tengah di sibukkan untuk menyiapkan segala materinya yang sudah di pelajari keduanya selama seminggu. Dalam seminggu itu juga banyak cobaan, seperti Albar yang masih khawatir dengan keadaan Kajen, dan lain sebagainya.

Kajen juga selama seminggu sudah izin kepada wali kelasnya  dikarenakan kecelakaan.

Dan kini waktu istirahat. Dela dan Albar sudah di perbolehkan istirahat sejenak, lalu keduanya keluar ruang guru setelah keduanya menemui Bu Shinta selaku wali kelasnya.

"Lo tahu Kazena kecelakaan, Bar?" Tanya Dela saat di luar ruang guru. Albar menoleh.

"Yalah, gue kan pacarnya," jawab Albar membuat Dela sedikit terkejut dengan nada bicara Albar yang bisa di bilang menyebalkan.

"Oh iya...pastinya yah. Kasian ya, kepalanya masih di perban kan?" Tanya Dela lagi.

"Iya, tapi udah nggak kayak seminggu kemaren," balas Albar.

"Lo udah mulai masuk berarti geng Kak Dewa juga ya?" Seketika Albar menghentikan langkahnya lalu menatap Dela.

"Lo nggak di apa-apain kan?" Tanya albar membuat Dela mengubah rautnya menjadi sedih.

"Gue takut Bar, waktu itu aja pulang sekolah kak Dewa nyamperin gue. Untungnya ada David," jelas Dela membuat Albar kembali naik pitam. Entah mengapa ia benci sekali pada geng Dewa atau bahkan David lelaki yang mencintai Dela namun malah mempertaruhkannya kepada teman-temannya. Bodoh!

"Lo tenang aja, kalo ada apa-apa, bilang sama gue." Dela tersentak dengan ucapan Albar. Kenapa Albar mengatakan itu? Sungguh menakjubkan.

"I-iya Bar. Makasih ya," jawab Dela gelagapan.

"Gue duluan, gue harap lo jangan sampai mau di ajak geng mereka. Sampai mereka maksa, gue pastiin semuanya babak belur," ucap Albar lalu dela mengangguk kaku masih terkagum dengan ucapan Albar. Lalu albar melangkahkan kakinya meninggalkan dela sendirian. Sedangkan dela masih syok. Jujur, dia tidak percaya bahwa Albar akan mengatakan itu.

24/7 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang