[Materi] Riset dalam Novel Spiritual

428 43 7
                                    

KELAS UMUM JURUSAN SPIRITUAL

Materi: Riset dalam Novel Spiritual
Hari/Tanggal: Minggu, 12 Mei 2019
Pukul: 10.00-11.00 WIB
Novel: Dear, Imamku, Diaku Imamku, Sayap Surgaku, Dll.
Tutor: Mellyana Dhian I
Moderator: Hilda
Notulen: Annisa

Bismillah.

🍥Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Hallo semua. Panggil aku Mellyana. Nama wpku Mellyana21. Aku dari Semarang.

🍥Kita bicara tentang riset ya. Udah pada ngertikan riset itu apa dan bagaimana?

🍥A : Riset yang kutau kudu nyari data tentang masalah yang mau kita teliti.

🍥Yups, secara garis besar seperti ini

Sebelumnya aku luruskan ya. Kita tentang risetnya. Bukan hukum Islamnya. Kalau pertanyaan sejenis ini sama dengan pertanyaan begini 'Apa hukum wudhu sebelum salat'. Khusus masalah agama saya takut menjawabnya hehe... Karena ilmu saya masih dangkal. Takutnya salah jawab. Kalau riset religi ok lah hehe

🍀Sesi Tanya Jawab Pertama

🌸Q1: Gini kak, kalo dalam riset kita menemukan perpedaan pendapat ulama dalam satu hal. Misal nih, jumlah rakaat solat tarawih. Ketika kita pengen di cerita kita 11 rakaat, perlu ga sih menjelaskan (di narasi maupun di foot note) klo ada yg berpendapat 23?

🌸A1: Iya, karena kita mengenai agama yang bisa disalahkan kalau tidak ada dasar hukumnya. Maka foot note atau penjelasan dalam narasi penting. Bisa dipilih salah satu saja antara ditaruh foot note atau narasi.

Perlu pencantuman sumber juga ya berarti? Misal, albukhori sekian-sekian

Boleh. Diberikan foot note. Kata dosen saya semakin banyak foot note semakin baik, tapi kita harus seimbang juga ya. Jangan bikin pembaca bosan.

🌸Q2: Jadi aku mau tanya, kalau dalam genre spiritual itu, apa aja unsur yg harus diriset kak? Sebelumnya aku awam bgt sama genre ini. Apa genre spiritual hanya memfokuskan pada unsur agama aja? Atau menekankan pada perubahan jiwa/rohani ke sisi yang lebih baik?

🌸A2 : Apakah religi hanya fokus unsur agama atau menekankan perubuhan jiwa?

Kita hidup tidak lepas dari agama dari bangun hingga tidur. Sehingga keduanya tidak bisa terlepas. Baik unsur agama dan perkembangan jiwa. Sehingga menurut aku saat kita fokus pada salah satunya, secara tidak langsung sudah mengaitakan satunya lagi. Intinya keduanya saling berkaitan. Kita yang nulis bisa terasa bahkan bisa juga tidak terasa.

Kalau apa aja yang harus diriset?

Yang pertama, masalah apa yang ingin dinaikan. Cari masalah itu. Misalkan kesusahan orang behijrah itu apa? Tidak istiqomah kah?
Jika iya, bisa kita cari tahu tentang istiqomah itu apa, caranya gimana, kendalanya apa, dll.

🌸Q3: Kak gimana batasan pasangan dalam cerita cinta-cintaan?

🌸A3 : Afwan. Saya tidak bisa menjawab. Karena yang ditanyakan prihal hukum agama. Bukan risetnya.

Mungkin riset beginian bisa ditanyakan sama ustad. Atau amati cerita religi penulis senior. Ex : Habiburrahman, Asma Nadia, dll.

Kalau bisa ustadzah ya. Yang mahramnya. Suami, bapak, kakak. kalau emang guru lelaki tetap jaga diri.

🍀SESI TANYA JAWAB 2

🌼Q1: Terkait riset religi, sejauh atau sedalam apa kita sebaiknya melakukan riset itu, Kak?

🌼A1: Sejauh-jauhnya, sedalam-dalamnya. Karena cerita religi itu keagamaan, jangan sampai kita baru setengah-setengah. Tanyakan kepada siapapun, khususnya kalau saya kepada bapak atau suami saya yang lebih paham agama ketimbang saya, bisa juga teman teman tanya kepada guru agama. Khusus agama jangan main comot di internet, karena risikonya lebih besar. Pinter juga cari orang, lihat kira-kira dia memang paham agama apa sama sama modal internet.

🌼Q2: Nah, itu terkait dr internet (dan kurasa bukan cuma riset religi aja sbnrnya). Kan ada sumber yg terpercaya dan enggak, ada yang sumber itu benar atau salah. Pas kita riset tambahan di internet itu, baiknya gimana ya kak biar enggak salah comot?

🌼A2: Sangat bahaya di internet itu.

Alangkah baiknya ikut kajian nyata, ikut pelajaran agama dengan baik, belajar agama diperdalam. Kata guruku. Di internet itu gurunya kurang jelas. Padahal dalam kitab ta'lim muta'alim menganai tata cara belajar agama yaitu memiliki guru. Intinya jangan sampai menyesatkan, jangan share yang kita sendiri gak paham betul. Sebab pertanggung jawabnnya diakhirat berat shay.

🌼Q3: Sejauh yanh kakak lihat, adakah cerita spiritual wattpad ttg hijrah/proses hijrah yg bisa jadi percontohan bagi kita, kak?

🌼A3: Ada.

Diaku Imamku karya aku sendiri. Bukan promosi tapi emang bener. Kata temanku dan pembaca, aku juga merasakan sendiri.

🌼Q4: Kalau misalnya mau riset itu kita ngambil materinya dari mana aja kak? Kadang kalau dari Google banyak yang membingungkan untuk orang awam takut sesat. Kadang kalau nanya juga malu, apa lebih baik nyari di buku? Kalau iya, bisa kasih contoh kah kak?

🌼A4: Yap. Buku bisa jadi solusi buat yang keterbatasan guru. Kalau bisa bukunya yang terpercaya juga ya. Yang jelas penerbitnya. Bisanya buku di gramedia, bisa dipercaya. Kalau ada yang membinggungkan di dalam buku, tanyakan kepada teman, saudara, guru yang paham agama.

Memang susah susah gampang menulis religi.

🌼Q5: Gimna agar cerita religi enggak ngebosenin soalnya cerita religi gampang banget ngebosenin bagi pembaca

🌼A5: Pinter pinternya kita aja ngasih alur cerita yang gak ngebosenin. Sama kata-katanya jangan terlihat mengurui.

Bagi pembaca religi pemula, bisa juga males karena terlalu banyak mencantumkan hadis sama Quran. Kalau aku sendiri biasanya tersirat. Misal, ada hadis innamal a'malu binniati. Gak perlu juga dikasih hadisnya. Bisa dengan prilaku tokoh.

Contoh :

Hampir aja aku lupa niat, padahal niat itu penting. Rusak niat, bisa rusak semuanya. Itu udah cukup mengambarkan isi hadis. Inget juga ya hadisnya shahih apa enggak.

🌼Tambahahan pendapat : Kalo boleh ikut berpendapat. Supaya nggak ngebosenin. Usahakan ceritanya tidak menggurui pembaca. Daripada "tell" enakan "show". Daripada menceritakan pandangan islam kita dari POV penulis. Bikin lebih smooth. Lebih baik beri penjabaran itu dari sudut pandang tokoh.
Misalnya gini;
Menurut Alif.. tak ada yang namanya pertemanan antara laki-laki dan perempuan dalam Islam. Baginya.. tak ada tawar-menawar kalau sudah menyangkut akidah.. bla bla bla.

🌼Q6: Setelah melakukan Riset dalam suatu hal, bolehkah kita menyampaikan dalam narasi tentang tafsir al-qur'an dari guru yang sanadnya jelas, tetapi tidak menyinggung sumber lain?

🌼A6: Bisa. Kok. Pandai pandai kita menyampaikan saja.

Kalau masih ada yang tersinggung karena tidak sependapat jelasin aja memang ada pendapat yang berbeda. Boleh yakin sama pendapat yang dia percayai.

Pusing gak?

Gini nih contohnya:

Menurut Imam syafii. Bismillah termasuk bacaan Al-Fatihah, maka, kalau salat bismillah dikeraskan. Beda lagi sama imam Hambali. Bismillah bukan termasuk, maka bismillah dipelankan. Kalau ada yang protes jelaskan kalau memang berbeda, dia menganut yang mana itu pilihan dia.

🌼Q7: Berarti kita gpp show yg kita yakini dalam narasi, tapi kayak dikasih note jg tentang yg perbedaannya gitu ?

🌼A7: Kalau ga mau kasih note bisa dinarasi. Kalau belum tahu ilmunya, maksudnya kadang apa yang kita pelajari ternyata beda sama orang, langsung aja tanya sama Ustad. Bahkan menulis fiksi saja sudah berbeda pendapat. Ada yang bilang gak boleh karena isinya kebohongan. Waallahua'lam.

Alhamdulillahirobbil alamin.
Semoga bermanfaat ^^

Jurusan Religi Islami The WWGWhere stories live. Discover now