10. MEMORI KELAM

14.5K 1.4K 44
                                    

10. MEMORI KELAM

“INI SEMUA GARA-GARA LO BRYAN JADI MASUK RUMAH SAKIT!!!”

Sesampainya di Mansion, Gretha langsung mengeluarkan semua kemarahannya pada Prasasti yang sudah Gretha pendam sejak tadi di sekolah.

“LO EMANG CEWEK PEMBAWA SIAL!! HIDUP LO CUMA BIKIN GUE SIAL!!”

Gretha tidak peduli dengan suaranya yang menggema di setiap sudut Mansion. Gretha hanya ingin melampiaskan emosinya pada gadis di hadapannya.

“Itu juga salah Bryan,” ucap Prasasti berdasarkan fakta yang ada. Bryan yang sudah mencari masalah duluan.

“Oh jadi lo udah berani lawan omongan gue?! Mentang-mentang ada kak Aarav yang belain lo. Terus lo jadi berani sekarang?!”

“Dari dulu gue gak pernah takut sama lo, Tha.” Prasasti tidak pernah melawan Gretha bukan karena takut. Melainkan Prasasti ingat apa saja yang sudah di lakukan kakaknya Gretha yaitu Zayn kepada Prasasti dan keluarganya.

Gretha yang semakin geram karena Prasasti selalu menjawab ucapannya. Gretha meraih minuman kaleng yang ada di atas meja makan. Tidak memerdulikan itu minuman milik siapa. Gretha langsung menyiramkan isi dari minuman kaleng itu ke wajah Prasasti. Minuman soda berwarna kecoklatan itu berhasil membuat tubuh Prasasti terasa lengket. Selain itu baju seragam yang dikenakan Prasasti juga terkena noda dari minuman itu.

Tidak sampai di situ saja, Gretha menarik rambut panjang Prasasti dengan kuat. Prasasti meringis kesakitan, seakan-akan Gretha mau mencabut semua helai rambut Prasasti.

“LO TAHU?! GUE BENCI BANGET SAMA LO!!! HARUSNYA LO ITU UDAH MATI!!! KALAU BUKAN KARENA KAK ZAYN LO PASTI UDAH MATI!!” ucap Gretha.

Prasasti masih mengingat dengan baik kejadian kelam yang hampir merenggut nyawanya. Prasasti juga tidak akan pernah lupa siapa yang sudah menyelamatkan dirinya.

“Gretha lepas!” pinta Prasasti karena kepalanya mulai pusing akibat tarikan Gretha pada ujung rambutnya.

“Gue suka lihat lo jadi menderita kaya gini! Karena lo emang pantas!” ucap Gretha menatap Prasasti dengan penuh kebencian.

“Apa salah gue?” tanya Prasasti.

“Lo masih tanya apa salah lo?! Lo itu gudangnya masalah! Sumber kesialan gue dan keluarga gue!” balas Gretha.

Gretha berhenti menarik rambut Prasasti. “Kalau sampai lo berani ngadu ke kak Zayn. Gue jamin lo sama kakak lo yang gak waras itu lebih sengsara dari ini!”

****

“Tumben kalian pulangnya bareng?” tanya Sastra sedikit keheranan ketika mendapati Aksa dan Aarav berjalan memasuki rumah bersamaan.

Sastra tersenyum kala melihat Aarav yang ternyata saat ini tingginya sudah menyamai Aksa-suaminya. Bagi Sastra waktu terasa sangat cepat, putra semata wayangnya yang dulu masih bisa Sastra timang-timang kini sudah beranjak dewasa.

Saat berhadapan dengan Sastra, Aksa lantas mengecup singkat kening istrinya itu. Ini sudah menjadi kebiasaan dari awal mereka menikah. Aksa tidak akan pernah bosan memuji istrinya yang selalu tampak cantik. Aksa, Sastra, dan Aarav duduk bersama di ruang keluarga.

“Kenapa kalian pulangnya bisa barengan gini?” tanya Sastra lagi.

“Tadi sempat silahturami sama bu Rahayu di sekolah,” jawab Aksa.

Sastra langsung paham dengan perkataan Aksa dan beralih menoleh pada Aarav. “Berantem lagi?”

“Tapi, masih hidup kok Bun orangnya,” ujar Aarav seperti tidak merasa bersalah sama sekali.

Aarav's (TAMAT)Where stories live. Discover now