48. LIMERENCE

10.4K 1K 284
                                    

1. Part berikutnya ending, jadi spam sesuai tokoh favorite kalian di sini ya, biar aku update hari ini juga part endingnya

2. Tim happy ending atau sad ending?

48. LIMERENCE

Dengan berat hati Prasasti harus pulang ke Mansion Zayn. Sebenarnya Aarav tadi mengantar Prasasti pulang ke rumah Salwa. Tetapi, ternyata rumah itu telah di jual oleh Salwa dan Salwa sekarang pergi entah kemana. Aarav juga menawari Prasasti agar menginap di rumahnya saja. Tetapi, Prasasti menolaknya. Ia tidak ingin merepotkan Aarav dan keluarganya lagi. Mau tak mau pilihan Prasasti adalah rumah Zayn atau bisa dibilang itu menjadi rumahnya sekarang.

Prasasti membuka pintu utama Mansion Zayn. Ia melihat keadaan dalam Mansion itu remang-remang. Hanya beberapa lampu saja yang menyala tidak seperti biasanya. Prasasti melangkahkan kakinya masuk ke dalam Mansion.

Ketika Prasasti berjalan untuk menuju ke kamarnya. Ia melihat ada cahaya di taman belakang rumah yang dekat dengan kolam renang. Ia melihat dari jauh ada banyak cahaya lilin yang menyala di pinggiran kolam renang itu.

Karena penasaran, Prasasti berjalan menuju ke kolam renang itu. Siapa yang menyalakan lilin sebanyak itu di dekat kolam renang.

“Lo udah pulang?” terlihat Zayn sedang menyalakan lilin yang ada di pinggiran kolam renang satu persatu dengan batang korek api.

Zayn menoleh pada Prasasti. Zayn meniup api pada batang korek api yang menyala di pegangan tangannya. Lalu ia berdiri dan berjalan menghampiri Prasasti yang masih diam di pijakannya.

Prasasti mengedarkan pandangannya. Ia melihat ada sebuah meja makan dengan dua kursi. Di atas meja itu terdapat vas bunga mawar merah dan buket minuman. Di tengah-tengah meja terdapat lilin yang menyala. Prasasti beralih menatap Zayn yang ada di hadapannya.

“Apa ini, Zayn?” tanya Prasasti. Tidak mengerti lagi dengan apa yang akan dilakukan Zayn.

Dinner.” Zayn menjawabnya santai. “Udah lama kita nggak dinner kan? I miss that, Babe.”

“Setelah kejadian tadi, lo masih bisa bersikap kaya gini sama gue?” Prasasti tak tau harus memanggil Zayn siapa sekarang. Zayn kakaknya tetapi rasanya sangat tidak bisa dipercaya dan di terima.

Zayn melangkahkan kakinya semakin dekat dengan Prasasti. Membuat Prasasti refleks mundur. “Cuma saudara tiri kan? Ada banyak orang di luar sana yang juga terlibat incest. All I know, I love you, Sas.”

Zayn merentangkan tangannya lalu berusaha memeluk Prasasti. Namun, secepat mungkin Prasasti mendorong Zayn agar menjauh darinya. Spontan Zayn mundur hanya beberapa langkah dari Prasasti karena dorongan Prasasti tidak terlalu berpengaruh pada Zayn yang lebih kuat darinya.

“Gue nggak habis pikir ya sama lo! Seharusnya, gue tadi nggak balik lagi ke Mansion,” ujar Prasasti merasa mengambil keputusan kembali lagi ke Mansion Zayn adalah kesalahan. Ia pikir Zayn akan berubah ternyata tetap sama.

“Gue mau kita kaya dulu lagi, Sas. I want you to love me again. Gue janji pasti bahagian lo,” ujar Zayn, mendekat lalu menangkup kedua pipi Prasasti dengan tangannya. Membuat Prasasti mendongak menatap Zayn.

Prasasti menjauhkan kedua tangan Zayn dari pipinya. “Kita nggak bisa kaya gini, Zayn! Kita saudara, kenapa lo nggak bisa ngerti juga?” heran Prasasti.

“Gue nggak peduli! Mau lo saudara tiri gue atau saudara kandung. Gue tetep cinta sama lo, Sas. Gue mau lo jadi milik gue!”

“Lo bener-bener udah nggak waras, Zayn!” seloroh Prasasti.

Aarav's (TAMAT)Where stories live. Discover now