35. PERTUNANGAN

10K 992 94
                                    

35. PERTUNANGAN

“Gue sebenernya nggak mau lakuin ini. Tapi setelah kejadian tadi, harusnya gue nggak pikir panjang lagi,” ujar Zayn setelah membawa Prasasti untuk masuk ke dalam kamar.

“Zayn, gue bakal lakuin apa aja yang lo mau. Asal lo lepasin Aarav. Gue nggak mau dia kenapa-kenapa,” balas Prasasti masih memikirkan Aarav yang saat ini Prasasti tidak tahu bagaimana kondisi Aarav.

You're late! Udah berapa kali gue peringatin lo?! Jangan deket-deket sama Aarav! Apa lo pernah dengar ucapan gue?!”

Prasasti ingat, Zayn dulu selalu memperingati Prasasti agar tidak terlalu dekat dengan Aarav. Tapi, Prasasti mengabaikan peringatan Zayn. Hingga Prasasti tidak menyangka dampaknya akan jadi seperti ini.

Prasasti mengeluarkan ponselnya, untuk menghubungi Aarav dan menanyakan keadaannya. Zayn yang melihat hal tersebut langsung merampas ponsel Prasasti dari tangan gadis itu.

“Zayn balikin HP gue!” pinta Prasasti, berusaha merebut kembali ponselnya dari tangan Zayn.

SHUT UP!” hardik Zayn.

“Gue mau tahu kondisi Aarav sekarang! Sekali aja, gue mohon sama lo Zayn! Please, sekali aja!” pinta Prasasti, menyatukan kedua tangannya memohon pada Zayn sambil terisak oleg tangisannya.

“HP lo mulai sekarang gue sita!” ujar Zayn.

“Zayn please! Jangan sita HP gue! Gue mau tahu kondisi Aarav!”

“Sekali nggak ya nggak!” tegas Zayn tidak terbantahkan.

“LO NGGAK BISA TERUS ATUR-ATUR HIDUP GUE, ZAYN!!” teriak Prasasti tepat di depan wajah Zayn.

Of course, I can!” Zayn melangkah maju, semakin menepis jarak antara dirinya dan Prasasti. “Lo lupa atau perlu gue ingetin lagi?”

“Pertama, bokap lo punya hutang ke gue. Kedua, lo udah terikat janji sama gue. Ketiga, lo bisa hidup sampai sekarang itu karena gue, Prasasti,” ujar Zayn mengingatkan Prasasti segala bantuan yang pernah Zayn berikan.

“Kurang baik apa gue sama lo, Sas? Kalau orang lain ada di posisi gue. Mungkin lo udah dibiarin hidup kelaparan di luar sana,” lanjut Zayn.

“Kalau gue bisa memilih. Lebih baik gue milih buat mati, Zayn! Lo emang udah banyak bantu gue. Tapi, disisi lain lo ambil semua kebebasan gue!” balas Prasasti.

“Lo sadar apa yang udah lo omongin barusan?” tanya Zayn. Tidak suka Prasasti bicara mengenai kematian.

“Gue sadar!”

“Lihat sikap lo sekarang gue udah ambil keputusan. Pertunangan kita bakal dilakuin besok pagi! Nggak ada penolakan!” ucap Zayn membuat Prasasti terkejut.

“Gue juga udah ambil keputusan! Gue nggak mau tunangan sama lo!” tukas Prasasti.

“Lo nggak ngerti kalimat terakhir gue? Nggak ada penolakan! Do what I want. Whatever it is! Do not argue!” Zayn mempertegas ucapannya.

“Gue nggak mau!” tolak Prasasti. Tidak kalah keras kepalanya.

I don't fucking care! Gue mau besok kita tunangan!”

Lo gila, Zayn!”

Zayn tertawa, sebuah tawa yang seolah menunjukkan kuasanya. “Dan orang yang lo sebut gila ini, besok secara resmi bakal jadi tunangan lo!”

Zayn mendekati Prasasti, reflek Prasasti mundur namun satu tangan Zayn menahan pinggang Prasasti membuat gadis itu tidak bisa kemana-mana. Tangan Zayn lainnya terangkat, mengusap bibir Prasasti dengan jarinya. Zayn mencoba menghapus bekas ciuman bibir Aarav dari bibir Prasasti, meskipun bekasnya tidak terlihat.

Aarav's (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang