42. PENYESALAN

9.9K 979 50
                                    

42. PENYESALAN

“Lo yang udah jemput Prasasti?” tanya Aarav pada Zayn melalui sambungan telepon. Berpikir jika Zayn sudah membawa Prasasti pulang.

Lo udah gila?! Gue bahkan masih di kantor!” balas Zayn terdengar kesal dengan tuduhan Aarav.

Jika bukan Zayn yang menjemput Prasasti lalu kemana Prasasti sekarang. Bahkan tas sekolah Prasasti masih ada di dalam mobil Aarav. Aarav juga sudah beberapa kali mencoba menghubungi ponsel Prasasti tapi tidak pernah di angkat. Setelah Aarav kembali ke mobil tadi, Aarav dikejutkan dengan tidak adanya Prasasti di dalam mobil. Awalnya Aarav pikir mungkin Prasasti sedang pergi ke toilet. Tapi, yang membuat Aarav khawatir ketika Prasasti dihubungi sama sekali tidak ada jawaban.

Jangan bilang ke gue kalau Prasasti hilang?!” tebak Zayn dengan telepon yang masih terhubung pada Aarav.

“Gue nggak tahu Prasasti sekarang dimana. Gue udah coba hubungi HP-nya tapi nggak ada jawaban,” balas Aarav.

Shit! Lo jadi pacar tapi nggak becus jagain Prasasti” ucapan Zayn terhenti ketika dirinya mengingat sesuatu.

Bangsat! Jangan-jangan orang itu yang udah culik Prasasti,” ucap Zayn membuat Aarav tergemap mendengarnya.

“Orang siapa?” tanya Aarav tidak sabar.

Beberapa hari ini ajudan-ajudan gue lagi awasin satu orang yang punya masalah bisnis sama gue. Dia juga sempat teror gue, tapi gue nggak nyangka kalau dia juga bakal incar Prasasti,” jelas Zayn.

“HP Prasasti masih aktif. Gue bakal coba buat lacak lokasinya,” ujar Aarav.

Lo ada dimana? Kemungkinan orang itu culik Prasasti di sekitar SMA Kalingga. Dia pasti tahu informasi tentang sekolah Prasasti,” ujar Zayn.

“Gue ada di depan Markas Ascargo,” jawab Aarav.

Gue sama polisi otw kesana!”

****

“Gue yang nyetir mobil dan lo yang pantau lokasi Prasasti sekarang!” ujar Aarav pada Zayn yang baru tiba di sekitar Markas Ascargo bersama dua mobil polisi.

Zayn melemparkan kunci mobilnya pada Aarav. Membiarkan Aarav menyetir mobilnya. Keduanya masuk ke dalam mobil. Aarav di kursi kemudi sedangkan Zayn di kursi sebelahnya. Aarav menyerahkan ponselnya yang tadi ia gunakan untuk melacak lokasi ponsel Prasasti. Aarav segera menyalakan mesin mobilnya dan mengemudikannya meninggalkan kawasan SMA Kalingga.

“Kita nggak punya banyak waktu. Orang itu bisa aja nekat!” ujar Zayn sembari mengamati lokasi ponsel Prasasti sekarang dari ponsel Aarav di tangannya.

“Lokasinya menuju kemana?” tanya Aarav, sangat mengkhawatirkan Prasasti sekarang.

“HP Prasasti berhenti di lokasi bekas pabrik gula. Sekitar 10 Kilometer dari sini,” jawab Zayn seraya melepaskan jas dan melonggarkan ikatan dasi di lehernya yang terasa mencekik.

Aarav langsung menambah kecepatan mobilnya sampai di atas kecepatan rata-rata. Menyalip berbagai kendaraan di depannya. Di belakang mobil mereka di ikuti oleh dua mobil polisi yang sudah di perintahkan oleh Zayn.

Increase speed again! Kalau nyetir lo lambat gini bisa-bisa kita nggak bakal sampai tepat waktu!” cecar Zayn.

“Gue udah di kecepatan maksimal! Emang dasar mobil lo lambat! Harusnya tadi pake mobil gue!” balas Aarav tanpa menoleh pada Zayn karena fokus pada jalanan di depannya. Lengah sedikit bisa berakibat fatal.

“Lo emang nggak ada bakat nyetir! Harusnya gue udah sadar dari kejadian kecelakaan lo kemarin!” ujar Zayn meremehkan.

“Kalau lo nggak bisa diem, gue bakal tendang lo keluar dari mobil!” peringat Aarav, telinganya terasa panas mendengar keluhan-keluhan Zayn.

Aarav's (TAMAT)Where stories live. Discover now