08 | Kopi Tanpa Gula

129 36 50
                                    

Mulai hari ini, derap langkah itu selalu membayangi, langkah saat kau menujuku kembali. Langkah yang selama ini hanya menjadi ilusi.

***

12.15

Ramainya kantin tak luput dari teriakan para siswa yang sekuat tenaga memaksimalkan pita suara supaya perutnya segera diberi asupan. Di sekolah manapun kantin sering kali menjadi tempat paling ramai.

Biasanya siswa pergi ke kantin karena kebakaran otak setelah bergulat dengan macam pelajaran. Layaknya sekolah lain, SMA Garta juga kedatangan anak-anak yang mencari sekadar camilan ataupun makan beserta minuman.

Meski sudah 5 hari ini tak ada KBM hanya kegiatan remedial bagi siswa dengan nilai di bawah rata-rata, tak membuat para siswa enggan mengunjungi kantin. Memang tabiat siswa adalah menyukai kantin.

Di meja nomor 3 dari samping kiri terlihat Gladys dan dua temannya—Sasha dan Jean.

Untuk Gladys sendiri sebenarnya belum minat memasuki gerbang sekolah, namun hari ini ia diundang menghadiri sebuah rapat untuk panitia fashion show yang akan mengisi kegiatan festival akhir tahun.

"Kopinya gak diminum, Dys?" Sasha sesekali mengamati Gladys yang akhir-akhir ini gemar melamun.

Gladys ogah-ogahan membuka mulut untuk menjawab pertanyaan Sasha. "Buat Bintang."

"Sejak kapan Bintang suka kopi?" Jean ikut menambahkan.

"Waktu itu dia pernah bilang suka kopi ini, jadi ya gua beliin," ujar pemilik gelar Duta Primadona tersebut.

Jean dan Sasha manggut-manggut mendengarnya. "Dys, kalo lo lagi banyak pikiran, cerita aja kali sama gua," tukas Sasha menerawang mata Gladys yang penuh kekosongan.

Gelengan kepala itu dapat Sasha tangkap. "Gua gak papa, Sha."

"Masalah sama Bintang?" Jean mengerutkan kening.

Derryl, sebenernya...



#8 - Kopi Tanpa Gula



Atras tampak bersenandung ceria mengisi penjuru lorong kelas 11A-2 dan jajarannya. Wah, ia masih kagum semalam kedatangan Marion Jola dalam mimpinya, di dalam sana dikisahkan Atras tengah memadu kasih dengan artis jebolan Indonesian Idol ini yang menyandang status 'pacarnya Atras'.

Memang kegilaan dia akan Marion Jola sepertinya sudah taraf tinggi. Apalagi saat celetukan Atras mulai kemana-mana, semalem gua ngimpiin mbak Marion padahal gua gak mikirin dia sebelum tidur. Jangan-jangan mbak Marion lagi kepikiran gua ya di sana?

Untung saja Elan tidak bisa membaca batin Atras yang sedang tumbuh pelangi. Kalau sampai Elan dapat mendengar hal itu mungkin Atras telah berakhir di dasar waduk.

"Gak usah pamer gigi lo bau jigong," sambar Vito mendapati teman seperjuangannya asik ketawa-ketiwi.

Elan yang duduk tak jauh dari keduanya menengokkan kepala pada Atras tatkala mendengar protesan Vito. "Gigi lo kering bego keliatan terus," timpal Elan mulai jengah melihat Atras terus menerus memamerkan giginya yang acakadul.

"Yee serah gua dong, emangnya gua pinjem gigi lo?" cibir Atras merasa dirinya hampir terpojokkan oleh serangan bibir pedas Vito dan cowok cantik—Elan.

"Eh anak monyet, Bintang kecil di langit yang biru amat banyak menghias neraka di mana dah?" Atras celingukan.

Elan berdecak mendengar cara bicara Atras yang makin hari makin sableng. "Lama-lama gua seret lo ke psikologi."

BintanWhere stories live. Discover now