Twenty One

10.1K 1K 61
                                    

"Heh." Wendy menepuk bahu Seulgi membuat yang ditepuk berlonjak kaget.

"Ngagetin sumpah!" Seulgi menonjok pelan bahu Wendy.

Wendy terkekeh, ikut berdiri di samping Seulgi yang sedang menatap langit malam dari balkon kamar. "Udah malam kenapa masih di luar?"

"Ya ... gapapa lagi pengen liat langit malam aja," jawab Seulgi.

"Alesan klasik lo, gak mempan sama gue bro. Pasti lagi ada yang lo pikirin kan?" Wendy menyelidik. "Soalnya orang kayak lo dibanding liat langit mending main game."

"Ck! Iya bener ada yang lagi gue pikirin. Puas!?"

"Puas dong!" seru Wendy namun, langsung menatap teduh Seulgi. "Apa yang lagi lo pikirin?"

"Gue kepikiran tadi pas keluar dari toko buku, gue liat mobil yang nabrak mobilnya Kak Hyun kemaren, tapi plat nomornya beda Wen. Asli gue jadi bingung soalnya mobilnya sama platnya beda."

"Mobilnya beneran sama kayak yang dijelasin Pak Siwon?'

"Sama Wen, persis banget sama yang dibilang pak Siwon itu."

"Coba, lo tanya Pak Siwon. Kali aja dia punya berita terbaru."

"Oh, iya ya bener juga daritadi gue gak kepikiran." Seulgi berjalan menuju meja riasnya untuk mengambil ponselnya.

Bertepatan dengan suara dering dari ponsel Seulgi yang menampilkan Siwon meneleponnya. Tanpa membuat Siwon menunggu lama, Seulgi segera mengangkat teleponnya.

"Halo, selamat malam Seulgi."

"Selamat malam Pak. Ada berita apa ya Pak?"

"Saya ingin memberitahu bahwa, pelaku yang menabrak mobil Nona Irene telah tertangkap dan sekarang berada di kantor kami."

"Baik, saya segera kesana Pak." Seulgi langsung memutuskan sambungan telepon, lantas meraih jaket dan kunci mobilnya.

"Mau kemana lo? Kok tiba-tiba bawa jaket sama kunci mobil?" tanya Wendy heran.

"Pelaku yang nabrak Kak Irene, udah ketangkep dan sekarang gue mau ke sana." Seulgi menjawab terburu-buru.

"Tunggu, gue ikut." Wendy segera menuju kamarnya.

"Yaudah gece."

"Mau kemana Kak? Udah jam sepuluh malam gini?" tanya Lisa melihat Seulgi yang rapi.

"Mau ke kantor polisi," jawab Seulgi.

"Ikut!"

"Nggak."

"Kak ayo lah."

"Nggak Lisa."

"Please Kak," ucap Lisa memohon.

"Ck! Yaudah deh cepetan!" Seulgi akhirnya mengizinkan, tidak tahan mendengar rengekan Lisa.

"Yash, thank you Kak." Lisa memeluk Seulgi sekilas dan langsung melesat bersiap.

"Kenapa sih kalian berisik banget malem-malem?" Irene bertanya dari depan kamarnya. "Lah kamu mau ke mana?"

Seulgi sedikit mendengus karena harus kembali harus menjawab pertanyaan yang ketiga kalinya ia dapatkan dan juga bimbang apakah ia harus memberi tahu Irene atau tidak. Namun, ia putuskan untuk memberitahu Irene. "Mau ke kantor polisi karena pelaku yang nabrak mobil Kakak udah ketangkep."

"Kakak ikut." Irene berkata dengan tegas langsung kembali masuk kamarnya untuk bersiap.

Seulgi yang sudah mau melarang Irene untuk ikut mengurungkan niatnya karena mendengar jawaban Irene yang tegas. "Apa gak sekeluarga aja ikut semua sekalian?"

Sisters Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang