Twenty Five

10.2K 1K 98
                                    

Empat Adik Irene itu terus berjalan sampai rumah dengan umpatan yang ingin mereka sampaikan untuk para Kakak mereka. Benar-benar tidak ada kabar sama sekali tentang keberadaan Kakak mereka.

"Akhirnya sampai juga," ucap Joy dengan nafas terengah-engah di depan rumah.

Rosé langsung mencoba membuka pagar. "Eh anjir, ini di gembok juga apa!?"

Lisa langsung menghampiri Rosé dan juga mencoba membuka pagar. "Gak bisa woi! Ini di gembok."

"Gak ada yang punya kunci?" tanya Rosé yang langsung mendapat jawaban gelengan kepala dari tiga saudarinya.

"Nasib apa yang menimpa kita hari ini?! Ya ampun," keluh Yeri sambil jongkok di depan pager

"Arghh ... ini pada ke mana coba?!" Keluh Joy kesal.

"Manjat aja kuy lah," ajak Lisa.

"Yakin kamu? Ini pager lumayan tinggi loh," ucap Joy sambil melihat pager rumahnya.

"Yakin lah daripada di depan rumah kayak gini. Nanti dikira gembel lagi," ungkap Lisa langsung melempar tas nya ke halaman rumah. Begitu pun dengan tas Joy, Yeri, dan Rosé.

"Anggep aja lagi latihan panjat tebing," ujar Lisa sembari mulai memanjat pager.

Untung saja keadaan sekitar rumah selalu sepi. Jadi, tidak akan ada yang mengira mereka maling karena memanjat pager seperti ini. Selesai Lisa memanjat, Yeri mulai ikut memanjat dilanjutkan oleh Rosé dan terakhir Joy.

"Gila, gak nyangka aku bakal manjat pager?!" Joy kagum pada dirinya sendiri saat sudah berada di halaman rumahnya.

"Nasib amat kita nunggu depan pintu kayak gini," ucap Rosé merosot duduk di depan pintu rumah. "Ya ... masih mending sih daripada di depan pager."

"Gak ada mendang mending ya Kak," keluh Yeri.

"Gak ada jasa santet online apa ya? Kesel banget sampe pengen nyantet tetua," ucap Lisa.

"Gaboleh gitu, dosa. Nanti kalo kamu santet, kita gak punya Kakak lagi." Joy berkata sambil duduk di sebelah Rosé.

"Dih, tumben-tumbenan Kakak ngomong kaya gitu?! Kesambet apa coba?" Yeri yang menyenderkan kepalanya di bahu Rosé, terheran.

"Kesambet penunggu gerbang pas lagi manjat tadi," ucap Joy asal.

"Heran aku, mau-maunya itu penunggu nyambet Kak Joy. Apa faedahnya coba," ucap Yeri.

"Udah deh ya jangan berisik. Mending coba telepon tetua lagi," ucap Rosé sambil mencari nomor telepon salah satu Kakaknya.

"Lisa, mana deh?" tanya Joy sambil celingukan.

"Apa, cari-cari aku?" tanya Lisa tiba-tiba muncul dari samping.

"Kagetin aja lo!" ucap Joy.

"Hehehehe." Lisa terkekeh, tanpa rasa bersalah.

"Kakak dari mana sih?" tanya Yeri.

"Habis keliling rumah. Kali aja ada pintu atau jendela yang ke buka. Eh, ternyata sama aja gak ada samsek. Semuanya ketutup rapet," jawab Lisa.

"Gak ada niatan dobrak pintu aj, Li?" tanya Joy.

"Belajar gila kali Kak. Niatan mah ada, tapi yang ada aku dimarahin lah. Lagian pintu ini susah tau di dobrak!"

"Ini telepon Kak Hyun nyambung, tapi gak tau orangnya ke mana? Gak diangkat-angkat soalnya," ucap Rosé sembari menatap layar ponselnya itu.

"Ini aku juga udah capek, spam di grup gak ada yang nyaut gitu." Yeri mematikan ponselnya.

Sisters Where stories live. Discover now