Twenty Four

9.8K 1K 121
                                    

"Seul, bangun. Pindah ke kamar gih. Nanti badannya sakit loh." Irene membangunkan Seulgi yang tertidur di karpet depan TV.

"Nghh ...." guman Seulgi bangun dengan raut wajah yang tegang.

"Kenapa kamu? Bangun-bangun mukanya tegang banget?" tanya Irene.

"Habis mimpi dikejar setan kali Kak," sahut Wendy sambil fokus nonton.

"Laptop aku di mana Kak?" tanya Seulgi dengan panik, menghiraukan perkataan Wendy.

"Itu di samping kamu." Seulgi melihat ke arah yang ditunjuk Irene. Lalu, langsung menyalakan laptopnya dan mengecek tugasnya itu.

"Huffftt ...." Seulgi menghela napasnya lega begitu melihat tugasnya masih ada. Lalu, melihat sekitarnya. "Jisoo sama Jennie mana?"

"Udah tidur. Udah jam sebelas lebih gini, hampir jam setengah dua belas malah." Wendy menjawab.

"Kamu kenapa sih daritadi?" Tanya Irene.

"Tadi, aku mimpi Jisoo dan Jennie numpahin minuman di laptop aku. Terus aku marah sama mereka. Bahkan aku juga ribut sama Kakak dan sampai aku pergi dari rumah," jawab Seulgi.

"Aneh banget mimpi kamu mah. Makanya, kalo udah capek nugas gak usah dipaksa. Jadinya ketiduran terus ke bawa mimpi kan," ucap Irene.

"Sok, kerajinan sih lo."

"Seriusan ih, di mimpi aku tuh emosi banget sumpah. Soalnya laptop aku di siram jus sama Jennie dan Jisoo."

"Yaudah deh, kenyataannya nggak kan? Ngapain di pikirin lagi?" Tanya Irene.

"Aku kira mimpi itu beneran, kenyataan Kak."

"Ya masalahnya ini gak beneran Seul ... heran dibahas mulu," ucap Wendy greget.

"Mending kamu tidur sana daripada bahas mimpi yang jelas bukan kenyataan."

"Ngusir mulu ih," ucap Seulgi.

"Bagus Kakak usir tidur daripada Kakak usir dari rumah. Kamu mau tidur di mana coba?" tantang Irene.

"Hehehe ampun Kak, tapi itu Wendy juga suruh tidur dong Kak."

"Dih, suka-suka gue lah mau tidur kapan."

"Curang!"

"Seulgi ...."

"Iya Kak iya, tapi ini nanggung bentar lagi." Seulgi kembali membula laptopnya.

"Yaudah cepet kerjain. Kakak sama Wendy temenin deh," ucap Irene lalu duduk di samping Wendy. "Tolong bikinin hot chocolate Wen."

"Okei," ucap Wendy bergerak menuju dapur.

Tidak butuh waktu lama. Wendy datang kembali ke ruang tengah sambil membawa nampan berisi tiga gelas hot chocolate. Wendy segera memberikan hot chocolate itu pada Irene dan Seulgi.

"Makasih Wen," ucap Irene dan Seulgi.

"Yapss," balas Wendy.

"Kayaknya kita udah lama gak kumpul cerita bareng ya?" tanya Irene tiba-tiba.

"Hooh, biasanya kan seminggu pasti ada aja. Sekarang udah jarang karena ya makin sibuk juga sih," ucap Seulgi sambil mengerjakan tugasnya.

"Lo aja sok sibuk. Nyatanya tugas aja kumpul besok sekarang baru mau lo kerjain," cibir Wendy.

"Yaudah iya mohon maaf deh yang rajin dan pintar," ucap Seulgi.

"Heh, kenapa jadi kalian yang ribut."

"Tuh, Wendynya duluan Kak."

"Lah, lo duluan ya!"

"Udah-udah, Seul cepetan kerjain tugasnya udah mau hampir jam dua belas ini."

Sisters Donde viven las historias. Descúbrelo ahora