01 | 23 November 2016✔

335 21 0
                                    

Malam yang dingin di kota Tokyo, hamparan gemerlap cahaya malam yang berhamburan dengan salju yang mulai turun.

Suara bel yang menandakan, seorang masuk ke kafe. Asuna bersama Kirito berjalan memasuki Sakura Cafe yang ramai pada malam hari.

Sakura Cafe yang biasanya ramai di malam hari dikarenakan hawa dingin di luar dengan memesan kopi buatan Pemilik Sakura Cafe yang nikmat.

Kirito dan Asuna langsung menghampiri meja pojok bagian belakang dan langsung memesan secangkir coklat dan kopi hangat kepada pelayan. Menatap Asuna yang sedari tadi memandang keluar jendela, memandang salju yang turun. Kazuto menopang dagu, tanpa mengalihkan tatapan ke arah Asuna.

Merasa ditatap, Asuna langsung menoleh ke arah Kirito.

"Ada apa ?"

"Bukan apa-apa! Aku hanya tidak menduga sahabatku ini dalam dua hari akan menjadi seorang bintang besar" balas Kirito.

"Itu jika aku bisa masuk final, Kirito. Lagipula ada orang yang lebih baik memainkan alat musik daripada aku di sana".

Menggeleng pelan dan menegakkan tubuhnya, Kirito berkata sambil kedua tangannya bergerak menggenggam tangan Asuna.

"Asuna, jangan pesimis! Kau bukan tipikal orang seperti itu" dengan senyuman peneduh hati Asuna.

"Kitito" sambil berganti menggenggam tangan Kirito. Sempat terkejut dan memandang Asuna yang tersenyum.

Sesaat melihat kembali tangan Asuna yang semakin menggenggam tangannya dengan erat.

"Terimakasih" sambil membalas senyuman kepada Asuna.

Pelayan membawakan pesan mereka, secangki kopi panas untuk Kirito dan secangkir coklat panas untuk Asuna.

"Bagaimana untuk sekolahmu, Kirito?"

"Seperti biasa, membosankan dan membosankan ! Punyamu ?"

"Lumayan menyenangkan. Setiap harinya hanya ada musik dan musik"

Mendengus pelan "kalau begitu, aku akan memberitahu waliku untuk memindahkanku ke sekolahmu"

"Kau kan tidak bisa bermain alat musik, Kirito"

"Ah!" mengingat ia orang yang tidak mau repot, ia lalu memandang Asuna dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Apa ?" sindir Asuna merasa risih sambil menyisip coklat panasnya.




"Ajari aku bermain musik !"

Mendengar permintaan Kirito, Asuna kaget tanpa sadar menyemburkan coklatnya. Wajah Kirito sedikit basah karnanya.

"Ah ! Maaf, Kirito"

"Tidak apa-apa"

Asuna segera mengambil tisu, mengelap bibirnya.

Asuna tau kalau Kirito tidak menyukai musik karna merepotkan. Namun sekarang? Ia diminta mengajarinya.

Benar-benar lelaki yang tak terduga.

"Bagaimana ?"

"Aku mau saja, tapi...."

"Tapi ?"

"Bagaimana dengan Sugu?"






#from Imadiaz :

Hai ... Para pembaca

Bagaimana ?

Maaf ya publish bab 2 nya lama ! Karna ada beberapa kendala selain sibuk.

Saya menantikan saran dan kritik ya !^_^

Jangan lupa divote ?^_^

Sekian
Terimakasih

AIID : My Instrument To YouKde žijí příběhy. Začni objevovat