11 | 25 November 2016✔

122 6 3
                                    

Jam pelajaran hampir selesai, Asuna telah melewatkan pelajaran berharga dari Silica-sensei yang ketat. Menghela nafas, deru jantungnya membuat Asuna tampak menarik nafas memburu.

"Hu... Hu... Kupikir, aku akan mendapat hukuman" ujar Asuna pelan.

Ia mengelus dadanya pelan, bersyukur atas rahmat yang ia dapat. Selamat dari hukuman gurunya yang tampak lembut diluar, tapi mengerikan didalam. Sekilas rasa gugup muncul di hatinya, mengingat dalam waktu kurang dua hari lagi adalah hari besar baginya.

Menarik nafas dan menghembuskannya pelan, "Asuna, tenanglah... Huu... Kau harus tenang, jangan gugup... itu tak baik untuk jantungmu... Dan ayo latihan!" ujarnya.

Ia melihat Yukki yang ambisinya mengelora dengan berbagai buku musik di depannya. Namun ketika menyadari tatapan Asuna yang menyembunyikan kegugupan, "Tenang saja, kita akan latihan bersama, kok!" ujarnya pelan.

Ia kembali membaca bukunya sebentar dan menatap malas, "Teps!" suara bukunya ditutup.

Menatap Asuna dengan cengiraan biasanya, "Aku sudah selesai, apa kita bisa latihan nanti dirumahmu?"

"Ah! Ya, apa kau tidak mau?"

"Tentu saja, aku mau"

Tersenyum senang, Asuna berharap kesunyian rumahnya akan sedikit terisi dengan adanya gadis bersurai hitam keunguan di depannya.

***

Di tempat lain, Kirito memakai seragam di SMA Hayama dengan rapi. Ia mengikuti pelajaran dengan baik, namun dari semua pelajaran yang masuk ke pemahamannya. Ada sebuah hal yang menganjal dalam pikirannya.

Enyah apa itu, lebih mirip seperti sebuah firasat buruk.

Namun itu masih samar dan tak jelas bentuknya.

Apa ada sesuatu yang akan terjadi?

Memutarkan pena di tangannya, "Perasaan apa ini?" tanyanya menatap tangannya yang memutar pena.

Sesuatu hal yang terjadi itu serasa memang akan terjadi, sesuatu yang buruk. Tatapi juga tidak bisa dikatakan hal yang baik.

"Apa ini?" tanyanya merasakan SMS dari Hoshimura.

Waktu istirahat datang, guru yang mengajar telah meninggalkan kelasnya. Kirito menerima SMS itu, "Apa ada masalah?" tanyanya.

Kepada Kirito
XYZ

"Hm... Sepertinya mereka sedang dalam misi, tetapi dia mengirim kode bantuan? Apa sangat gawat?" ujarnya menatap tajam SMS pada ponselnya.

Kepada Hoshimura
Apa ada yang terjadi? Jika ada masalah kau bisa mengirim kode yang lain.

Kode bantuan, apa kau bercanda? Kondisi sekarang sangat tak stabil, kuharap kau memberikan hal yang lebih jelas.

Kepada Kirito
Ini sangat gawat, intel kami mendapatkan informasi jika mereka mulai bergerak.

Namun untuk sekarang, aku tidak bisa. Sebuah misi dari Komandan, dan itu menyangkut keselamatanmu dari jauh. Kuharap kau bersimpati sedikit!

"Hah, memang sangat genting. Hoshimura seperti sedang dalam misi menyusup lagi, apa dia tak kapok setelah mendapat lebih dari puluhan bekas tembakan?" tanyanya.

Jam pelajaran berikutnya adalah olehraga, tetapi Kirito memiliki alasan khusus untuk diperbolahkan meninggalkannya. Selagi teman sekelasnya ke gedung olehraga, Kirito masuk ke kamar mandi.

Ia melepas seragam bagian atasnya, beberapa luka tusukan, sayatan dan tembakan membekas terlihat. Itu adalah hasil dari apa yang pernah ia lakukan untuk hidup setelah 'Sandi Nada' ditanamkan.

Ia melihat kaca dan melihat lekat mata kanan dan kirinya secara bergantian.

Sekilas senyuman terlihat, "Ayah, aki tau jika sandi ini bukanlah kode untuk mendapatkan teknologi untuk abadi itu. Pemenuanmu bisa membuat putramu ini segera menyusulmu" gumamnya pelan.

Ia sedikit mengelap beberapa tempat yang masih tertutup perban, setelah mengganti perbannya. Sedikit meringis, Kirito mengingat saat setelah Asuna melihatnya batuk darah.

Tersenyum kecil, "Asuna, aku tau. Kau juga mengingat jelas kejadian saat itu, tetapi kau menganggap semuanya hanya mimpi" ujarnya.

"Semuanya akan segera berakhir di bulan Desember, tapi semua ini adalah awal dari sebuah tragedi tak terpublikasikan"

Memakai kembali seragamnya, dalam pikiran Kirito yang bermunculan banyak hal. Sepantaran dengan apa yang ada di SMS Hoshimura, ada banyak hal lainnya.

Adapun hal yang berkaitan dengan Asuna, gadis itu menyembunyikan sesuatu yang tak dimengerti olehnya. Sesuatu yang tak nyaman dalam hatinya.

Di lorong sekolah yang sepi, Kirito berjalan sendirian ke kelasnya yang pastinya tak ada seseorang pun. Jam olehraga masih berjalan, satu hal yang akan dihadapi dalam waktu dekat.

Itu adalah para pengincar 'Sandi Nada'

Sebuah kode rahasia sebuah teknologi yang akan membuat tubuh manusia manjadi abadi. Tatapi hal itu barbanding teebalik dengan bayaran yang harus dibayar.

"Masih terlalu awal" ujar Kirito menatap pintu kelasnya.

Namun sebuah panggilan membiat dirinya mengurunkan untuk memasuki kelas. Mengambil ponsel dari sakunya, ia melihat siapa yang memanggilnya?

"Hm, Kirihara Rei? Orang dalam bermata uang itu"

Catatan Penulis:

Hai minna-san!

Terimakasih telah membaca bab ini, untuk pembaca setia^^ saya up hari ini dan besok...

Maaf, upnya kesore-an... Saya hampir lupa ngupdte seri AIID : MITY ini... Maaf-maaf^^

Up satu ini dan besok... Biar pada penasaran^^ (jika nggak lupa besok nya, pada komen lanjut, ya^^)

Jaga kesehatan selalu, ingat ... corona dimana-mana
"Jaga diri, jaga keluarga, jaga semuanya;-)"

See You Next Time!

AIID : My Instrument To YouWhere stories live. Discover now