19 | 25 November 2016

176 4 0
                                    

Gedung Nomania, geduang audisi Asuna. Gadis itu sedang menari dalam nada di setiap gerakannya memainkan biola. Setiap gesekan senar biolanya sangat berbeda dengan peserta sebelumnya.

Dewan juri juga memperhatikan dan mendengarkan dengan intens setiap nada dalam permainan Asuna.

"Sympony No. 28 in C Major, K. 200: IV. Presto, 'ya?" gumam salah satu dari lima juri yang ada.

Yukki yang ada di belakang barisan juri hanya bisa tersenyum dan semakin bersemangat. Dalan latihan kebut sejam, Instrumental ini termasuk sulit. Namun berkat usaha keduanya, mereka berhasil. Setidaknya mereka melakukan latihan 13-14 kali.

Kadang kala, suatu usaha dapat berhasil jika dilakukan dengan singkat. Serta tekad dan niat dari orang yang berusaha.

Perasaan adalah inti dari permainan instrumental ini. Hati adalah pusat dari semua keindahan suara dan sebagainya.

Menghela nagas panjang, "Sepertinya Eiji juga masuk ke tribun penonton" gumam Kirito meletakkan alat komunikasi di telinga kirinya.

"Tes!"

"Rojer!"

"Baiklah, cepat mulai oprasi ini"

"Baiklah, ayo mulai"

"Jangan sampai ketahuan"

Melepas tangannya yang dari telinga, Kirito menatap Asuna. Walau dia menelpon seseorang, tetap saja. Suara seindah itu takkan pernah terlewatkan oleh pendengarannya.

"Hm, Asuna. Sebagian nada itu adalah kode utama dari 'Sandi Nada'. Ku harap, tidak ada sesuatu yang buruk terjadi" ujarnya duduk di tempat yang di sediakan untuk wali dari peserta audisi Tokyo 2016.

Dalam sesi Asuna, entah itu juri, penonton di tribun ataupun Kirito sendiri. Semuanya mendengarkan dengan intens, seakan tak mau melewatkan setiap nada yang tercipta.

Di saat yang sama pula, Grup Klein dan Agil. Keduanya memulai misi untuk menangkap seorang sniper dan dua orang komplotannya.

Brak!

Cus!

Keieet!

"Oke, siap" ujar Klein memukul tengkuk sniper seraya menarik penahan pelatuk dengan mudahnya.

"Ya, akupun telah selesai. Ini lebih cepat dari misi sebelumnya, karna kita berkerjasama" sahut Egil menebakkan bius dari belakang komplotan dari si sniper.

"Hei, hei. Ketua, dia sangat mudah dengan selotip super ini" sahut lagi, dia adalah salah satu dari anggota Grup Klein.

Syukurlah, keduanya bisa menangkap komplotan penjahat dari antek-antek Quenella.

Kembali ke Kirito, dia tersenyum. Namun masih ada dua misi yang belum tuntas malam ini.

Alice dan Eogeo dengan misi kabur mereka. Dan Nimega Hokasi di lokazi C.

***

Di sebuah gang sampit di dekat Gedung Nomania, Nimega Hokasi— nama samaran dari OS— telah membekuk sekitar 15 orang yang berniat mengepung pasangan Eogeo dia Alice.

"Tuan Muda, lokasi C telah selesai. Mohon menyeret mereka ke ruang penyiksaan?"

"Aduh! Jangan, nanti mereka mati. Bawa saja mereka ke penjara area 4, di sana banyak kecoa dan tikus. Biarkan mereka tersiksa dengan itu, jadi jangan siksa mereka, dasar sadis akut!"

"Baik"

Mengambil tali perak, Nimega mengikat 15 orang itu sepasang dengan satu ganjil. Dengan wajah tertutup topeng oni, dia mengangkat mereka dan melemparkannya ke dalma mobil van.

Note: -oni berarti iblis, reader sekalian bisa bayangin topeng manusia dengan tanduk dan gigi mencuat keluar mulut seperti Anzai Yuki di anime Devil Line.

Nimega adalah salah satu anggota agen dengan perilaku yang aneh. Hanya menurut dengan ucapan Kirito, sadis dan suka menyiksa. Dan yang paling parah, dia seorang maksos akut.

Lupakan itu.
Dia dengan kasar dan tak berperasaan melemparkan sepasang demi sepasang serta trio ke dalam van. Dengan belati berjajar di pinggangnya, tak seorang pun dari target misi bentrok. Mereka paham, siapa Nimega.

Dia biasa dipanggil ... The Reaper ...

Suka membunuh tanpa konfirmasi dan selalu sukses, bisa dikatakan hampir sama seperti manusia mesin, mesin pembunuh atau sebagainya.

"Konfirmasi, 15 target selesai. Sekarang, aku bisa tidur setelah memasukkan mereka ke kandang kecoa dan tikus" ujarnya pelan dan menjalankan mobil.

Namun, apa yang 15 orang itu dengar?
Mereka mendengar sesuatu yang sangat menakutkan, kecoa dan tikus?

Kedua individu paling menjijikan dan mengelikan sedunia!

Mereka berteriak dan meronta, namun tak ada suara yang keluar. Mobil ini kedap suara.

Mobil pun berjalan meninggalkan tempat itu. Di tempat yang sama, tepatnya di atas Gedung Nomania. Seorang dengan wajah membiru dan berkeringat dingin, dia mengintip ke bawah.

"Maafkan aku, anak buahku. Aku tidak akan pernah mau memasuki ruangan kecoa dan tikus yang mengerikan itu lagi" ujarnya memeluk kakinya sendiri.

Kecoa Phobia dan Tikus Phobia, kedua Phobia ini hampir diderita oleh semua orang. Entah itu pria atau wanita, status apapun dan sebagainya. Mari lupakan itu.

Dia berdiri dan mengatur pernafasannya dan berjalan menuju pintu masuk gedung. Misi telah gagal, tetapi dia bisa memberikan informasi lain. Setidaknya dia selamat dari ruang setan.

Author Note:
Hai... Minna-san?^^
Bagaimana kabar kalian? Ku harap sehat selalu^^

Untuk bab ini, ane (saya) dapat request dari pembaca bernama . . . (maaf, saya lupa)

Maaf, ya?
Saya akan memindahkan AIID MITY ke Noveltoon/Mangatoon, tetapi akan dimulai setelah bab 19 ini. Jadi setelah ini akan ada pengumuman.

Karna sebelumnya, pengumuman hiatus karna saya mau fokus sama yang ada di NT/MT setelah hiatus juga. Ya, mau ikut lomba ^^

Dukung saya, ya?
Tapi maaf juga, saya sangat jarang membalas chat. Kenapa? Hp saya nggak bisa dicas, jadi perlu distok untuk bisa dipakai. Oleh karna itu, saya harus sehemat-hematnya orang^^

Ah, sudah dulu. Tunggu pengumumannya besok^^

Salam Hangat,
Imadiaz Harukou

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Apr 15, 2021 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

AIID : My Instrument To YouOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz