02 | 23 November 2016✔

267 21 19
                                    

"Bagaimana dengan Sugu ?"

"Kenapa kau bertanya itu ?" tanya Kirito setelah sesaat terdiam dan menyeringai tak jelas.

"Hanya bertanya !"

"Sugu, dia pasti tidak keberatan" setelah menjawabnya dan terdiam beberapa saat.

"Darimana kau tau?" tanya Asuna dengan tatapan curiga ke arah Kirito.

Kirito menghela nafas berat, "Asuna, kenapa kau selalu memojokkanku setiap kita bicara seperti ini?" protesnya dengan muka tertekuk.

"Eh?"

"Kenapa?"

"Kenapa ya? Karena kamu juga selalu mengganti topik pembicaraan kita" tandas Asuna kesal sambil menyisip coklat panasnya.

Hening.

Beberapa saat setelah selesai menghabiskan minuman dan membayar, keduanya keluar menuju ke area parkir.

Menaiki motor sport Kirito, ia memakai helm dan memberikan helm lainnya kepada Asuna.

"Ini, pakai dan nanti pegangan yang erat."

"Hm"

Memakai helm dan menaiki motor Kirito, Asuna melinkarkan tangannya di perut Kirito.

Perjalanan ke rumah Asuna berjalan selama 15-20 menit, ditengah jalan Kirito berhenti.

"Kirito, ada apa?"

"Naa Asuna, menurutmu bila aku pergi jauh darimu. Apakah kau akan mencariku?" tanya Kirito dengan pelan.

"Haaa, apa yang kau tanyakan Kirito?" karna Asuna tidak begitu mendengarkan.

"Bukan apa-apa, aku hanya bilang malam ini banyak bintang yang indah" jawab Kirito dengan memandang langit.

"Bintang! Sekarang mendung dan turun salju, Kirito"

"Hahaha i-iya-ya! Maaf, mungkin ini efek kopi!"

"Mungkin"

"Baiklah, ayo sekarang pergi pulang"

Melanjutkan perjalanan pulang hanya ada keheningan sampai di rumah Asuna. Melepas helm dan memberikan nya ke Kirito.

"Ini"

"Ya"

"Naa Asuna, apakah kau memiliki impian?" lanjut Kirito.

"Tentu saja sebagai pemain biola profesional dan.... membuatmu bangga"dengan dua kata terakhir lirih dengan wajah memerah.

"Apa?"sahut Kirito karna tidak begitu mendengar dua kata terakhir ucapan Asuna.

"Eh Asuna, apakah kau sakit? Kau merah!" tanya Kirito dengan panik.

"Tidak, aku hanya mulai kedinginan"jawab Asuna gelagapan.

"Hah, sekarang kau lebih baik segera masuk rumah sana?"

"Baiklah, Oyasuminasai Kirito" jawab Asuna dengan senyuman sambil meninggalkan Kirito.

"Oyasuminasai Asuna"

Hanya memandang punggung Asuna sampai hilang terlahap pintu rumahnya, Kirito memandang langit sekali lagi dan tersenyum sedih.

"Naa Asuna, apakah kau _ _ _ _ _ ?"

Sesaat kemudian ia menggeleng sambil melanjutkan perjalanan ke rumahnya.

#from Imadiaz :

Hai! Para pembaca......

Saya tunggu kritik dan saran kalian.

Jangan lupa divote ...^_^

Sekian
Terimakasih

AIID : My Instrument To YouWhere stories live. Discover now