05 | 24 November 2016✔

184 11 0
                                    

Disuatu tempat digedung yang terlihat gelap, terdapat sekelompok orang berpakaian hitam dan menutup kepala dengan berbagai penutup wajah. Diantara mereka terdapat seorang pria dengan rambut kuning memegang beberapa berkas.

"Kode 0.7, apakah kau telah menemukan dia?" tanyanya.

"Belum, tapi kemungkinan dia masih disembunyikan oleh Gen, Rumbels" balals seorang dengan pakaian hitam.

Ia pria dengan mata emas dengan senapan Nevry 7.2 ditangannya. Rambutnya berwarna kehijauan dengan kacamata menghiasi matanya.

Mengangguk sebagai tanda mengerti, "Baiklah, tapi apakah kita akan secepatnya menangkapnya?" tanyanya lagi.

Seorang dengan tubuh besar dan tinggi berbalut rompi anti-peluru hitam mengangkat tangannya.

"Iya, kamu?"

"Lebih baik kita tunggu setelah ia operasi, kalian tau jika Tuan Muda itu juga memilik penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Jika dia mati saat kita membawanya, itu sama saja dengan semua usaha kita menjadi sia-sia saja. Kalian tau jika 'Sandi Nada' itu akan musnah jika dia mati kan?"

Semua orang diruangan itu mengangguk, mereka tau jika seorang yang ditanamkan dengan 'Sandi Nada' akan memiliki beban besar sebagai buronan para mafia.

'Sandi Nada' sendiri adalah sebiah sandi yang digunakan untuk mengunci beberaoa berkas penelitian atau eksperimen negara yang sangat rahasia dengan kode tersendiri disetiap konsol-nya.

"Lalu bagaimana jika kita mengawasi dia saja?" saran seorang dengan helm bertulisan "Esper".

Ia memekai pakaian sangat tertutup dengan warna dominan abu-abu. Sedikit berpikir, Rumbels mengangguk sekali.

"Jika kita mengawasinya, kita memiliki kemungkinan mendapatkan 'two in one' . Namun secara gerorafis, daerah sekitarnya memiliki keamanan ketat karna pembantaian kita dahulu." jelasnya.

Ia sendiri tau, jika daerah yang pernah mengalami suatu tragedi. Maka daerah itu akan memiliki keamanan yang sedikit lebih tinggi dibandingkan yang lainnya. Namun ia sedikit curiga akan sesuatu.

"Tapi aku sedikit curiga... Aku kadang melihat seorang yang mirip Hoshimura, tapi mungkin aku hanya salah lihat. Dan untukmu, Gabriel!"

Ucapannya yang terakhir dengan menunjuk seorang pemuda remaja dengan kacamata dan masker hitam serta bersurai biru tua. Sedikit melirik malas kearah Rumbels, "Ya, ya, aku tau!"

"Kau harus mengirimkan beberapa laporan kepada Queenella dan berkas kepada Ainc" perintah Rumbels yang berdiri dari kursi.

"Dengan ini rapat selesai!" ucapnya.

Semua anggota mulai meninggalkannya sendirian. Sampai kesunyian menyelimuti ruangan yang mereka gunakan barusan.

"Hoshimura, kuharap kau telah menyembunyikannya dari wanita gila itu"

§§§

Diruangan dengan iringan biola yang merdu, sepintas mirip dengan orkestra. Namun tidak mungkin sebuah orkestra hanya berisikan pemain biola semata.

Diruangan musik yang ditempati Asuna dan Yukki, mereka sedang mencoba menyelaraskan permainan duo. Sekaligus mencoba melatih kecepatan dalam membaca setiap nada-nada dikertas yang sama.

Sampai suara nyaring biola selesai dimainkan, "Yukki, permainanmu hebat!" sanjung Asuna.

Ia tau jika sahabatnya sangat ambisius, namun ia tak menyangka jika sahabatnya juga dapat mengimbanginya dalam lirik nada melodic. Dengan senyuman lebarnya, Yukki menentengkan biolanya bagai pedang dan tameng kearah Asuna.

"Tentu saja, tapi jika tanpa kau. Aku tidak mungkin sampai pada titik ini kok" tuturnya.

Yukki sendiri adalah individu yang kompetitif dalam bermain, namun sifat itu hanya akan kambuh jika ada disekolah. Sama seperti kesempatan mengikuti kontes milik Asuna yang awalnya diberikan kepada Yukki, tapi ia tolak.

"-Itu adalah kesempatan Asuna dan bukan aku. Lebih baik berikan saja kepadanya, ia lebih lihai dari pada aku juga-"

Itulah penolakan yang ia lakukan, kontes yang sangat dinantikan oleh Asuna untuk membanggakan kedua orang tuanya.

"Asuna, semangat ya! Untuk kontes besok malam!" serunya dengan semangat membara.

Mengangguk dan menahan tawanya melihat tingkah laku sahabatnya, "Oke, pasti"

Catatan:

Hai... Minna-san...
Selamat bulan Desember...

Saya kembali... Dan mungkin akan up tak tentu... Saya harap kalian tetap setia membaca An Instrument In December : My Instrument To You

Dan baca juga original story by noctureclipse dengana judul sedikit berbeda An Instrumental In December....

Terus ikuti ceritanya ya....

Jangan lupa vote, saran kritik dan komentar...

Salam Hangat,
Imadiaz Harukou

AIID : My Instrument To YouWhere stories live. Discover now