20. A Day with Brother (2)

499 22 4
                                    


"Just because you are right, doesn't mean I am wrong. You just have seen life from my side."
- unknown
-------------------------------------------------------

Mobil yang Jimmy bawa sudah terparkir sempurna di parkiran dufan. Baik pengendara dan penumpang bersiap turun.

"Bang, lo beli tiket dulu gih, gue tunggu di sini, ramai," ucap Carra selagi turun dan menutup pintu mobil. Jimmy hanya mengangguk dan mulai mengantri.

Karena hari ini Sabtu, dufan lumayan ramai. Banyak keluarga yang datang untuk bersenang-senang menghabiskan waktu bersama, ada juga pasangan kekasih yang berkencan sambil bermain.

"Hi abang ganteng," ucap seorang cewek asing yang berdiri di sebelah Jimmy. "Kenalin, nama aku Mira, kamu?"

"Gaga," balas Jimmy bohong. Bukannya sombong tapi ini sudah sering terjadi dan Jimmy selalu menyebut dirinya Gaga.

"Ah, ga sombong orangnya. Minta nomornya dong, biar gampang kalau mau ngajak nge-date," ucap cewek itu sambil menyodorkan ponselnya pada Jimmy.

Jimmy menerimanya dan memasukkan nomor dari Gaga, temannya Jimmy. Sebenarnya ini ide dari Gaga sendiri. Awalnya Jimmy menolak melakukannya karena bagi dia, lebih baik menolak secara langsung. Tapi, atas paksaan dari teman-temannya, Jimmy akhirnya terpaksa menyetujuinya. Dan mulai saat itu, semua perempuan yang ingin PDKT dengan Jimmy malah bertemu dengan Gaga.

Jimmy yang sudah selesai, mengembalikan ponsel tersebut pada pemiliknya. "Makasih GAnteng, Gaga ganteng," ucap Mira sambil mengedipkan sebelah matanya lalu meninggalkan Jimmy.

Sekarang sudah giliran Jimmy untuk membeli tiket. "Dua tiket mbak. Buat dia satu saya satu, bayar pisah," ucap seseorang yang membuat Jimmy kaget.

"Carra, lo ngapain di sini? Katanya mau nunggu di situ," ucap Jimmy sambil menunjuk ke arah tempat Carra tadi.

Carra menaikkan alisnya bingung. "Terserah gue lah. Lagian situ siapa? Sok kenal banget."

"Ini silahkan tiketnya." Carra mengambil satu tiket dan membayar uang pas, setelahnya dia masuk duluan. Jimmy pun langsung mengejarnya.

"Carra tunggu," ucap Jimmy sambil menahan lengan Carra. "Lo kenapa sih?"

"Ngapain lo? Siapa tadi nama lo? Gaga?" tanya Carra dengan nada mengejek.

"Eh, gue kan Jimmy."

"Gue tadi dengar lo ngenalin dirumah sebagai Gaga."

"Lo dari tadi di sebelah gue?" tanya Jimmy heran.

"Emang. Ga sadar ya? Sibuk tebar pesona sih," sindir Carra.

"Ga kok, gue biasa aja perasaan. Udah lah ayo, jangan ngambek-ngambekan lagi," ucap Jimmy sambil menarik Carra menuju sebuah wahana.

"Langsung main ini?" tanya Carra.

"Kenapa? Takut?" ejek Jimmy.

"Hah? Takut? Lo kali yang takut," ucap Carra mengejek. "Siapa lah ya yang dulu masuk sini sampai ngompol dan hampir pingsan?"

Muka Jimmy langsung memerah mengingat kejadian memalukan itu. "Lupain. Ayo masuk."

Tawa Carra meledak melihat muka Jimmy. Begitu juga saat keduanya keluar dari wahana yang membuat banyak orang ketakutan itu.

Mereka menikmati berbagai macam wahana yang semuanya pilihan Jimmy, Carra hanya mengikuti. Visual mereka menarik perhatian pengunjung. Kalau saja mereka tidak mirip, orang-orang akan mengira mereka sepasang kekasih.

"Bang, gue mau ice cream," ucap Carra sambil mengalungkan tangannya di lengan Jimmy. Mereka pun menghampiri penjual ice cream yang ada.

"Pak, dua yang rasa vanilla ya," ucap Jimmy pada penjual paruh baya tersebut. Setelah pesanan mereka selesai, Jimmy pun membayarnya.

Keduanya pun menghabiskan ice cream itu sambil tertawa riang dan saling menjahili satu sama lain. Setelah habis mereka melanjutkan menaiki wahana yang ada sampai hari berubah gelap.

"Abang Gaga udah sore, pulang yuk."

"Udah ah, jangan manggil Gaga lagi," pinta Jimmy sambil mencubit pipi Carra. "Foto yuk."

"Gak."

"Ayo lah, sekali aja."

"Lo udah diam-diam foto gue tadi, ga mau lagi." Memang benar tadi Jimmy memotret Carra sewaktu dia sedang tertawa lepas.

"Ya udah, makan yuk," ajak Jimmy. Carra hanya mengangguk. Mereka pun berjalan beriringan menuju mobil Jimmy. Jimmy pun menjalankan mobilnya menuju sebuah restoran untuk makan malam.

~~~

Jm_22

Jm_22

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

563.458 likes

Jm_22 Ga asik, ga mau foto bareng si lovely sister @CarraGI

Carra membuka akun instagram-nya saat mendapat sebuah notif. "Bang, ngapain post foto itu?" 

"Ya terserah gue lah," balas Jimmy santai sambil menyesap caramel macchiato-nya. Carra hanya mendengus mendengarnya.

"Lovely sister, cih menjijikkan," cibir Carra.

Jimmy berhenti menyesal minumannya saat mendengar perkataan Carra. "Enak aja, itu kan untuk menunjukkan rasa sayang gue sama lo. Kayak brother goals gitu."

"Apaan sih? Alay lo."

"Kok alay sih? Gue benaran takut lo kena syndrome apa gitu. Orang biasa senang digituin, lo malah bilang alay."

"Apaan sih? Syndrome apa? Jangan ngaco ah. Udah yuk pulang." Carra bangkit dari kursinya dan berjalan keluar yang diikuti Jimmy.

"Gini ya bang, gue bilang alay karena emang gue ga suka sama yang gituan. Selera setiap orang beda-beda kan? Lagian orang berbeda itu bukan berarti aneh. Punya pemikiran berbeda bukan berarti salah. So, berhenti nganggap orang yang berbeda itu aneh."

"Panjang banget Carra, tumben," ucap Jimmy membuat Carra melotot. "Iya. Tumben banget bijak. Gue ga akan bilang lo aneh atau kena syndrome lagi."

~~~

Hi semua! Kita bertemu lagi di chapter Venganza lainnya. Makasih banget udah nyempatin buat baca cerita ini. Semoga kalian suka. Aku juga minta maaf kalau seandainya ada yang salah.

Seperti biasa, jangan lupa buat kasih saran dan mengingatkan kalau ada yang salah atau kurang tepat.

Jangan lupa buat vote, komen, dan share cerita ini. See u next chapter, byee~

Venganza✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang