40. Ternyata

471 19 18
                                    


Happy reading and enjoy guys:)
-----------------------------------------------------------

Setelah pulang dari study tour, Mike pun kembali bekerja seperti biasa. Tapi, siapa saja yang melihatnya pasti akan tahu kalau dia tidak bisa fokus pada pekerjaannya. Seperti sekarang, Mike sedang melamun dan membiarkan minuman yang dibuatnya tumpah. Untung saja Ronald yang melihatnya langsung menyadarkannya.

"Mike! Mikirin apa sih? Lihat tuh sampai tumpah begitu! " tegur Ronald.

Mike langsung tersadar dan mematikan mesin kopi dihadapannya. "Sorry dan makasih."

Ronald memerhatikan Mike yang tampak tidak fokus akhir-akhir ini dan sebagai teman yang baik, dia menyadari ada yang tidak beres. Dia akan berbicara pada Mike sebelum masalah-masalah yang anak itu lakukan sampai ke telinga manager.

Maka dari itu, setelah selesai bekerja, Ronald mengajak Mike untuk nongkrong di sebuah rumah makan.

"Gue lihat, akhir-akhir ini lo kayak nggak fokus gitu. Ada apa? Lagi ada masalah?" tanya Ronald setelah mereka memesan makan malam.

"Ya gitu lah," jawab Mike lesu.

"Kenapa? Cerita lah sama gue."

"Gimana yah jelasinnya." Mike bingung. "Selama di Yogyakarta kemarin, ada beberapa kejadian yang ga enak."

Ronald mengernyit bingung, "maksudnya?"

Mike mendengus, tentu saja Ronald kebingungan. "Jadi selama di sana, gue beberapa kali jatuh."

"Ah, itu mah lo aja kali yang ceroboh," ucap Ronald. "Atau mungkin lo emang lagi sial."

"Masalahnya, jatuhnya itu buat gue ga bisa terima kalau itu karena kecerobohan gue," jelas Mike.

"Emang jatuh gimana? Lo jatuh jurang?" tebak Ronald asal.

Mike melengos, "serius lah."

"Iya-iya, canda. Terus apa dong?" Ronald tanpa berpikir. Mike sendiri tidak ada keinginan memberitahu dia, menyuruhnya menebak. "Oh! Gue tahu! Lo pasti jatuh di depan orang banyak terus malu kan? Dan lo ga bisa menerima itu sebagai kecerobohan lo, iya kan?" Ucapan Ronald malah membuat Mike semakin kesal.

"Bisa serius ga sih?" tanya Mike malas.

"Iya! Tapi, gue ga mau tebak lagi. Cepat kasih tahu gue!" Entah kenapa, Ronald terkesan seperti memaksa.

Mike pun menceritakan apa yang terjadi selama study tour kemarin. Mulai dari awal kejadian, kronologinya, dan siapa yang dia curigai.

"Hmm, jadi gitu ceritanya," gumam Ronald setelah Mike selesai bercerita.

Mike mengernyit karena Ronald yang terdengar aneh. Tapi, dengan cepat dia menetralkan ekspresinya lagi.

"Wajar kan kalau gue bingung?" Mike bertanya. "Kalau cuma sekali, mungkin gue bisa anggap sebagai kecerobohan gue, tetapi ini udah terjadi beberapa kali, ga mungkin kebetulan kan?"

"Iya, tentu saja." Ronald setuju. "Tadi lo bilang ada yang lo curigai, siapa?" tanya Ronald serius.

"Lo pasti ga kenal, dia temannya Carra, namanya Lisa." Sepertinya Mike tidak memperhatikan raut muka Ronald yang berubah.

"Kalau gue bilang, gue dalang dari semua kejadian yang lo alami di Yogyakarta, lo percaya?" tanya Ronald sambil tersenyum miring.

~~~

Tak beda jauh dengan Mike, Carra merasa ada yang tidak beres dengan kejadian di Yogyakarta, seakan-akan itu sudah direncanakan. Mana mungkin Mike dua kali terjatuh karena kursi rusak. Bukannya tidak mungkin, hanya saja agak susah diterima akal.

Venganza✔Where stories live. Discover now