34. Study tour

438 18 7
                                    

Itu foto Mike sama motornya waktu mau jemput Carra.

Happy reading and enjoy:)
-----------------------------------------------------------

"Masih belom baikan?" tanya Sella pada Lisa dan Carra yang duduk di sebelah kiri dan kanannya.

Keduanya tidak menjawab dan hanya saling pandang. Lisa menghela nafas, "udahlah, cukup, gue ga mau ikut campur lagi dalam urusan kalian. Kalian pasti baikan nanti."

"Kalian bakal ikut study tour ga? Ikut tim ke Yogyakarta atau Singapur?" tanya Sella setelah diam-diaman beberapa saat.

"Yogyakarta," jawab Lisa dan Carra secara bersamaan.

"Aduh kok barengan gitu?" tanya Sella jahil pada keduanya yang saling pandang lagi.

"Lo pasti ke sana karena Mike juga kan?" tanya Lisa pada Carra sambil memandangnya tajam. "Cih, bucin."

"Gimana dengan lo? Lo ga ke sana karena tahu pacar gue bakal ke sana kan?" balas Carra dengan tatapan tak kalah tajam.

Sepertinya hubungan kedua sahabat karib ini semakin memanas.

"Mungkin." Carra mengepalkan tangannya mendengar itu.

"Kenapa marah?" tanya Lisa sambil menatap Carra yang tampak sangat kesal. "Bukannya dulu lo bilang ga suka sama dia dan terima dia cuma karena ada alasan? Sekarang kayaknya lo udah suka deh sama dia." Lisa menatap Carra dengan senyuman penuh arti. "Makanya, jangan mainin orang, karma."

Lisa bangkit dari kursinya, "gue ke toilet dulu," ucapnya kemudian beranjak pergi.

"Oh iya," dia berbalik lalu menatap Sella. "Mungkin juga kami ga akan berbaikan sama sekali." Lisa kemudian tersenyum pada Sella lalu berbalik dan keluarga dari kelas.

~~~

"Hi!" sapa Mario riang pada Carra yang baru duduk di sebelahnya.

"Hi."

"Udah lama lo ga ke sini," ucap Mario sambil menatap langit biru di atas sana.

"Dan lo selalu ke sini?"

"Ga selalu sih, hampir setiap hari mungkin?" Mario menatap Carra. "Ga sama Mike?"

"Lagi ada urusan di perpustakaan."

"Dia tahu kalau lo di sini?"

"Ga."

"Lo bareng gue?"

"Ga juga."

"Dia ga bakal marah kan?" tanya Mario agak takut kalau Mike cemburu.

"Selama dia gak tahu," jawab Carra santai. Sangat santai. Mario mengangguk mengerti.

"Gue tebak, lo pasti ke sini karena lagi ada masalah kan? Mau cerita?" tebak Mario sambil merubah posisi duduknya ke hadapan Carra.

"Ya, tepat. Gue lagi berantam sama Lisa, dia ga terima kalau gue maafin dan kasih kesempatan sama Mike."

Mario mengernyit mendengarnya, hanya karena itu Lisa sampai marah seperti itu, bukannya itu agak berlebihan? Itulah sekiranya yang Mario pikirkan sebelum mendengar lanjutan cerita Carra.

"Karena emosi juga, gue tanya dia kalau dia suka sama Mike dan dia bilang gue nyakitin hati dia dengan nanya gitu. Tapi, setelah itu dia bisikin gue 'kalau seandainya benar, lo bisa apa?', itu terdengar kayak dia bilang kalau dia suka Mike kan?" Carra bercerita sambil menahan emosinya mengingat kejadian itu.

"Iya sih. Tapi, kita ga bisa beranggapan seperti itu, kita ga tahu kebenarannya."

"Tapi kelakuannya beberapa hari ini membuat gue semakin percaya sama anggapan ini," ucap Carra. "Lo ingat kan gue pernah cerita kalau awalnya gue terima Mike karena sebuah alasan?" Mario mengangguk. "Dia ungkit itu hari ini dan nanya apa gue benaran suka sama Mike juga bilang kalau ini karma.

"Gue bingung banget, apa pertanyaan gue kemarin emang nyakitin banget atau emang dia sengaja manfaatin situasi ini untuk terang-terangan menunjukkan peperangan." Carra menatap Mario, "menurut lo gimana?"

"No comment," ucap Mario sambil mengangkat kedua tangannya seperti ditodong.

"Ish," gerutu Carra membuat Mario tertawa.

"Saran dari gue sih lo bicara sama dia baik-baik. Tapi, gue tahu kalau gengsi cewek itu besar banget dan gue sangsi lo bakal mau, jadi tunggu aja sampai masalah mereda.

"Tapi, kalau lo mau ini cepat selesai, ajak dia bicara baik-baik. Pilihan lo cuma antara itu atau nunggu entah sampai kapan."

Selama beberapa saat mereka diam dengan pikiran masing-masing.

"Argh, ga tahu lah!" Tiba-tiba saja Carra berteriak.

"Iya, udah ga usah dipikirin lagi. Lo bakal ikut study tour yang kemana?" tanya Mario mengalihkan topik pembicaraan.

"Yogyakarta."

"Lisa, Sella sama Mike juga?" Carra mengangguk. Mereka pun larut dalam pembicaraan mengenai study tour. Mario menceritakan pengalaman lucunya saat study tour tahun lalu dan membuat Carra tertawa sangat keras.

Mario tersenyum menatap Carra yang sedang tertawa. Setidaknya saat lo jadi inti masalah dan menambah beban pikirannya, gue bisa buat dia tertawa keras.... Mike.

~~~

"Yo bro, udah selesai shift lo?" tanya Ronald pada Mike yang baru memasuki ruangan. Dia langsung menutup ponselnya.

"Udah. Lo kenapa masih di sini? Bukannya shift lo udah selesai dari tadi?" tanya Mike sambil duduk di samping Mario.

"Terus? Gue ga boleh di sini gitu?"

"Ya ga gitu juga, gue hantam juga kepala lo," ucap Mike sambil berpura-pura ingin memukul Ronald.

Ronald tertawa, "canda kali. Gue lagi malas di rumah. Biasalah bokap gue lagi di rumah, malas banget ketemu dia."

Ronald merupakan anak broken home. Kedua orangtuanya bercerai saat dia berusia delapan tahun. Dia kemudian tinggal bersama papanya karena mamanya yang menikah lagi dan menolak mengurusnya padahal dia lebih memilih bersama mamanya.

Tapi, itu sudah bertahun-tahun yang lalu. Sekarang Ronald tidak memedulikan mamanya lagi. Dia lebih sering tinggal sendiri karena papanya sering kerja ke luar kota.

Meski papanya pengusaha kaya, dia tetap bekerja untuk kebutuhan pribadinya. Dia tidak sudi menerima sedikit pun uang dari papanya itu.

"Masih aja gitu, coba sesekali ajak bokap lo bicara. Dia pasti kesepian," ucap Mike yang memang mengetahui masalah Ronald.

"Gue ga peduli sama dia. Emang dia pernah mikirin gue kesepian atau nggak?"

Mike tidak menjawab lagi. Masalah ini cukup sensitif bagi Ronald dan dia tidak ingin memancing emosi temannya itu. Dia bangkit dan melepas celemek cafe bersiap untuk pulang.

"Oh iya, hampir aja lupa," ucap Ronald membuat Mike menoleh. "Mike, minta ig-nya Carra dong."

"Mau ngapain?" tanya Mike penuh selidik.

"Mau nge-stalk. Ga masalah kan? Gue harap lo bukan orang yang suka cemburu ga jelas."

"Gak lah! Enak aja," elak Mike. "CarraGI."

"Asyik, lumayan lah liat foto dia yang cantik banget. Sayang banget udah jadi pacar orang," ucap Ronald sambil melirik Mike.

"Jangan nikung ya!"

"Tenang lah. Gue duluan ya."

~~~

Apa kabar guys? Udah lama aku ga upload, masih nungguin ga?

Menurut kalian apa yang terjadi sama Lisa? Terus, dia sama Carra bakal baikan ga ya?

Ikutin terus cerita ini kalau mau tahu, hehehe:)

Jangan lupa buat vote, komen, dan share cerita ini ke teman kalian. Dukung aku terus ya guys.

See u next chapter, byee~

Venganza✔Where stories live. Discover now