Epilog

1K 20 0
                                    

Happy reading and enjoy guys:)
-----------------------------------------------------------

Carra menatap sendu langit yang tampak sedikit mendung, tetapi tidak ada tanda akan turun hujan. Langit tahu perasaannya.

Ini adalah akhir bagi kisah Carra. Bukan akhir yang menyenangkan, tetapi banyak yang dia pelajari dari kisah ini.

Bukan hanya akhir untuk kisah cintanya tapi semuanya, termasuk persahabatannya.

Daddy-nya, David, ditugaskan ke London dan mereka sekeluarga sepakat untuk ikut. Bukan sekeluarga, lebih tepat orang tuanya, Carra ingin tinggal di sini. Tetap bersama Mike, Lisa, Sella, Mario dan lainnya. Tapi, dia tidak bisa.

"Sayang, ayo kita udah harus berangkat," ucap Charlina menyadarkan Carra dari lamunannya.
Carra menggangguk dan mengikuti Charlina menuju mobil. Ternyata David dan Jimmy sudah menunggu. Dia menatap rumahnya untuk terakhir kalinya. Dia tidak tahu kapan akan kembali atau mungkin tidak akan pernah.

Tak lama, mereka pun tiba di bandara. Carra menatap tak percaya pada kumpulan teman-temannya yang sudah menunggu di depan pintu keberangkatan.

"Carra!" panggil Lisa.

"Kalian semua ngapain di sini?" tanya Carra pada mereka, Lisa, Sella, Mike, dan Mario.

"Mau ngantarin lo lah," jawab Sella. "Lo ga bilang apa pun sama kami, jahat emang."

"Iya. Kami nunggu dari jam 6 pagi tahu ga?" tambah Mario.

"Mom, dad, nanti Carra nyusul ya," ucap Carra pada kedua orang tuanya. Mereka hanya menggangguk dan masuk duluan bersama Jimmy. Jimmy tadi sudah menyapa Mike, sebagai tanda pertemanan.

"Makasih kalian udah datang," ucap Carra terharu. "Maaf karena udah pergi tiba-tiba."

"Udah nggak apa-apa. Yang penting jangan lupa sama kami ya?" ucap Mike. Carra menggangguk, "pasti."

Carra merentangkan tangannya, ingin memeluk Lisa dan Sella. Ketiganya pun pelukan seperti teletubies.

"Baik-baik ya di sana," ucap Sella.

"Kalian juga. Makasih udah jadi sahabat gue dan sabar sama gue."

"Kami pasti bakal kangen banget sama lo. Sama muka datar lo itu," ucap Lisa yang disetujui Sella.

"Gue juga."

Carra kemudian beranjak menghampiri Mario. "Makasih juga buat lo, udah hibur gue selama gue sedih."

"Iya. Lo jangan lupain gue ya meski lo ketemu cowok yang lebih ganteng dari gue di sana," ucap Mario.

"Iya, nggak. Gue ga akan lupa sama lo dan kenangan di roof top."

Mario menggangguk. "Hati-hati di sana. Save flight ya."

Carra sekarang berdiri berhadapan dengan Mike. Dia tidak tahu harus berkata apa. Tiba-tiba, Mike memeluknya. Sangat erat. Carra membalasnya.

"Lo jahat banget ya, udah bohongin gue sekarang mau tinggalin gue lagi," ucap Mike di sela pelukan.

"Maaf."

"Jangan minta maaf terus." Mike melepas pelukan mereka. "Gue ga tahu harus ngomong apa, yang penting, jaga diri lo baik-baik. Jangan terjerumus sama kehidupan barat sana terlalu dalam, ga baik."

Carra menggangguk nurut, seperti anak kecil yang menurut pada orang tuanya.

"Kalau yang lain pada bilang jangan lupain, gue bakal suruh lo lupain gue. Lupain perasaan lo sama gue, ya meski pasti susah sih."

"Jangan terlalu PD, Mike. Aku bakal cari cowok yang lebih dari kamu. Tapi, kamu juga harus. Jangan cari cewek kayak aku lagi, aku ga mau kamu sakit hati lagi."

"Lo ga bakal ketemu cowok yang lebih ganteng dari gue Carra," ucap Mike kepedean. "Iya, gue bakal cari cewek yang lebih baik dari lo. Bukan berarti lo ga baik ya."

"Ya, aku ngerti kok. Nanti kalau lo disakitin, bilang aja nanti aku pukul tuh cewek," ucap Carra.

Mike menggangguk. Memeluk Carra sekali lagi. "Gue pasti bakal kangen banget sama lo. Makasih buat semuanya. Gue sayang lo, Carissa Geneysia Immanuel."

"Aku juga dan makasih juga. Aku sayang kamu juga, Michael Federico Susanto."

Inilah akhir kisah mereka. Semuanya baik-baik saja. Persahabatan, cinta, keluarga, semua kesalahpahaman sudah terselesaikan, tak ada lagi yang
perlu dikhawatirkan.

Tinggal, perasaan sayang yang tersisa, perasaan sayang yang tak bisa disalurkan dan hanya dipendam.

Mungkin ini bukan akhir bahagia yang kalian pikirkan, tetapi bahagia tidak selalu berarti bahagia. Mereka hidup bahagia dalam jalan mereka masing-masing, menyisakan kenangan-kenangan yang tersimpan rapat dalam hati, menyisakan perasaan yang perlahan pasti menghilang nanti, berganti menjadi orang lain.

Mike tersenyum sekali lagi menatap ke arah Carra menghilang tadi. "Good bye, Carra."

TAMAT

Yey, selesai juga ini cerita:) Tinggal tunggu extra chapter ya guys.

Makasih udah setia baca cerita ini. See u on extra chapter, byee~

Venganza✔Where stories live. Discover now