(IND) Chapter Five - Surprising Admirer

389 41 30
                                    

Atmosfir di antara Pha dan Singto menjadi dingin sejak kejadian di water parks, Pha masih mengingat dengan jelas ucapannya yang keterlaluan pada Singto, namun ia tidak mau minta maaf meskipun menyesal.

Pha juga dengan jelas menunjukkan sikap ketidaksukaannya pada Joss, saat memimpin rapat, ia sering mencari kesalahan Joss dan menegurnya pedas di depan semua orang.

Ia bahkan mengancam akan memindahkan Joss ke divisi lain, namun mempertimbangkan ayah Joss yang juga merupakan salah satu direktur, ia pun mengurungi niatnya.

Singto mulai menyadari sikap Pha semakin keterlaluan dan tidak masuk akal. Siang itu seharusnya ia dan Joss ada schedule event untuk product perusahaan lain. Namun Pha tiba – tiba menelepon dan memerintahkannya untuk menemaninya menghadiri undangan makan siang dari seorang client regular, padahal biasanya Pha selalu pergi seorang diri bersama sekretarisnya.

Sinto pun mendatangi kantor pria itu untuk memprotes.

"Apa kau sudah siap? Kita akan berangkat setengah jam lagi!" Tanya Pha padanya sambil merapikan penampilannya.

"Aku ada event! Aku tidak bisa pergi denganmu!"

Seketika itu juga, Pha menghentikan apa yang ia lakukan dan menoleh menatap Singto. "Memangnya divisi kalian tidak ada orang lagi?"

"Aku bertanggung jawab atas event ini, bagaimana bisa kau menyuruhku absen?"

"Bukankah ada Joss dan direktur Kim?"

"Tetapi yang menyusun seluruh acaranya adalah aku, dan masing – masing anggota memiliki tugasnya masing – masing!"

"Kau ingin bilang, tanpamu event itu tidak bisa berjalan?"

"Bukan begitu, tetapi...."

"Kalau begitu tidak ada masalah!"

Singto berusaha menahan emosinya dan mengganti topik. "Kenapa tiba – tiba kau ingin aku ikut?"

"Karena kau adalah pasanganku! Kurasa alasan itu cukup masuk akal, bukankah begitu?"

Singto mengerutkan alisnya dengan curiga. "Biasanya juga kau pergi dengan sekretarismu dan tidak pernah mengajakku, kenapa tiba – tiba..."

"Kau berharap orang – orang menganggap sekretarisku sebagai pasanganku?" Pha memotongnya dan menyeringai. "Setiap kali aku menghadiri undangan seperti ini, orang – orang selalu menanyakan pendampingku, dan kadang – kadang mereka mengira aku belum menikah dan ingin menjodohkanku dengan putri mereka..."

"Apakah menurutmu aku perlu mempersunting seorang istri lagi untuk menemaniku menghadiri pertemuan resmi seperti ini?" ia mengangkat alisnya menunggu respon dari Singto.

Singto menatapnya lurus dan tidak menjawab.

Pha tersenyum getir dan berkata. "Percaya atau tidak, meskipun kita sudah menikah selama 8 tahun, namun 50% karyawan di perusahaan ini, mengira hubungan kita hanya sebatas atasan dan karyawan, sebaliknya mereka berpikir kau...dan Joss memiliki hubungan khusus..."

"Setiap hari, kita datang ke kantor secara terpisah, makan sendiri, dan pulang sendiri –sendiri, bahkan kita jarang bertemu atau mengobrol di Kantor. Sebaliknya selama dua tahun ini kau dan Joss selalu terlihat bersama – sama, baik di kantor maupun di luar..."

"Itu hanya anggapanmu yang tidak beralasan, aku bekerja di divisi yang sama dengannya, normal – normal saja jika kami terlihat sering bersama, yang jelas hubungan kami hanya sebatas rekan kerja, dan tidak menyimpan rahasia apapun, kenapa kau tidak bisa memahaminya?"

"Aku mengerti, kapan aku pernah mempermasalahkannya?" balas Pha. "Aku hanya memintamu menemaniku bertemu client dan kau langsung menolak, namun apakah kau pernah menolak ajakan Joss?"

(IND - ENG) Lovely, New Year Gift 2 (THE END)Where stories live. Discover now