(IND) Chapter Twenty Three - Life is Beautiful

708 62 42
                                    

Pha terbangun di ranjang pasien seorang diri setelah pingsan selama lebih dari 12 jam, Ia membuka matanya kaget karena bermimpi buruk tentang Singto. Ia tertegun sejenak sebelum mengingat apa yang terjadi, dan air matanya langsung meluap memenuhi kelopak matanya, hingga tumpah keluar membasahi wajah dan bantal.

Pha menangis pilu, nafasnya terasa sesak, jantungnya seakan diremas dan perasaannya sakitnya tidak bisa digambarkan, kini ia bisa memahami bagaimana perasaan ayahnya saat paman Il Woo meninggal.

Ia kemudian teringat janji pernikahan mereka sembilan tahun yang lalu, yaitu ia bersumpah pada pria itu bahwa ia akan mencintainya selamanya sampai kematian memisahkan mereka. Namun begitu semua ini menjadi kenyataan, Pha tidak dapat menerima kenyataan bahwa mereka telah dipisahkan oleh kematian, dan dia juga ingin mati.

Mata Pha terbuka lebar, namun penglihatannya kabur oleh air mata, pikirannya dipenuhi dengan wajah Singto dan kenangan mereka bersama, ia sudah tidak bisa berpikir menggunakan akal sehatnya lagi, yang ia inginkan saat ini hanyalah bertemu Singto untuk minta maaf dan mengatakan padanya bahwa ia mencintainya.

Mata Pha tertuju pada jarum infus yang menancap di tangannya, dan tiba – tiba sebuah ide gila muncul di kepalanya, ia bangun dengan menekan sisi ranjang, kemudian mengulurkan tangannya yang gemetaran mencabut keluar jarum infus, dan mengarahkan ujung jarum menekan pergelangan tangannya kuat.

Selanjutnya Pha memejamkan mata, menahan nafas, dan mengepalkan tangannya, dan tanpa sadar menusukkan jarum ke dalam kulitnya, menariknya horizontal merobek nadinya sendiri. Darah segarpun mulai mengucur keluar dari lukanya dan menetes membasahi sprei.

Beruntung tiba – tiba seseorang membuka pintu dan masuk.

"Oppa kau sudah..." So Hyun berjalan masuk dan membeku seketika, matanya terbelalak kaget saat melihat apa yang sedang dilakukan Pha, ia seraya melesat ke arah pria itu dan berusaha merebut jarum dari tangannya.

"Apa yang kau lakukan?!!" Akhirnya So Hyun berhasil merebut jarum dari tangan Pha dan membuangnya.

Ia melirik tangannya yang terluka sejenak dan segera menyembunyikannya, setelah itu mencari sesuatu dengan panic untuk menghentikan darah Pha.

Namun Pha mendorongnya kasar.

"Jangan pedulikan aku!!!"

"Aku tidak bisa!!!" tukas gadis itu. "Apa yang kau lakukan barusan?!! Kau sudah gila?!!"

"Aku ingin bertemu Singto dan minta maaf padanya!!!"

"Dengan bunuh diri?!!"

"Ini cara satu – satunya agar bisa bertemu dengannya lagi..."

"Dia tidak akan memaafkanmu jika mengetahui kau melakukan ini!!!"

"Aku tidak peduli, aku hanya ingin bertemu dengannya..." teriaknya emosional. "Dan apa pedulimu?!!"

"Kau tidak akan bertemu dengannya kalau kau mati, karena dia tidak mati..." So Hyun membungkam mulutnya seketika.

"Aku akan mencarinya..." Pha juga berhenti seketika saat menyadari sesuatu, lalu menatap So Hyun lurus. "Kau bilang apa?"

Gadis itu membisu sejenak dan bertanya. "Jika saat ini yang berada di posisi Singto Oppa adalah aku, apakah kau juga akan melakukan hal yang sama?"

Pha tidak menjawab, ia bahkan mungkin tidak mendengar pertanyaan gadis itu, ia lalu mencengkram bahu gadis itu erat dan mengulang pertanyaannya.

"Kau bilang dia tidak mati? Apakah artinya Singto masih hidup? Katakan padaku!!!" teriak Pha di depan wajah So Hyun dengan emosi, lalu memejamkan matanya erat dan hampir terjatuh dari ranjang.

(IND - ENG) Lovely, New Year Gift 2 (THE END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt