Outrageous Joke

14K 1.2K 27
                                    

Lolongan seorang gadis kecil terdengar menggema dari penjara bawah tanah. Rambutnya kusut dan lengket karena keringat. Bibirnya berdarah akibat menahan pedihnya tiap cambukan yang menerpa tubuh mungilnya yang sekarang tampak ringkih.

"Ada kata-kata lain Astoria?" tanya seorang warrior sinis.

"Kak Sean tolong aku." gumam Astoria dengan punggung berdarah dan baju yang sudah sobek. Sean dan Sky sama sekali tidak bergeming. Sabetan demi sabetan terus menggema begitu pula rintihan Astoria yang semakin melemah.

"Ya tuhan, apa yang terjadi di sini?" pekik Luna Lyra saat melihat Astoria di rantai dengan darah segar mengalir dari punggungnya akibat cambukan yang di terima.

"Luna, Hynmoni tolong aku." rintih Astoria nyaris tidak terdengar ketika melihat Luna datang bersamaan salah satu omega pengasuhnya Hynmoni.

"Sentinel apa-apaan ini. Kau tega menghukum gadis kecil yang rapuh. Memangnya apa kesalahan Astoria?" tanya Luna Lyra prihatin.

"Hukuman ini termasuk ringan karena dia masih kecil. Kau tau apa yang dia lakukan selama ini karena kita terlalu memanjakannya." kata Sentinel kemudian berjalan mendekati Lyra lalu berbisik sangat pelan di telinga Lyra. Sontak saja raut wajah Lyra yang tampak khawatir berubah menjadi kesal.

"Setelah selesai di cambuk, biarkan Astoria di rantai di tempatnya sampai pagi. Tidak ada yang boleh mengobati lukanya sampai matahari terbit. Tak seorang pun termasuk kau Hynmoni." kemudian Luna Lyra meninggalkan penjara bawah tanah dengan perasaan campur aduk antara marah dan kecewa.

"Lima belas cambukan lagi!" seru Alpha Sentinel dengan suara Alpha tone-nya dan dengan senang hati warrior itu melaksanakan tugasnya.

"Bukankah Kak Sean juga melakukan kesalahan karena menantang Gamma Axell, kenapa Kak Sean tidak di hukum tapi malah aku yang di hukum!?" seru Astoria protes dengan segenap tenaga yang masih di miliki setelah hukumannya selesai.

'Aku sudah bilang kalau dia adalah orang yang buruk, sudah ada dalam gen nya' geram Stevan sensi.

Stevan memang sedikit pemarah jika berhadapan pada orang yang tidak ia sukai. Namun sebenarnya Stevan jauh lebih dewasa dari pada he-nya yang dingin dan berperawakan tenang. Seperti yang di lakukan Sean saat ini. Dia berjongkok tepat di hadapan Astoria yang dirantai sambil terduduk.

"Ayah sudah menghajarku habis-habisan sampai Stevan terluka parah. Renungkan perbuatanmu karena apa? Karena aku bukan lagi pelindungmu." desis Sean nyaris menyerupai bisikan yang membuat bulu kuduk Astoria meremang.

"Itu saja, selamat tinggal." Sean dan Sky menaiki anak tangga lalu menghilang di balik kegelapan yang tak mampu di capai mata Astoria.

Sekarang Astoria berada di penjara bawah tanah yang dingin dan pengap bersama puluhan tahanan yang kondisinya jauh lebih buruk dari pada dirinya. Bau anyir darah dan bau busuk dari bangkai rogue yang beberapa sudah tidak utuh menambah siksaan gadis kecil itu. Belum cukup sampai di situ, Alpha Sentinel yang biasanya lembut menjanjikan perlindungan kini menatapnya tajam sambil mengeluarkan aura dominan yang membuat Astoria makin tenggelam dalam ketakutan.

"Kau mengecewakan aku Astoria bahkan dalam usia semuda ini." kata Alpah Sentinel datar namun mematikan sebelum meninggalkan Astoria yang masih terikat rantai.

"Ayah, jangan tinggalkan aku sendirian di sini." pinta Astoria memohon dengan begitu menyedihkan.

"Aku bukan Ayahmu." desis Alpha Sentinel tanpa menoleh sebelum benar-benar pergi.

Hati Astoria hancur. Sekali lagi memori pahit yang di kuburan dalam-dalam kembali mengingatkannya bahwa dirinya hanya sebatangkara di dunia ini. Keluarga Anderson berbaik hati memungutnya dari hutan saat dirinya sendirian, kedinginan dan kelaparan. Keluarga yang memberinya tempat bernaung dan kuasa untuk menundukkan yang lain. Bukan menundukkan melainkan merendahkan. Kini semua sifat buruknya telah terungkap. Karena Lalita si anak baru.

My Mate is White WolfWhere stories live. Discover now