Silver Moon Pack

14.8K 1.2K 13
                                    

Seorang gadis muda berusia sekitar enam belas tahun terlihat berjalan santai di padang rumput hijau dekat hutan. Tanpa rasa takut gadis itu menyusuri padang rumput yang luas dan tanpa ragu memasuki hutan.

Setelah keluar dari hutan sampailah gadis itu di sebuah padang rumput luas dengan beberapa pohon dan sungai yang menyajikan beberapa undakan air terjun kecil. Gadis itu tersenyum kecil lalu bermain air dengan kakinya yang telanjang. Dengan lembut jari lentiknya menyentuh permukaan air mengalir yang terasa dingin dan sejuk.

Suara cicitan dan nyanyian burung yang merdu membuat gadis itu berhenti bermain di tepi sungai lalu segera memakai alas kakinya. Sebuah pohon yang terletak agak jauh dari pohon-pohon lainnya menjadi tempat berkumpul burung, tupai, rusa, dan beberapa hewan lainnya.

Gadis itu mendekat ke arah pohon yang telah di penuhi hewan. Seakan tidak terganggu, justru hewan-hewan itulah yang berjalan mendekat. Contohnya rusa betina dengan totol putih di punggungnya.

"Sepertinya kau sudah tidak sabar ingin makan buah ceri." kata gadis itu lalu mengeluarkan bungkusan yang berisi buah ceri segar.

"Jangan khawatir aku juga punya sesuatu untuk kalian." katanya ketika melihat seekor burung bertengger di bahunya. Kemudian gadis itu mengeluarkan bungkusan lain yang berisi biji-bijian lalu menebar biji-biji itu di dekat pohon. Dengan girang burung-burung mulai beterbangan ke arah biji yang di tebar gadis itu.

Dari belakang terdengar koakkan di susul suara bulu yang mekar setelah bergesekan. Sepasang merak tengah berdiri di belakang gadis itu penuh harap.

"Tentu kalian juga dapat." kata gadis itu lalu mengulurkan biji yang tersisa kepada kedua merak.

Usai memberi makan para hewan gadis itu kembali duduk di tepi sungai di temani rusa, merak, dan beberapa burung. Tanpa di sangka seekor merak menyodorkan bulunya yang indah pada gadis itu dengan paruhnya.

"Untukku? Cantik sekali. Terimakasih." katanya lalu memakai bulu merak itu di rambutnya yang pirang nyaris putihnya yang tergerai sampai ke punggung.

Terlalu asik bermain air dan menikmati kedamaian Lalita sampai tidak menyadari bahwa ada orang lain selain dirinya di sana. Lalita baru menyadarinya ketika beberapa burung terbang menjauh begitu pula rusa dan merak.

Tepat setelah itu sebuah tendangan mengarah padanya namun ia berhasil menghindar lalu balik menyapu tanah membuat si penyerang terjatuh karena pijakannya tidak kuat. Si penyerang bangkit hendak melayangkan sebuah pukulan namun gadis yang di serangnya lebih gesit. Dengan keras Lalita memuntir tangan penyerang lalu mengunci gerakannya hingga ia tak bisa berkutik.

Sungguhlah mengejutkan, kuncian Lalita dapat di patahkan dengan satu sentakan kuat. Sontak Lalita mundur melihat kuku lawannya memanjang tidak normal. Retakan tulang disertai geraman intimidasi menampilkan seekor serigala besar berwarna abu-abu.

"Kau akan menghadapi aku dengan wujud serigala mu lagi, ayolah ini tidak lucu, kid."

Serigala itu mendengus kesal lalu melesat hendak menerjang Lalita, sepersekian detik kemudian Lalita berhasil menghindar sehingga pohon yang berada di belakang Lalita menjadi sasaran serudukan sang serigala.

"Baiklah aku akan menemani kau bermain hari ini." kata Lalita sambil tersenyum miring. Kuku tangan mulai memanjang disusul taring putih yang runcing mencuat dari mulutnya bersamaan dengan mata biru jernih yang tajam. Penampilan half transformation yang memesona tapi mematikan.

Serigala menggelengkan kepalanya sambil berusaha memfokuskan penglihatannya yang agak kabur. Serigala itu mengeram lalu kembali menerjang diikuti Lalita yang ikut berlari kearahnya. Mereka berpapasan dan kini saling membelakangi. Kuku Lalita berlumuran darah sedangkan serigala mengalami luka cakaran di punggungnya.

My Mate is White WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang