Wedding Ceremony

13.5K 905 61
                                    


Hari bahagia yang di tunggu-tunggu akan segera tiba. Segala persiapan telah selesai termasuk altar tempat janji suci akan terucap.

Helen duduk di atas atap mansion mewah milik Lalita. Menyenangkan bisa tinggal di kawasan teritorial Werewolf. Malam ini Helen tidak akan tidur. Dia ingin menikmati waktu sebanyak banyaknya di tempat itu di temani cahaya putih bulan dan kelap kelip bintang. Besok adalah hari yang penting. Menyaksikan sahabatnya mengikat janji suci di atas altar. Hari bahagia yang akan sangat sempurna dan dia berada di dalamnya.

Sekarang ini mungkin Lalita sedang gugup mengingat besok adalah hari pernikahannya. Tapi ada Elena di sampingnya mampu memberikan ketenangan. Dari pada menggoda Lalita yang sama sekali bukan hobinya Helen lebih memilih berada di tempat tinggi sendirian. Menikmati ketenangan.

"Apa yang kau lakukan di sini sendirian?"

Suara yang biasanya dingin dan mengintimidasi berubah menjadi sedikit hangat. Namun justru membuat kewaspadaan Helen meningkat tajam. Erik terkekeh kecil sebelum berjalan mendekati Helen yang telah memasang posisi siaga.

"Kenapa menatapku begitu? Kemarilah duduk di sampingku." Erik menepuk tempat di sebelahnya.

"Apa yang kau lakukan di sini, Yang Mulia?" tanya Helen dengan penekan di dua kata terakhirnya.

"Menghadiri pernikahan Alpha King, tentu saja. Juga memintamu kembali ke Vampire Empire." ucap Erik enteng.

"Lalu membunuhku di tiang salib? Dan nda menyerah mendapatkan sahabatku?" Helen menatap tajam Erik. Dia tidak akan mempercayai orang kejam dan penuh intrik seperti Erik, tapi entah kenapa di dalam hatinya Helen masih menyayangi.

Berbeda dengan Helen yang tegang, Erik menganggap pembicaraan ini adalah pembicaraan santai antara tuan dan pekerjanya.

"Menyerah? Kurasa iya. Dia telah menemukan kebahagiaannya. Jika aku merebutnya Nyx akan murka padaku. Jika berusaha aku yakin usahaku hanya sia-sia. Aku harus belajar melepaskan karena tidak semua buruan akan tertangkap. Sedangkan kau, jika kau tidak kembali maka ibu-mu... "

"Cukup!" Helen memotong ucapan Erik kemudian berlutut.

"Lakukanlah apa saja padaku asal jangan lukai ibuku." pertahanan Helen runtuh. Dia memilih mati dari pada mengorbankan orang yang sangat menyayanginya. Satu-satunya keluarga di dunia ini.

"Duduklah." titah Erik datar yang di patuhi oleh Helen.

"Aku datang ke sini bukan untuk mencabut nyawa siapa pun seperti yang biasa ku lakukan. Apa menurutmu aku kejam itu hingga kau berpikir aku akan membunuh ibumu? Ketahuilah kita sama Helen. Kita sama-sama memiliki satu orang yang berharga. Kau menyayangi ibumu sama seperti aku menyayangi ibuku, Ratu Rachel. Heh, lagi pula aku datang karena surat undangan."

Erik melemparkan sebuah gaun yang di bungkus rapi serta sepucuk kertas merah yang merupakan undangan.

"Besok kau yang akan menemaniku di pesta. Jadi tampilah sebaik mungkin."

Erik tersenyum samar sebelum menghilang meninggalkan beberapa helai bulu gagak yang beterbangan.

***

"Ayo kita pulang." bisik Sean.

"Pergilah duluan, aku akan menyusul sebentar lagi."

"Baiklah, tapi jangan lama-lama." sebelum pergi Sean sempat mengecup kening Lalita. Pemandangan yang menyakitkan bagi pemilik iris ruby yang menyala di balik semak-semak.

"Kelaurlah Erik." seru Lalita.

Tanpa menunggu panggilan ke dua Erik langsung muncul di hadapan Lalita dengan iris masih menyala.

My Mate is White WolfWhere stories live. Discover now