Erik Night

12.6K 1K 10
                                    


Jangan lupa vote sebelum baca : )

WARNING!!!
Terdapat adegan pembunuhan yang cukup tragis...

Kalian kuat membayangkannya jika tidak maka jangan bayangkan....

Selamat Membaca 😊😊😊

💗💗💗


Gelas bening berisi darah segar masih penuh belum tersentuh. Di sebelahnya terdapat tiga lilin merah menyala menerangi ruangan gelap berdekorasi serba hitam dengan sinar kuning kemerahan.

Seorang prajurit berpakaian serba hitam memasuki ruangan lalu berlutut di depan sosok berjubah yang duduk di kursi kebesarannya sambil memainkan belati perak di tangannya.

"Mereka telah melewati perbatasan timur." lapor prajurit itu.

"Seberapa banyak?"

"Belasan."

Sosok yang duduk tersenyum sinis lalu melemparkan belati perak di tangannya tepat menancap di gelas kaca yang penuh dengan darah. Mata hitam legamnya berubah menjadi merah dan nyalang. Senyum miringnya berubah menjadi seringaian keji.

"Kerahkan beberapa warrior terbaik, aku sendiri yang akan turun tangan menghadapi mereka lagi pula sudah lama aku tidak berlatih." titahnya.

"Baik." prajurit itu undur diri untuk melaksanakan perintah berikutnya.

"Kalian pikir Vampir gila darah seperti kalian bisa menggulingkan kerajaan sebesar ini? Huh jangan mimpi." desis sosok tersebut kemudian menghilang di balik bayangan.

***

Belasan Demontour berjalan melewati perbatasan usai menghisap kering darah para penjaga. Penampilan mereka tak ubahnya para berandal yang hendak merampok. Wilayah paling luar dari Vampire Empire yang akan menjadi sasaran mereka berikutnya malam ini.

Mereka berhenti secara tiba-tiba. Aroma darah segar terbawa angin membangkitkan haus darah mereka. Semua Demontour menyeringai menampilkan taring putih yang basah akan liur yang mengharapkan amisnya darah. Hidung mereka berlomba-lomba menghirup dalam-dalam aroma wangi dari sari sumber penghidupannya. Derap tak sabar membawa mereka pada seorang Vampir yang dengan sangat santai menggoyangkan gelas berisi cairan kental darah sambil bersandar pada pohon.

Salah satu Demontour berlari hendak menerkam Vampir itu namun malangnya sebuah anak panah perak lebih dulu menembus jantungnya. Melihat salah satu anggotanya terbunuh membuat Demontour lainnya memasang posisi siaga. Sayangnya mereka terlambat karena puluhan anak panah perak lainnya lebih dulu menghujani mereka. Demontour yang tidak siaga atau terlambat menghindar berakhir dengan luka yang terasa terbakar akibat perak ataupun mati terkena serangan pada organ vital. Hampir sepertiga Demontour terbunuh dan terluka akibat serangan babak pertama.

Setelah hujan anak panah perak berakhir, warrior yang telah di persiapkan menyerbu secara tiba-tiba membuat beberapa kepala melayang dan dada berlubang tertusuk pedang. Suara dentingan pedang yang amat menyakiti telinga menggema di dalam hutan diikuti suara memilukan menjelang kematian.

Sosok berjubah hitam mengamati dengan bosan battle yang tersaji di bawahnya. Warrior terlatih faktanya juga kewalahan menghadapi Demontour si gila darah. Hingga akhirnya ia memilih untuk terjun langsung pada battle. Jubah hitamnya berkibar dengan liar ketika melompat turun dari atas pohon. Pendaratannya begitu sempurna ketika kakinya memijak tanah membelakangi seorang Demontour yang kepalanya menggelinding dan tubuh tanpa kepala yang mulai tumbang.

Seorang Demontour mengarahkan pedangnya pada sosok itu dari samping, tanpa menoleh sosok ini mengayunkan pedangnya membuat sebuah kepala kembali menggelinding. Senyum miring terpampang jelas di wajahnya yang tampan dengan mata menyala merah.

My Mate is White WolfWhere stories live. Discover now