Punishment

12.2K 1K 18
                                    

Erik langsung membawa Lalita yang pingsan ke dalam dekapannya. Wajahnya memucat dan tubuhnya begitu dingin. Erik tidak tau harus berbuat apa kecuali membawa Lalita kembali ke kamarnya lalu sesegera mungkin memanggil dokter. Beberapa dokter dari kalangan Vampir bergegas datang dari pada kepala mereka yang menjadi jaminan. Dan tentu bukan Vampir biasa, dokter yang di panggil Erik memiliki kemampuan sihir dan pengalaman yang tak perlu di ragukan.

Beberapa mengucap mantra sedangkan salah satu di antaranya memeriksa Lalita sambil meminumkan ramuan yang akan membuat Lalita merasa lebih baik. Penanganan selesai begitu suhu tubuh Lalita mulai kembali normal dan wajahnya tidak sepucat sebelumnya.

"Apa yang terjadi?" tanya Erik pada dokter yang paling berpengaruh dalam penanganan Lalita.

"Yang Mulia, sepertinya Nona Lalita sudah terikat kuat dengan pasangan hidupnya."

"Apa maksudmu." dengan emosi tertahan Erik menarik kerah baju sang dokter dengan kasar sambil memamerkan mata merahnya yang begitu mengintimidasi.

Namun bukanya takut atau pun gentar seperti dokter lainnya, Vampir yang sedang di hadapkan oleh malaikat pencabut nyawa hanya diam menatap Erik dengan tenang sambil mencoba merangkai kata-kata yang tepat untuk memberikan penjelasan pada putra mahkota.

"Nona Lalita adalah Werewolf bukan?" dokter memulai penjelasan. "Di lihat dari kekuatannya sepertinya Nona Lalita adalah Werewolf berpengaruh di kaumnya begitu pula pasangan hidupnya yang di sebut mate oleh kaum werewolf."

"Ikatan mate saling berhubungan, jika salah satu terluka parah atau sekarat yang lainnya akan merasakan rasa sakit di tubuhnya sama seperti Nona Lalita. Sepertinya anda memberikan obat penekan kekuatan yang membuat keadaan Nona Lalita semakin parah."

Perlahan-lahan Erik melepaskan cengkeramanya pada dokter lalu memijat keningnya hingga seseorang memasuki kamar Lalita mencari Erik. Helen datang membawa sebuah surat penting yang berisi informasi tentang Lalita.

"Yang Mulia Erik." sapanya membungkuk.

"Saya membawa informasi penting yang anda minta. Hari ini Alpha King berhasil memenangkan perang besar melawan tiga pack sekaligus. Alpha King hanya menderita luka yang parah akibat wolf'sbane tapi tidak sampai sekarat." Helen menyerahkan sebuah dokumen pada Erik.

"Kerjamu bagus, sekarang kau boleh pergi." titah Erik yang kemudian langsung duduk dan membaca isi keseluruhan dokumen.

"Sekarang saya mengerti."

Erik langsung menatap nyalang pada sang dokter dengan manik rubynya.

"Nona Lalita adalah Luna Queen."

"Jika kau berani menyebarkan informasi ini bukan hanya kau tapi keluarga dan seluruh kerabatmu juga akan ikut binasa." desis Erik tajam.

"Hamba mana berani."

"Tapi satu hal yang perlu anda ketahui Yang Mulia. Jika Alpha King saat ini terbunuh, maka Nona Lalita juga akan mati."

Erik tertegun. Lalita adalah miliknya dan itu mutlak. Tak ada seorang pun yang boleh mengambilnya termasuk mate-nya sekalipun.

Pintu kamar Lalita kembali terbuka dan datanglah Soren dengan wajah pucat. Pandangannya sayu sedangkan tubuhnya tegang dan kaku.

"Yang Mulia. Raja dan Ratu memanggil anda."

***


Erik berjalan memasuki aula megah bertahtakan permata yang berkilau namun suram. Tudung yang menyembunyikan wajahnya telah tersingkap sejak langkah pertamanya memasuki aula. Di singgasana seorang telah menunggu kedatangannya.

My Mate is White WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang