02. Naskah Misterius

826 199 92
                                    

"Setiap karya dihasilkan oleh keringat, darah, dan air mata penulisnya beserta harapan-harapan mereka."


🌸🌸🌸


Iljoon masih tenggelam dalam rasa keheranannya ketika dengan tiba-tiba Seonhwa menoleh. Bola mata Iljoon sempat membesar dan menyadari jika Seonhwa sama terkejutnya.

"A-aku hanya ingin...mengambil topiku," ujar Iljoon terbata berusaha menjelaskan keberadaannya di dekat gadis itu tanpa diminta. Ia hanya tidak ingin gadis itu salah sangka terhadap dirinya.

Seonhwa yang merasa seperti sudah dipergoki melakukan hal ilegal segera beranjak. Bunga lily kuning yang belum sempat ia pindahkan dari keranjang tanpa sengaja tertendang hingga berserakan. Dengan panik gadis itu memungutinya satu per satu, kemudian meletakkannya asal di dekat batu nisan.

"Tunggu dulu," sergah Iljoon ketika gadis itu beranjak meninggalkannya.

Gadis itu berhenti, tetapi masih memunggungi Iljoon.

"Boleh kutanya sesuatu?" tanya Iljoon ragu.

Tak ada jawaban atau pun pergerakan dari Seonhwa. Membuat Iljoon dengan ragu mendekat. Hingga dirinya berdiri tepat di belakang Seonhwa, Iljoon kembali angkat bicara.

"Apa kita pernah bertemu sebelum hari ini?"

Seonhwa masih bergeming.

Iljoon masih sangat ingat dengan isi kalimat yang diucapkan gadis itu beberapa saat lalu. Rasa penasarannya begitu besar hingga rasanya ia akan mati penasaran jika tidak bertanya dan mendapat jawaban.

Perlahan gadis itu mengeluarkan sesuatu dari tas selempangnya. Sebuah white board kecil seukuran buku tulis dan spidol. Ia menulis jawabannya di sana kemudian memperlihatkannya kepada Iljoon.

Tidak pernah.

"Barusan kau bicara."

Selang beberapa detik kemudian Seonhwa menulis kembali.

Aku tidak bisa bicara. Mungkin kau salah dengar.

Setelah memperlihatkan jawaban terakhirnya, Seonhwa pun merundukkan kepala sebagai sapaan hormat. Kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

"Musim semi, berkeliling naik sepeda. Dari mana kau tahu dialog itu?" tanya Iljoon sedikit berteriak agar Seonhwa mendengar dan menghentikan langkahnya. Namun, usaha Iljoon sia-sia. Seonhwa tetap berlalu pergi seolah memang menyimpan rahasia yang tidak ingin ia bagi dengan orang lain.

"Tung---aish," rutuk Iljoon kesal saat sebuah panggilan di ponsel mengusiknya.

Atensinya terbelah. Antara mengejar gadis itu untuk menghilangkan rasa penasarannya dengan ingin mengangkat panggilan Inhwan. Pasalnya sahabatnya itu tahu hari ini Iljoon sedang cuti. Ia tidak mungkin menghubungi jika tidak ada hal yang benar-benar penting.

Pada akhirnya Iljoon lebih memilih menerima panggilan Inhwan. Sembari matanya mengekori sosok Seonhwa yang semakin menjauh.

"Ada apa?" tanya Iljoon begitu ia mengangkat panggilan Inhwan.

"Ada masalah penting."

"Ya, aku tahu. Kau tidak mungkin menghubungiku jika tidak sepenting itu. Katakan sa---"

"Kau tahu apa yang kutemukan di antara tumpukan naskah lama yang tidak terpakai?" potong Inhwan antusias. Pria itu terlalu bersemangat. Bisa terdengar dari nada bicaranya yang tergesa.

"Apa?"

"Aku menemukan sebuah naskah," jawab Inhwan cepat.

"Naskah?"

[END] Flowery ConversationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang