07. Just Move On

577 148 56
                                    

"Having no reason to stay is a great reason to let go and move on."

-Anonymous-

🌸🌸🌸

Keheningan masih menaungi ketika mereka sudah berada di mobil Iljoon. Wajah Seonhwa sejak tadi tertekuk. Gadis itu merasa kesal karena Iljoon terkesan memaksanya untuk pergi. Padahal ia sudah menolak mentah-mentah ajakan pria itu. Namun, Bibi Mae ikut-ikutan memaksa. Siapa yang tidak kesal coba?

Pria Kim itu memang cukup cerdas. Ia menggunakan Bibi Mae untuk memuluskan niatnya. Seonhwa jadi bertanya-tanya sendiri apa Iljoon dan Bibi Mae merencanakan sesuatu yang mereka sembunyikan darinya, ya?

"Jangan marah," ujar Iljoon membuka percakapan setelah sekian lama.

Seonhwa tidak terlalu menghiraukannya. Tatapannya masih fokus dengan pemandangan di luar sana. Deretan pepohonan yang menyejukkan mata.

Iljoon mengerling ke arah gadis itu. Merasa tak dihiraukan membuat pria berlesung pipi itu menghela napasnya. Lelah juga rasanya selalu bermonolog. Namun, Iljoon yakin Soenhwa mendengar semua yang ia katakan. Mungkin gadis itu sedang malas menulis, makanya tidak merespons apa pun.

"Bibi Mae hanya ingin kau sembuh," sambung Iljoon lagi.

Mata Seonhwa mengerjap pelan. Berusaha menghubungkan pernyataan Iljoon barusan dengan apa yang ia pikirkan beberapa saat sebelumnya. Ternyata benar memang ada hubungannya. Ada sesuatu yang mereka rencanakan atau sepakati tanpa sepengetahuan Seonhwa.

Lagipula, bukankah cukup mencurigakan seorang Kim Iljoon yang tidak mengenalkan dengan begitu baik tiba-tiba datang seolah mengulurkan tangan. Ingin membantu Seonhwa mengatasi masalah traumanya. Tidak mungkin jika itu murni keinginan Iljoon. Pasti Bibi Mae yang meminta bantuannya.

Dengan cepat Seonhwa mengeluarkan buku catatannya dan menuliskan sesuatu.

Apa Bibi Mae yang memintamu melakukan sesuatu?

Seonhwa menyodorkan tulisan itu ke arah Iljoon yang langsung melirik sekilas sebelum kembali mengarahkan fokusnya ke jalanan di dapan sana.

"Wajar, kan? Satu-satunya keluarga yang kau miliki hanya dia. Wajar jika dia begitu mengkhawatirkanmu. Lalu apa kau tega untuk bersikap egois seperti ini?"

Apa? Egois ia bilang? Seonhwa langsung melirik sinis ke arah Iljoon. Pria itu menyadarinya dan sedikit menyesal sudah mengeluarkan kata itu dari mulutnya. Tidak seharusnya ia berkata seperti itu. Namun, bukankah Soenhwa itu tipe orang yang harus diprovokasi?

Detik selanjutnya Iljoon menyadari jika tindakannya benar. Seonhwa benar-benar terprovokasi sehingga gadis itu nekat membuka pintu mobil.  Untung Iljoon masih sempat menangkap tangan gadis itu dengan sigap.

"Hei, apa yang kau lakukan?"

Seonhwa memberontak sekuat tenaga. Iljoon sampai kewalahan harus membagi fokusnya antara menyetir dan menggagalkan usaha nekat Seonhwa. Mobil yang mereka naiki pun berjalan agak oleng di tengah jalan raya yang tidak terlalu padat itu.

"Kau ingin kita mati, eoh?!" teriak Iljoon kesal karena Seonhwa tidak kunjung menghentikan aksinya.

"So Seonhwa!" hardik Iljoon putus asa.

Merasa tidak terima dihardik begitu, Seonhwa menggigit tangan Iljoon yang masih mencengkeram miliknya. Seketika Iljoon membanting setir ke arah jalur lambat di sebelah kiri. Gerakan Seonhwa semakin tidak terkendali. Gadis itu memukul, mendorong bahkan menggunakan bahunya untuk mendobrak pintu mobil yang terkunci. Dengan terpaksa Iljoon menginjak rem dan menghentikan mobil secara paksa.

[END] Flowery ConversationWhere stories live. Discover now