10. Jangkauan Takdir

574 129 51
                                    

"Kaulah sumber dari mimpi-mimpiku.
Tanganku yang menjangkaumu adalah keyakinan yang telah ditentukan."

DNA by BTS

🌸🌸🌸

Selama beberapa menit awal, Seonhwa merasa tidak nyaman ketika duduk berhadapan di sebuah meja kafe bersama Inhwan. Ia tidak mengenal pria itu sama sekali walaupun pria Jo itu mengaku sebagai sahabat Kim Iljoon. Namun, rasa penasarannya terhadap kalimat pria itu soal hubungan novelnya dan Iljoon telah membuat Seonhwa begitu penasaran dan sedikit mengabaikan rasa tidak nyaman itu.

Ia berpikir mungkin Inhwan tahu sesuatu tentang kenapa naskah itu bisa berada di tangan Iljoon, padahal Seonhwa tidak pernah mengirimnya ke mana pun.

"Jadi, kau tidak pernah mengirimkan naskah itu pada kami?" tanya Inhwan dengan wajah keheranan campur antusiasnya.

Seonhwa menggeleng pelan.

"Ini aneh. Lalu bagaimana naskah itu bisa sampai ke redaksi kami?"

"Itu juga yang menjadi pertanyaanku. Apa kalian---maksudku, kau tahu sesuatu tentang itu?" Seonhwa bertanya penuh harap.

"Sayangnya tidak," jawab Inhwan usai menyeruput cangkir mocacino latte-nya. "Iljoon pernah mencari tahu sebelum ia menemukanmu dan hasilnya nihil."

"Lalu bagaimana ia tahu kalau itu aku?" Seonhwa bertanya keheranan.

"Mungkin semacam naluri. Menjalani sesuatu yang memang sudah digariskan harus begitu, terkadang tidak membutuhkan penjelasan logika."

Seonhwa terdiam mendengar kalimat Inhwan. Kehadiran Iljoon dalam hidupnya itu memang sangat tiba-tiba. Sangat aneh. Seperti kemunculan salju di musim panas atau mekarnya bunga di tengah musim gugur. Jika bukan takdir yang menjangkau mereka, lalu apa?

Namun, tetap saja Seonhwa tidak merasa yakin. Masih banyak tanya dalam benaknya mengenai pertemuannya dengan Iljoon, apalagi jika dikaitkan dengan novelnya. Apa yang menyebabkan Iljoon begitu gigihnya mencari tahu soal novel Seonhwa itu?

"Kenapa kau begitu yakin?" tanya Seonhwa pada akhirnya.

"Karena salah satu adegan dalam novelmu tidak akan mengendap dalam alam bawah sadar Iljoon jika tidak meninggalkan kesan mendalam baginya."

Kerutan segera menghiasi kening Seonhwa. Gadis itu masih merasa bingung. Tidak mengerti ada hubungan apa antara novelnya dan Iljoon.

"Adegan naik sepeda, seorang gadis, dan musim semi selalu hadir dalam mimpi Iljoon selama beberapa bulan terakhir. Bahkan mimpi itu sampai mengganggu pikirannya. Aku tidak pernah melihatnya seberantakan itu hanya untuk sebuah mimpi, kecuali perasaan yang ia rasakan terhadap mimpi itu begitu membekas dalam dirinya."

Bagi Seonhwa penjelasan itu sangat lucu. Mungkin saja kan Iljoon sehabis menonton film yang adegannya hampir sama lalu sampai terbawa mimpi. Atau ia pernah melakukannya bersama gadis lain. Seonhwa yakin pria dewasa seperti Iljoon tidak mungkin tidak memiliki kekasih.

"Aku tidak mungkin dengan sengaja mencari naskah itu di gudang penyimpanan naskah jika tidak punya rencana tertentu." Inhwan berkata penuh penekanan hingga perhatian Seonhwa terenggut ke arahnya.

[END] Flowery ConversationWhere stories live. Discover now