15. Menemukan Kembali

453 107 84
                                    

"If you were not there then would we, who were just like a lonely island, shine as bright as now?"

---BTS---

🌸🌸🌸

Sinar matahari di awal musim semi yang begitu hangat sudah terpancar dengan sempurna. Hari itu, Seonhwa akan mengalami sebuah peristiwa besar dalam hidupnya. Peristiwa yang selama setahun belakangan ia perjuangkan. Peluncuran novel perdananya.

Selama setahun ini Seonhwa berjuang untuk memperbaiki hidupnya. Membayar waktu tiga tahun yang sempat ia sia-siakan. Ia merevisi novelnya, menambah ilmu kepenulisan dengan belajar otodidak atau pun mengikuti seminar-seminar dan pelatihan kepenulisan. Ia juga ikut di beberapa kegiatan sosial dalam komunitas penulis.

Meskipun kemungkinannya kecil, tetapi Seonhwa berharap dengan ikut kegiatan-kegiatan seperti itu, siapa tahu saja ia bisa bertemu Iljoon secara tidak sengaja. Namun, harapannya nihil. Sosok itu tetap tidak muncul di mana pun. Sampai detik itu pun Seonhwa hanya mendapat kabar dari Inhwan bahwa sosok itu dalam kondisi baik-baik saja. Setidaknya kabar itu membuat Seonhwa merasa lega.

Sebelum pergi ke Seoul untuk menghadiri peluncuran perdana novelnya, Seonhwa memutuskan untuk mengunjungi tempat itu. Tempat yang belakangan sudah jarang ia kunjungi karena kesibukannya. Setelah tiba di depan makam itu, Seonhwa pun meletakkan satu tangkai bunga lily kuning kesukaannya.

"Matahari bersinar kuning keemasan seperti warna bunga ini. Kukirimkan untukmu, Oppa. Tetaplah bersinar di sana," ujar Seonhwa riang.

Sudah hampir satu tahun lamanya waktu berlalu. Sejak pertemuannya dengan Hyunmi dan Nyonya Lee, perlahan Seonhwa juga sudah bisa memaafkan dirinya sendiri. Ia bertekad sebisa mungkin memenuhi harapan kedua wanita itu. Bahwa ia harus membuat hidupnya menjadi lebih berarti untuk menebus semua kesalahannya di masa lalu.

Terang saja hal itu seperti mengangkat jutaan ton beban berat yang selama ini dipikulnya. Itu sebabnya kini Seonhwa merasa hatinya begitu ringan. Ia seperti bisa melihat jalan panjang yang bersinar di depan sana. Seolah sedang menyongsongnya datang.

"Oppa, terima kasih. Terima kasih sudah mendukungku untuk jadi seorang penulis. Meskipun terakhir kali kau seperti membencinya, tetapi aku tahu itu karena aku yang keterlaluan. Terima kasih sudah menyadarkanku tentang perbedaan antara dunia nyata dan dunia khayal. Kupikir itu juga penting untuk seorang penulis. Boleh bebas berkhayal, tetapi tetap harus realistis. Bukankah seperti itu tulisan yang bermanfaat?"

Seonhwa menjeda kalimatnya sejenak. Matanya sudah berkaca. Perasaan melankolis itu mendadak muncul, tetapi dengan sensasi yang sedikit berbeda. Jika dulu setiap datang Seonhwa merasa seperti sedang bertemu dengan Hyunju sungguhan, tetapi kali ini ia sudah sadar bahwa dirinya dan Hyunju sudah berada di alam yang berbeda. Hyunju mungkin mendengarnya, tetapi selamanya pria itu tidak akan bisa bercakap dengannya.

"Hari ini, novel perdanaku akan dirilis secara resmi. Novel yang kau kirim diam-diam ke penerbit. Aku sudah membuatnya jadi lebih baik. Sosok kau pun masih ada di sana karena aku tidak bisa menggantikannya."

Gadis So itu menghela napasnya dalam. Mengulum bibirnya kelu sebelum melanjutkan kembali ucapannya.

"Maafkan aku, Oppa. Kita tidak mungkin bersama, sementara semua orang ingin aku hidup bahagia. Aku pun begitu. Aku tidak boleh menyia-nyiakan hidupku lagi, kan?"

[END] Flowery ConversationWhere stories live. Discover now