#11

3.7K 112 2
                                    

Anna berjalan memasuki sebuah pesawat, yang akan ia tumpangi untuk menuju Rumania, lalu ia mencari tempat duduk, yang sesuai pada tiket yang dipegang olehnya. Setelah menemukannya, ia segera mendudukkan tubuhnya di kursi tersebut, dan untunglah ia mendapat posisi kursi kesukaannya, yaitu di dekat jendela.

Ia menghela nafasnya sedikit lega dan melirik kesekitar, namun tiba-tiba ia jadi teringat pada seorang wanita tua yang waktu itu ia temui, saat pertama kali ia pergi ke Rumania. Ia masih ingat benar, dengan wajah wanita tua itu, bahkan ia juga masih ingat, dengan setiap kata yang diucapkan olehnya. Tapi sepertinya, kali ini ia tak akan bertemu, dengan wanita tua itu lagi, padahal ia sudah berbaik hati pada Anna, ia sudah memperingati Anna untuk berhati-hati, bahkan ia juga memberikan Anna sebuah kalung dengan salib, yang dijadikan sebagai liontinnya.

Lalu semua pintu pesawat mulai tertutup, bahkan sang pilot pun sudah duduk ditempatnya, yang berada di depan sana. Hal tersebut menandakan, kalau sebentar lagi pesawat akan terbang, dan menuju tempat tujuannya, yaitu negara Rumania, sebuah negara yang terkenal kental sekali akan keangkerannya.

Sekali lagi Anna menghela nafasnya, lalu ia menyamankan posisi duduknya, dan segera memejamkan kedua matanya.





************************





Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam, akhirnya pesawat yang dinaiki Anna, tiba disalah satu bandara yang berada di Rumania. Kedua pintu pesawat pun terbuka, dan para penumpang segera berjalan keluar, dan menuruni anak tangga. Namun tidak dengan Anna, karena ia masih saja tertidur sejak tadi, dan tak menyadari, kalau pesawat sudah tiba dibandara tujuannya.

Seorang pramugara yang menyadari hal tersebut pun, segera berjalan menghampiri Anna, lalu ia sedikit membungkukkan tubuhnya kearah Anna, dan menepuk-nepuk bahunya Anna dengan pelan.

"Nona, bangunlah. Pesawatnya sudah tiba ditempat tujuan" ujar pramugara tersebut.

Anna yang terkejut pun, langsung membuka matanya, dan mengedarkan pandangan, namun ia malah semakin terkejut, saat melihat seisi pesawat yang sudah hampir kosong, "Kita sudah sampai?", tanyanya, yang beralih menatap sosok pria, yang kini berada di sampingnya.

Pria itu, yang merupakan seorang pramugara mengganggukkan kepalanya, dan tersenyum lembut padanya, "Benar nona, kita sudah sampai ditempat tujuan, sejak beberapa menit yang lalu", jawabnya.

Setelah mendengar penjelasan dari pramugara tersebut, Anna langsung teringat kalau tadi ia sempat tertidur, dan cukup lama, sampai-sampai ia tak menyadari, kalau pesawatnya sudah mendarat dan tiba di bandara tujuannya.

Dengan berat, Anna menghela nafasnya dan segera bangkit dari kursinya. Dan pramugara itu pun tak tinggal diam, ia membantu Anna untuk berdiri.

"Terima kasih" ucap Anna sambil menoleh ke arah pramugara tersebut, dan tersenyum tipis.

"Sama-sama nona, dan mari saya antar sampai depan, karena kau pasti masih lemas" jawabnya yang kemudian segera menuntun Anna.

Dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, Anna pun terpaksa melangkahkan kakinya walau dengan gontai, dan untung saja pramugara itu menuntunnya, dan membantunya untuk keluar, dari pesawat yang dinaikinya.

"Terima kasih sudah membantuku" ucap Anna pada pramugara tersebut, sambil mengukirkan sebuah senyuman.

Pramugara itu pun menggangguk, dan membungkuk dengan sopan, "Sama-sama nona, senang bisa membantu mu", ujarnya.

Anna segera melangkah, menuju bagasi pesawat untuk mengambil tas kopernya. Sesampainya di sana, sudah ada seorang pria berseragam rapih, yang sedang mengeluarkan tas koper milik Anna dari dalam bagasi.

"Selamat sore nona, ini tas koper milikmu" ucapnya sambil tersenyum, dan menaruh tas kopernya Anna di dekat kakinya.

Anna pun hanya menggangguk, dan mengambil tas kopernya. Lalu ia segera berjalan, sambil menyeret tas koper itu.












To be continue. . .

The Immortal Love [COMPLETE]Where stories live. Discover now