#24

3.9K 117 0
                                    

"Karena kita sudah saling mengenal satu sama lain, maka dari itu ia mempercayakanku untuk menjaga pendampingnya, selama ia tak ada " jawabnya yang sengaja menekankan kata pendampingnya.

Anna pun hanya menggangguk paham, setelah mendengar jawabannya Gabriel, dan lagipula ia merasa Count mengutus orang yang benar, karena ia dan Gabriel memang sudah saling kenal.

Gabriel yang berada di luar sana, juga terdiam sejenak sambil memperhatikan Anna, "Apa kau tahu? Apa alasan dua malam ini, Count selalu keluar lebih awal?" tanyanya, tanpa melepaskan pandangannya dari Anna.

Dengan cepat Anna menggelengkan kepalanya, dan menatap Gabriel, "Tidak tahu, memangnya kenapa?" tanyanya yang malah berbalik tanya pada Gabriel.

Namun Gabriel malah mengukirkan sebuah senyuman yang mengerikan, hingga gigi-giginya yang putih dan tajam, jadi menjorok keluar dari bibirnya, "Yang jelas Count sedang menyiapkan sesuatu yang besar, dan begitu penting baginya" jawabnya, sambil mengalihkan pandangannya dari Anna.

"Apa?" tanya Anna dengan dahinya yang mengerut.

"Kalau aku memberitahumu, Count akan marah denganku, nanti bisa-bisa ia membunuhku" jawabnya.

Mendengar jawabannya Gabriel, malah membuat Anna menghela nafasnya dengan kasar, karena ia pun tak bisa memaksa Gabriel, untuk tetap menjelaskan kepadanya. Dan lagipula, ia sudah tahu apa yang akan terjadi pada vampire itu, jika ia tetap memberitahunya pada Anna.







***********************






1 hari kemudian. . .


Kini Anna tengah berdandan di dalam kamarnya. Kemarin malam, Count mengatakan padanya, kalau malam ini akan ada sebuah acara, yang diadakan di dalam purinya itu, jadi ia meminta Anna untuk memakai pakaian ala putri bangsawan, dan tentu saja Anna tak memilikinya. Namun tadi pagi, Count memberikannya sebuah dress yang cantik, yang biasa dipakai oleh para wanita dijaman kerajaan dulu.

Setelah mengenakan dress tersebut, membuat Anna jadi terkagum pada dirinya sendiri, karena ia terlihat begitu cantik dan menawan, bak seorang putri dari kerajaan. Semasa kecil, ia pernah bermimpi menjadi seorang putri yang tinggal di istana, dan sepertinya kini impiannya itu telah terwujud. Karena akhirnya, ia bisa memakai dress ala seorang putri, dan tinggal di dalam sebuah puri, yang meskipun begitu menyeramkan.

Belum selesai ia terkagum dengan dirinya sendiri, namun tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, dari luar kamarnya. Perlahan ia berjalan, dan membukakan pintu. Dan nampaklah, seorang wanita yang berpakaian ala pelayan, dengan topeng yang hampir menutupi wajahnya, tengah berdiri di depan sana. Lalu ia membungkuk sopan, saat melihat Anna yang membukakan pintu, "Selamat malam nona Anna, apakah anda sudah siap? Karena tuan sudan menunggumu sedari tadi" ujarnya yang disertai dengan senyuman.

Anna tak tahu siapa wanita itu, karena sebelumnya ia tak pernah melihatnya. Bahkan, ia pun tak mengerti, mengapa Count mendadak mengadakan sebuah acara, di dalam purinya itu, dan siapa saja kah yang ia undang? Apakah mereka yang diundang itu manusia seperti Anna? Atau makhluk kegelapan seperti dirinya? Dan mengapa ia mengadakannya, di tengah malam seperti ini?

Semua pertanyaan itu, terus berputar-putar di dalam kepalanya Anna. Lalu ia mengganggukkan kepalanya, dan berjalan keluar dari kamarnya. Namun tak lupa, ia menutup pintu kamarnya terlebih dahulu. Dan setelah itu, pelayan tersebut mengajaknya untuk menuju sebuah tempat, di mana acara tersebut sedang berlangsung.

Sambil berjalan, ia memperhatikan sekitar, dan ia tak melihat siapa pun di dalam puri tersebut, dan lagipula puri itu tetap sepi seperti biasanya. Ingin rasanya ia menanyakannya pada pelayan tersebut, tapi ia enggan, karena ia merasa tak enak, dan takut dibilang tak sopan.

Lalu mereka tiba, di depan dua buah pintu yang cukup besar dan tinggi, Anna pun mulai bertanya-tanya, ada apa di balik pintu tersebut? Apa jangan-jangan acara tersebut berada di balik pintu itu? Baru saja ia sampai pada kesimpulannya itu, tiba-tiba pintunya terbuka, dan nampaklah begitu banyak orang yang berada di dalam ruangan besar tersebut, yang merupakan aula dari puri itu. Sebuah karpet merah yang panjang, sudah tersedia di bawah kakinya Anna. Sedangkan di tengah aula tersebut, ada seorang pria yang sedang duduk di sebuah kursi  yang terbuat dari emas, pria itu menatap ke arah Anna, dan duduk dengan santainya, bak seorang raja di sebuah kerajaan.

Tapi Anna merasa aneh pada orang-orang yang begitu banyak itu, karena mereka semua memakai sebuah topeng yang sama, seperti seorang pelayan yang berada di sebelahnya. Lalu tiba-tiba, seorang pria yang juga memakai topeng berjalan menghampirinya, dan langsung berdiri di sebelahnya, "Jangan buang-buang waktu, ia sudah menunggumu" bisiknya pada telinganya Anna.

Mendengar suara pria tersebut, membuat Anna terkejut, karena suaranya begitu mirip dengan Gabriel, bahkan postur tubuhnya juga sama, dengan postur tubuhnya Gabriel.

"Gabriel?" ucapnya dengan pelan sambil menatap pria tersebut.














To be continue. . .

The Immortal Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang