#25 (End)

6.4K 153 5
                                    

Tanpa berkata apa-apa, pria itu langsung menaruh tangannya Anna, pada telapak tangannya. Lalu ia mengajak Anna, untuk berjalan di atas karpet merah tersebut, dan menuju pada seorang pria yang tengah menunggu di depan sana. Tapi Anna hanya terdiam, dan memperhatikan sekitar. Saat ini, ia benar-benar sangat bingung apa yang sedang terjadi. Bahkan pria yang sedang menunggunya di depan sana, juga memakai sebuah topeng, hingga membuatnya tak bisa mengenalinya.

"Acara macam apa ini? Dan kemana Count?" batinnya.

Ia berharap ini hanya mimpi saja, dan ingin rasanya ia terbangun di dalam kamarnya, dengan Axell yang sedang menunggunya di sebelahnya. Namun ia merasa, itu semua bukanlah sebuah mimpi, karena ia merasa ia dalam keadaan bangun, dan sadar sepenuhnya.

Saat tiba di depan pria itu, pria yang menuntunnya tadi segera melepaskan tangannya Anna, dan berlutut di hadapan pria itu, "Akan kuserahkan ia padamu, Yang Mulia" ujarnya sambil menundukkan kepalanya, dan memberi tanda hormat.

Anna yang mendengar hal tersebut tentu saja sangat terkejut, ia benar-benar tak tahu, siapa pria yang dipanggil Yang Mulia itu.

Lalu tanpa berkata apa-apa, pria itu meraih tangannya Anna, dan menggenggamnya. Dan saat itu pula, Anna merasakan tangannya yang seperti diapit oleh penjepit besi, ditambah tangan itu yang sangatlah dingin. Namun Anna hanya terdiam, tanpa bisa berkata-kata, karena mulutnya serasa mendadak bisu.

Pria itu menuntun Anna untuk berdiri di sebelahnya, dan menatapnya sejenak, dengan sebuah senyuman yang mengerikan. Lalu ia menatap ke arah orang-orang, yang berdiri di depan sana, "Selamat malam semuanya, sebelumnya saya sangat berterima kasih, pada kalian yang sudah menyempatkan, untuk hadir di acara yang besar ini. Saya tidak menyangka, jika ternyata kalian begitu antusias dengan acara ini. Dan malam ini, saya merasa begitu senang, karena pada akhirnya seorang gadis yang berada di sebelah saya ini, akan menjadi milik saya, dan kami akan hidup abadi untuk selama-lamanya. Setelah penantian yang cukup panjang, akhirnya saya menemukannya juga. Dan saya minta pada kalian, untuk tunduk dan hormat juga padanya. Karena mulai malam ini, ia adalah pendamping saya, sekaligus ratu di dalam kerajaan ini" jelasnya.

Anna yang mendengarnya pun, sangatlah terkejut, namun ia tetap tak bisa berkata apa-apa, bahkan kini tubuhnya terasa mendadak lumpuh. Suara tepukan tangan pun, mulai terdengar dengan ramai, dan mengisi ruangan besar tersebut.

Lalu pria itu menoleh lagi k earah Anna dan menatapnya. Lalu dengan perlahan, ia membuka topeng yang hampir menutupi wajahnya, dan betapa terkejutnya Anna, saat mengetahui kalau pria itu adalah Count Dracula. Bibirnya pun terangkat, dan ia menyunggingkan sebuah senyuman. Sedangkan Anna, ia masih tak bisa berkata-kata, seakan genggamannya Count memberikan pengaruh pada dirinya.

"Saya akan mencintai anda dengan setulus hati saya, Anna. Dan saya akan memberikan cinta yang selama ini anda dambakan, dan tak pernah anda dapatkan. Dan apa yang anda inginkan telah terwujud bukan? Yaitu, salah satu makhluk kegelapan yang anda suka, jatuh cinta pada anda" ujarnya, dengan senyuman mengerikan, yang masih mengembang di wajahnya.

Di satu sisi, Anna ingin sekali berteriak, dan melarikan diri. Namun disisi lain, ia begitu senang, karena telah mendapatkan seorang pria, yang akan mencintainya dengan setulus hatinya, dan apa adanya, meski pria itu bukanlah seorang manusia.

Lalu Count mulai mendekatkan kepalanya pada wajahnya Anna, sedangkan bibirnya mencari daerah di bawah mulut, dan dagunya Anna.
Namun Anna hanya terdiam, dan memejamkan matanya rapat-rapat, bahkan kini ia bisa merasakan hembusan nafasnya Count, yang hangat pada lehernya. Sehingga kulit lehernya jadi terasa menggelenyar, seperti perasaan bila ada tangan, yang akan menggelitik makin mendekat, dan makin mendekat.

Dan kini, Anna dapat merasakan sentuhan bibirnya Count yang lembut, bergetar pada kulit lehernya yang sangat peka, disertai sentuhan dua buah gigi tajam yang terhenti di situ. Lalu ia mendongak untuk menatap Anna, dan berkata, "Saya mencintai jiwa anda, Anna. Bukan tubuh anda".

Setelah itu, Anna merasakan dua buah giginya Count yang tajam, yang menancap di kulit lehernya, dan menyobeknya, hingga membuatnya menggigit bibirnya untuk menahan rasa perih. Lalu dirasakannya, darah yang mengalir keluar akibat gigitannya Count itu, dan tanpa berkata apa-apa lagi, Count langsung menghisapnya dari lehernya Anna.

Sedangkan Anna berusaha untuk menahan rasa perihnya. Perlahan ia membuka kedua matanya, dan dengan samar, ia melihat orang-orang tadi, yang sedang menikmati segelas minuman di tangan mereka, yang berwarna merah pekat, seperti warna darah segar.

Darah pun terus keluar dari lehernya Anna, dan tanpa henti Count terus menghisapnya. Rasa sakit berserta perih sudah tak dapat lagi Anna tahan. Terakhir, ia menyunggingkan sebuah senyuman, dan berkata dalam hatinya, "Inilah takdirku, harus menjalani hidup yang abadi, bersama dengan sang Raja Kegelapan". Lalu setelah itu, kedua matanya Anna langsung terpejam, dan kesadarannya pun mulai menghilang.

Count yang menyadari hal tersebut, tersenyum penuh kemenangan atas semua itu. Dan ia pun, terus menghisap darahnya Anna. Kini ia merasa sangat senang, karena setelah ini, ia akan melanjutkan hidupnya yang abadi bersama dengan Anna, seorang gadis yang selama ini ia nantikan.












~ The End ~

The Immortal Love [COMPLETE]Where stories live. Discover now