prolog

21.7K 1.9K 80
                                    

Kepada semua penggemar Cho Seungyoun, cerita ini ku persembahkan untuk kalian..

Aku menatap pantulan tubuhku pada sebuah cermin di depanku.

Satu kata. Jijik.

Iya. Aku benar-benar jijik pada diriku sendiri. Sebuah pakaian ketat yang sangat minim menjadi busanaku malam ini.

Maafkan aku karena aku harus melakukan semua ini. Menjual tubuhku? Kalian bisa menyebutnya seperti itu.

Dikala gadis sebayaku menghabiskan waktu mereka untuk bersenang-senang, atau bahkan berkutat dengan buku-buku mereka, aku disini, harus berjuang untuk membiayai kehidupanku seorang diri.

Kepergian ibuku benar-benar membuatku terpuruk, memaksaku harus tinggal bersama seorang pria bajingan yang ku sebut sebagai ayahku. 

Kenapa aku memanggilnya bajingan? Ayahku adalah seorang pemabuk, dan seorang pemabuk selalu sepaket dengan seorang penjudi, yang selalu menghambur-hamburkan uangnya untuk sesuatu yang tidak jelas.

Ayolah, apa yang bisa ku harapkan dari ayahku? Tidak ada.

Club dan wanita malam. Menjadi satu-satunya pekerjaan yang membuatku tergiur dengan bayarannya yang begitu tinggi.

Aku tahu ini gila, namun sekali lagi maafkan aku karena harus melakukan ini. Demi kebaikan masa depanku. Demi kebaikan impian kecilku.

Seorang pria yang ku tahu adalah pemilik club ini datang menghampiriku, menyuruhku untuk segera mengikutinya.

Aku meneguk ludahku ketika aku berdiri di depan sebuah pintu. Sebuah pintu yang membuatku yakin terdapat begitu banyak pria berhidung belang di dalamnya. Pria yang memesanku tentu saja. Kedengarannya menggelikan bukan?

Bau alkohol dan juga bau rokok menyerang indra penciumanku begitu pintu itu terbuka, menampakkan seorang pria yang tengah menyesap puntung rokoknya, tengah duduk di sebuah sofa yang ada disana seraya menatap kedatangan kami dengan sebuah senyuman miring yang menemaninya, seakan menanti kedatanganku.

Aku menghela nafasku lega setelah menyadari pria itu sendiri. Setidaknya tubuhku tidak di permainkan oleh beberapa tangan pria berhidung belang nantinya.

"Lo mau bayar berapa?" pemilik club ini kemudian membuka suara, menatap pria itu seraya melipat kedua tangannya di dada.

Kedua mata pria itu kemudian menatapku begitu seksama, memperhatikan diriku dari ujung kaki hingga ujung kepala, masih dengan sebuah senyuman miring yang menemaninya.

Baiklah itu cukup menakutkan.

"Masih perawan kan?" timpalnya.

Sial. Apa-apaan itu.

Pemilik club ini mengangguk, mendorong tubuhku dan membuatku terpental ke depan.

"50 juta untuk dia, dan 50 juta untuk lo" lanjut pria itu kepada sang pemilik club.

Aku meneguk ludahku. Mereka benar. Bayaran disini benar-benar tinggi. Ayolah, uang sebanyak itu bahkan bisa menyanggupi setengah dari biaya kuliahku kelak.

"Enjoy it" pemilik club itu kemudian menutup pintu, menyisahkanku berdua bersama pria tampan yang mengerikan itu. Apa? Pria itu memang tampan. Hanya saja sedikit mengerikan. Terlebih dengan kedua mata elangnya yang kini menatapku begitu intens.

"18 tahun hm?" pria itu kemudian bangkit dari duduknya, berjalan mendekatiku.

Aku kembali meneguk ludahku "I-iya om"

"Cho Seungyoun"

"Nama saya Cho Seungyoun" sebelah tangan pria itu kemudian beralih menarik daguku, membawaku mendekat padanya.

Jantungku berpacu cepat, mulai merasakan hembusan nafas pria yang bernama Cho Seungyoun itu menerpa wajahku.

"I-iya om Seungyoun" 

"Kamu gak berniat muasin saya?" aku masih mematung, kini merasakan jemari pria itu menyapu pelan pipiku, menyelipkan beberapa helaian rambutku ke belakang telingaku.

"Saya udah bayar mahal padahal" aku memejamkan kedua mataku begitu merasakan jarak itu semakin menipis.

"Terlalu kaku" pria itu kini menghempaskan daguku, membuatku bernafas lega ketika lelaki itu berjalan mundur beberapa langkah ke belakang.

Cho Seungyoun kini memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya, kembali menatapku dengan senyuman miringnya.

"Dari pada kamu ngelacur, mending kamu jadi babysitter anak saya aja" timpalnya, mengeluarkan sebuah kartu nama dari dalam saku celananya, menyerahkan kartu nama itu kepadaku.

Seketika kedua mataku berbinar. 

Babysitter? Setidaknya itu lebih baik dari pada menjual tubuhku.

"Seriusan om?"

"Bayarannya sama kan?" lanjutku, menatapnya dengan penuh harap.

Pria itu mendengus "Boleh"

Untuk kesekian kalinya aku meneguk ludahku, berjalan mundur beberapa langkah ke belakang hingga punggungku menabrak pintu. Seungyoun kembali mendekatiku, kini menarik pinggangku dan itu semakin membuat jantungku kembali menggila.

"Tapi kamu harus siap jika suatu saat saya menginginkan itu" ucapnya seraya menekankan kata 'itu'.

Aku yakin kalian sudah mengerti apa maksud pria itu bukan?

"50 juta untuk menjadi seorang babysitter hanya akan membuat saya rugi"

"Saya tunggu besok"

Aku membelalakkan kedua mataku ketika pria itu mendaratkan sebuah kecupan di sudut bibirku, membuatnya tersenyum meremehkan setelah menyadari keterkejutankan atas tindakannya.

"Kita mainnya lain kali aja" Seungyoun membuka pintu yang ada di belakangku, membuatku hampir terjatuh jika lelaki itu tidak menahan tubuhku.

Senyuman miring itu lagi. Sebuah senyuman yang pria itu layangkan kepadaku sebelum ia beranjak pergi meninggalkanku.

Aku menepuk dadaku, berusaha untuk mengatur nafasku yang memburu seraya menatap kartu nama yang Cho Seungyoun berikan kepadaku.

Aku tidak tahu ini adalah ide yang bagus atau tidak, namun aku berharap pria bernama Cho Seungyoun itu dapat membantuku.

:)

Untuk kalian yang belum baca 'halu' x1 ver, ini adalah long version dari cerita Cho Seungyoun disana.

Di buku ini image Seungyoun benar-benar beda dari sebelumnya, dan mungkin ada beberapa jalan ceritanya yang bakal aku ubah.

Selamat membaca dan semoga kalian suka :)

babysitter | cho seugyounWhere stories live. Discover now