[3]

12.7K 1.6K 17
                                    

"(y/n)!" seseorang meneriaki namaku begitu aku berhasil turun dari dalam bus yang ku tumpangi. 

Kedua mataku mencari siapa pemilik suara itu, membuatku mendapati salah satu teman kelasku yang kini melambaikan tangannya kearahku seraya tersenyum.

Aku ikut tersenyum, memutuskan untuk menghampirinya yang sedang berdiri di depan sebuah toko buku yang tidak jauh dari perumahan Cho Seungyoun.

Ini adalah hari minggu, dan hari minggu sudah menjadi hari libur untuk bibi, membuat wanita itu tidak dapat memenuhi pekerjaannya untuk hari ini. Maka dari itu Cho Seungyoun meminta tolong kepadaku untuk menggantikan pekerjaan bibi hanya untuk hari minggu. 

"Lo ngapain disini?" tanyaku.

"Seharusnya gue yang nanya gitu"

"Lo ngapain kesini?" timpalnya.

Aku hampir melupakan fakta bahwa tempat kediaman teman kelasku yang satu ini memang satu wilayah dengan kediaman Cho Seungyoun.

Aku menggeleng seraya menggaruk tengkukku "Gpp" 

Tidak mungkin aku mengatakan bahwa aku kesini untuk bekerja sebagai seorang babysitter bukan? Tidak. Aku tidak malu dengan pekerjaanku tentu saja. Namun hanya saja aku tidak ingin membuat orang berpikir yang tidak-tidak mengenai Cho Seungyoun, yang mempekerjakan seorang gadis 18 tahun sebagai babysitter anaknya.

"Untung gue ketemu lo disini"

Gadis itu kemudian menyodorkan sebuah undangan kearahku "Untuk apa?" pertanyaanku membuatnya mendengus.

"Prom night"

Aku menggeleng cepat "Gak usah"

"Lagian gue gak bakal datang kok" timpalku seraya menyodorkan kembali undangan tersebut.

Prom night mungkin menjadi salah satu momen yang di tunggu-tunggu oleh murid senior sepertiku. Tidak. Tidak denganku.

Prom night. Kurasa itu hanya akan membuang-buang waktu saja. Membuang waktu dan membuang banyak uang hanya untuk menyewa sebuah gaun sebagai busanamu. Tidak, terima kasih. Aku akan memilih berdiam diri di kamarku, menonton sebuah film dengan semangkuk popcorn yang menemaniku. Itu akan lebih baik.

"Jangan gitu lah!" gadis itu kembali menyodorkan undangan itu kepadaku.

"Itu hak lo juga"  

"Datang aja" lanjutnya seraya kembali tersenyum.

Aku menatap undangan itu dengan ragu. Aku tidak begitu yakin apakah aku harus datang atau tidak.

"Gue cabut yah"

"Gue mau ke rumah yang lain buat nganterin ini lagi" gadis itu memamerkan sekantung undangan yang masih ada padanya.

Aku mengangguk, membuatnya beranjak meninggalkanku dengan menaiki sebuah bus yang baru saja datang di depan halte tempatku turun sebelumnya.

Aku kembali menatap undangan itu. Untuk apa aku memikirkannya? Lagipula prom night itu masih lama.

Aku menggeleng pelan, menyimpan undangan itu ke dalam tasku, dan beranjak pergi dari tempat itu menuju tempat kediaman Cho Seungyoun.

Aku memencet bel begitu aku berhasil berdiri di depan rumah pria itu.

Tidak ada sahutan.

Aku memencet bel itu sekali lagi. Sama seperti sebelumnya, tidak ada sahutan. 

Kurasa mereka masih tertidur, mengingat ini masih jam delapan pagi. Ayolah. Lagipula siapa yang berniat untuk bangun pagi di hari minggu? 

Aku mengeluarkan sebuah kunci dari dalam tasku. Itu sebuah kunci untuk pintu belakang rumah Cho Seungyoun. Aku dan bibi masing-masing mendapat satu, untuk berjaga-jaga katanya.

babysitter | cho seugyounHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin