[11]

9.5K 1.5K 148
                                    

Pada mau second lead kan? :)

(y/n) memainkan baju yang ia kenakan, sedikit kurang nyaman dengan suasana baru yang harus gadis itu hadapi. (y/n) tidak mengerti berapa banyak club yang menjadi tempat kerja temannya itu, karena tempat ini berbeda dengan tempat yang sebelumnya, yang pertama kali gadis itu tempati.

Gadis itu menghembuskan nafasnya, membuatnya bangkit berdiri lantas beranjak menuju ruangan yang harus menjadi tempat ia memuaskan para pria berhidung belang yang memesan jasa temannya.

Kau harus melakukan ini (y/n).

Kau tidak memiliki pilihan lain selain pekerjaan ini.

(y/n) mengurungkan niatnya untuk memasuki ruangan itu begitu ia melihat ada 3 pria tua mabuk yang sedang menunggunya di dalam ruangan itu. Apakah ini yang hampir setiap saat temannya lakukan? Apa yang membuat temannya begitu tahan menghadapi pria berhidung belang seperti itu? 

Memikirkannya saja mampu membuat (y/n) bergidik ngeri.

Kurasa aku harus menundanya untuk hari ini.

"Gimana?" gadis itu kemudian menerima sebuah panggilan telepon yang masuk di handphonenya. Itu temannya.

"Gak jadi! Gue gak bisa" timpal (y/n) seraya menggeleng kuat, beranjak masuk ke dalam ruangan yang sebelumnya gadis itu tempati untuk berganti pakaian.

"Apaan sih. Jangan gitu dong. Kan lo udah janji"

"Gue takut sumpah" gadis itu kemudian mengenakan sebuah jaket untuk menutupi pakaiannya yang minim, membawanya kembali keluar dari dalam ruangan ganti itu lantas menerobos masuk ke dalam kerumunan orang-orang yang sedang menari di lantai dansa club ini.

"Lagian kenapa yang mesan lo pada tua semua coba? Geli gue" (y/n) kemudian mengambil tempat duduk di sebuah kursi yang ada di depan meja bar.

"Justru itu (y/n)! Justru mereka yang bayarannya mahal!"

"Gue balik aja yah?" 

"Jangan! Kalo atasan gue marah gimana dong?"

"Lo jangan main kabur aja"

"Gue gantiin lo lain kali aja deh" dan (y/n) memutuskan panggilan telepon itu begitu saja, tidak mempedulikan omelan dari temannya yang mungkin gadis itu terima setelah ini.

Gadis itu kemudian menelungkupkan wajahnya diatas meja bar yang ada di depannya, sesekali membenturkan pelan kepalanya diatas meja tersebut.

Gadis itu bingung, tidak tahu harus berbuat apa. Memangnya ada pekerjaan lain yang bayarannya sama seperti pekerjaan ini? Sebuah pekerjaan yang membuatnya tidak harus memuaskan nafsu para pria berhidung belang yang ada di tempat ini?

(y/n) mendongkak, mendapati seorang pria tengah menahan kepala gadis itu menggunakan tangannya, agar kepala (y/n) tidak membentur meja lagi.

Seorang bartender yang kini tersenyum miring kearahnya.

"Gak kasihan sama kepala kamu?"

"Sakit tahu" timpal bartender tersebut.

Gadis itu memicingkan matanya, berusaha untuk membaca nametag yang bartender itu kenakan.

Lee Jinhyuk.

(y/n) mengendikkan bahunya, tidak berniat untuk merespon bartender yang bernama Lee Jinhyuk itu.

"Anak kecil kayak kamu ngapain datang ke tempat kayak gini?" Lee Jinhyuk kemudian menarik sebuah kursi, membuatnya duduk berhadapan dengan (y/n) seraya memangku dagunya dengan sebelah tangannya.

Anak kecil? Baiklah mungkin (y/n) mengakui itu, mengingat umurnya masih 18 tahun.

"Kakak sendiri ngapain datang ke tempat kayak gini?"

Pria itu kemudian tertawa "Cari uang"

Pria itu kemudian tertawa "Cari uang"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku juga sama berarti" timpal (y/n).

"Pertama kalinya yah?" tanya Jinhyuk seakan mengerti dengan perkataan gadis itu.

"Sebenarnya bukan yang pertama kali sih"

"Kedua kalinya malahan"

"Tapi gagal terus" lanjut gadis itu seraya mengerucutkan bibirnya.

Pria itu kembali tertawa "Lagian cari kerjaan yang gak sesuai sih"

"Emang yakin ada yang mau sama anak kecil kayak kamu?" 

Untuk seorang pria asing yang baru saja (y/n) temui, perkataannya terdengar cukup menyebalkan.

"Mau gimana lagi kak"

"Bayarannya gede banget" lanjut (y/n). Sekalipun perkataan gadis itu membuatnya terdengar seperti seorang gadis matre, namun Jinhyuk menanggapinya dengan cara yang berbeda.

Terlihat sangat jelas bahwa gadis itu kehilangan arah. Gadis itu bahkan terlihat sangat putus asa sejak pertama kali Lee Jinhyuk tidak sengaja melihatnya duduk di tempat ini.

"Mau saran bagus?" sahut Jinhyuk.

"Jadi asisten kakak aja mau gak?"

"Hah?"

"Entar kakak ngomong sama atasan kakak deh, kalo kakak butuh bartender lagi. Soalnya kakak agak kesulitan kalau kerja sendirian"

"Bayarannya berapa dulu kak?"

"Lumayan sih" Lee Jinhyuk kemudian menaik turunkan alisnya, memperagakan seakan bayaran untuk seorang bartender disini cukup memuaskan.

Gadis itu kemudian tersenyum, mengulurkan sebelah tangannya kearah Lee Jinhyuk, hendak menjabat tangan pria itu.

Untuk kesekian kalinya Jinhyuk tertawa.

Lucu.

Pria itu menerima uluran tangan (y/n) dengan sebuah senyuman yang masih menemani wajahnya.

"Kerja kapan kak?" tanya gadis itu.

"Hari ini juga bisa"

Jinhyuk kemudian membuka sebuah pintu kecil yang ada di meja bar tersebut, memudahkan (y/n) agar dapat berpindah posisi ke tempat dimana seorang bertender seharusnya berada.

"Perhatikan yah" pria itu kemudian bangkit dari duduknya, menunjuk dirinya sebelum pria itu beranjak menghampiri seorang pelanggan yang memanggilnya.

Satu lagi pria yang menyelamatkan (y/n) dari sebuah mimpi buruk. Sebuah mimpi buruk dimana gadis itu nyaris merelakan tubuhnya sekali lagi.

:)

Semoga kalian suka :))

babysitter | cho seugyounWhere stories live. Discover now