[14]

9.1K 1.4K 99
                                    

"Hari ini kamu gak usah balik kerja yah? Aku udah izin sama Jinhyuk juga" jemariku berhenti memainkan rambut Aera yang sedang tertidur diatas pangkuanku, terlelap seraya memeluk boneka kesayangannya, melihat Cho Seungyoun yang baru saja menghempaskan tubuhnya di sebelahku setelah tadi menerima beberapa panggilan telepon.

Kedatanganku tentu saja disambut dengan sumrigah oleh Aera, membuat gadis kecil itu langsung mengajakku bermain bersamanya dan menemaninya menonton beberapa film animasi kesukaannya- hingga ia benar-benar kelelahan dan terlelap dalam pangkuanku.

Seungyoun kemudian tersenyum menatap putrinya yang sedang tertidur, membuatnya beralih membawa Aera ke dalam pelukannya, berniat untuk menidurkan gadis kecil itu di dalam kamarnya.

Beberapa saat setelah Seungyoun berhasil membawa Aera masuk ke dalam kamar, pria itu kembali menghempaskan tubuhnya diatas sofa tepat di sebelahku- menarik tubuhku lantaran melingkarkan kedua tangannya di perutku.

Pria itu mendongkak "Maaf" timpalnya, kembali membenamkan kepalanya di perutku.

"Aku gak tahu tindakan aku benar-benar nyakitin kamu"

"Aku selalu mikir itu yang terbai-"

"Aku maafin kok om" dengan cepat aku memotong perkataan Cho Seungyoun- kini beralih memainkan rambutnya.

"Tapi aku gak suka dengan pemikiran om yang seperti itu"

"Karena om gak mau ngerusak aku, bukan berarti om harus ngelampiasin ke orang lain kan?"

Cho Seungyoun melepas pelukannya, menegakkan tubuhnya seraya menatapku dengan tatapan berbinar "Ini maksudnya kamu mau?"

Aku memutar kedua bola mataku seraya menyentil pelan dahinya "Bukan!" 

"Itu gak menghargai orang namanya" lanjutku, dan itu berhasil membuat pria itu menghembuskan nafasnya.

"Aku gak suka"

"Iya maaf"

"Makanya lain kali nafsu tuh di kontrol om" aku kembali menyentil dahinya, membuatnya mengerucutkan bibirnya, namun di detik berikutnya pria itu kembali memeluk perutku.

Kedua mata pria itu kemudian terpejam, dan sebuah senyuman kini menemani wajahnya.

"Kenapa?" tanyaku karena Cho Seungyoun semakin mengeratkan pelukannya.

Pria itu menggeleng "Gak nyangka aja"

"Gak nyangka aku baru aja di ceramahin sama anak kecil" timpalnya.

Aku menjitak kepalanya "Enak aja! Tahun depan aku udah 19 tahun tau om! Itu bukan anak kecil lagi namanya"

Seungyoun menggeleng, kembali menegakkan tubuhnya seraya mengulurkan kedua tangannya untuk menyentuh kedua pipiku "Gak ah"

"Pokoknya kamu tetap anak kecil di mata aku" lanjutnya seraya meninggalkan cubitan di pipiku.

Pria itu tersenyum, kini menekan kedua pipiku seraya menangkupnya, meninggalkan kecupan singkat pada bibirku.

"Kok bisa yah aku suka sama anak kecil jenis kayak kamu?" pria itu kembali mengecup bibirku.

"Tapi lucu juga sih"

"Gemesin hehe" dan sekali lagi Cho Seungyoun meninggalkan kecupan di bibirku.

"Apasih om" aku mendorong dada pria itu, membuatnya tertawa puas melihat wajahku yang mulai memerah.

"Eh anak kecil"

"Apa om"

"Jangan panggil om dong! Berasa kayak pedofil tau" 

Aku menaikkan sebelah alisku, membiarkan pria itu melanjutkan perkataannya "Tunggu" Seungyoun kemudian mengeluarkan handphonenya dari dalam saku celananya, dan mencari sesuatu di internet.

"Panggil sayang bisa"

"Darling juga boleh tuh"

"Sweetheart juga lucu"

Aku melirik apa yang menjadi bahan pencarian Cho Seungyoun di internet, dan disitu tertera 40 panggilan sayang untuk kekasihmu.

"Honey bee?"

"Boo?"

"Atau mau panggil baby aja?"

Terdengar menjijikkan. Serius.

"Gak mau! Geli!" dan aku merampas handphone itu, menyimpannya ke dalam saku celanaku agar Cho Seungyoun berhenti mencari sesuatu yang aneh di internet.

Pria itu kembali mengerucutkan bibirnya "Yaudah deh panggil om aja" ucapnya pasrah.

Dasar.

"Eh anak kecil" panggilnya lagi.

"Kenapa lagi om?"

"Gak usah kerja di bar lagi yah?"

Aku mengernyitkan dahiku "Terus gimana-"

"Jinhyuk udah cerita kok"

"Pertama. Kamu gak usah mikirin masalah kuliah kamu. Kedua. Tinggal disini aja. Ketiga. Aku bakal bantu kamu asalkan kamu mau bantu aku juga" lanjut pria itu dengan sebuah senyuman yang terukir di bibirnya.

Aku masih mengernyitkan dahiku, meminta sebuah penjelasan yang lebih dari ini.

"Kamu cukup bantu aku jagain Aera diluar urusan perkuliahan kamu nanti"

"Hitung-hitung kamu latihan juga kan"

"Latihan?" tanyaku, masih dengan dahi yang mengernyit.

"Iya"

Seungyoun mengangguk "Soalnya dari kemarin Aera nanyain kapan dia dapat bunda baru hehe" 

Sebuah perkataan yang mampu membuatku melayangkan sebuah pukulan di perut pria itu. 

Apa-apaan itu.

Cho Seungyoun gila.

:)

Aduh ini aku minta maaf banget baru nongol :( Aku baru aja beres ujian hari ini- itupun masih ujian tengah blok, belum lagi ujian akhir blok yang nunggu 2 minggu lagi yampun :(

Maaf yah udah buat kalian lama menunggu :')

Ceritanya btw udah mendekati ending lohh hehehe siap-siap yah :)

babysitter | cho seugyounWhere stories live. Discover now