[8]

10.2K 1.4K 136
                                    

Tadi pagi bibi mengirim sebuah pesan kepadaku, mengatakan bahwa hari ini beliau tidak dapat melaksanakan tugasnya karena cucunya sedang sakit, membawaku datang lebih cepat ke tempat kediaman Cho Seungyoun untuk menggantikan tugas bibi di rumah ini.

Aku meletakkan tasku diatas kursi begitu berhasil masuk ke dalam rumah ini melalui pintu dapur. 

Aku kemudian melangkahkan kakiku menuju kamar Aera, membuka pintu itu dengan perlahan, bermaksud untuk memastikan bagaimana keadaan gadis kecil itu. Sebuah senyuman menghiasi wajahku ketika mendapati Aera yang masih tertidur lelap sambil memeluk boneka gajah kesayangannya, membuatku kembali beranjak ke dapur, berniat untuk menyiapkan sarapan karena hari ini Aera sudah mulai masuk preschool.

Aku memasukkan sebagian hasil masakanku ke dalam sebuah kotak bekal untuk makan siang Aera nantinya, dan sebagian lagi aku letakkan diatas meja makan.

Jantungku seakan berhenti seketika begitu seseorang datang dan memeluk tubuhku dari belakang. Itu Cho Seungyoun tentu saja, memelukku dengan menyandarkan dagunya di lekungan leherku.

Pria itu baru saja menunjukkan batang hidungnya setelah beberapa hari ini pria itu pergi keluar kota untuk urusan pekerjaannya, meninggalkan sebuah tanda tanya besar yang tertanam di benakku mengenai kejadian di kolam renang waktu itu.

Aera? Tentu saja gadis kecil itu tinggal bersama neneknya selama Seungyoun pergi, memaksaku untuk ke rumah Ibu Seungyoun hampir setiap hari hanya untuk menjaga Aera. Ibu Seungyoun bahkan sangat berterima kasih karena aku begitu memperhatikan putra dan juga cucunya dengan baik. Seandainya wanita itu tahu bahwa aku hanyalah seorang babysitter disini, dan hanya berpura-pura menjadi kekasih Cho Seungyoun, mungkin ia akan menyesali semua pujiannya untukku.

"Kangen" bisik Seungyoun seraya mengeratkan pelukannya.

Aku membalikkan tubuhku, membuat jantungku kembali menggila setelah mendapati pria itu sedang bertelanjang dada. 

Seungyoun kemudian tersenyum, menelusuri pipiku menggunakan tangannya, meninggalkan sebuah sentuhan yang lembut disana.

"Om"

"Soal yang di kolam renang waktu itu-"

Pria itu menaikkan sebelah alisnya "Yang mana?"

"O-om gak ingat?"

Sebuah perasaan takut menggeluti diriku begitu pria itu menggelengkan kepalanya. Aku takut pria itu hanya ingin bermain-main denganku. Bermain-main sementara aku sudah terlanjur jatuh dengan perasaanku sendiri. Takut mengakui bahwa diriku terlalu lemah untuk hal seperti ini, terlalu bodoh.

"Aku cuma ingat ini" sebuah kekehan menemani dirinya, menertawakan ekspresi wajahku begitu Cho Seungyoun berhasil mengecup bibirku cepat.

Dengar itu. Cho Seungyoun bahkan mengganti cara bicaranya, membuat jantungku semakin menggila, benar-benar menggila.

Kini giliranku yang terkekeh. Pria itu kini melayangkan kecupan bertubi-tubi pada wajahku, mengecupnya tanpa ampun, sementara kedua tangannya masih memeluk pinggangku.

Cho Seungyoun kembali tersenyum. Sebuah senyuman yang berhasil membuatku bernafas lega, yang juga berhasil menjawab semua pertanyaan di benakku.

"Om gak sarapan?" pria itu melepaskan pelukannya, dan mengacak rambutku sebelum ia kembali beranjak masuk ke dalam kamarnya.

Seungyoun kembali menggeleng "Aku makan di kantor aja. Sebelum ke kantor aku mau pergi dulu soalnya"

"Kamu gak lupa kan hari ini Aera udah masuk preschool?" lanjut pria itu.

Kini giliranku untuk menggeleng "Gak dong om" dan itu membuat pria itu kembali tersenyum.

"Kamu bisa kan nungguin Aera?" 

babysitter | cho seugyounWhere stories live. Discover now