3

1.8K 350 33
                                    

Diri ini hanya perlu sosok yang bisa ada dan dapat dipercaya.

🍫🍫🍫

Entah mendapat kepercayaan darimana, Seungyoun menceritakan masalahnya pada pria tampan berponi itu. Mulai dari orang tuanya dan hyung-nya yang dari dulu tidak menyukai hobinya, hingga hari ini dia dimarahi, lalu melarikan diri dari rumah.

Seungwoo yang mendengar cerita Seungyoun hanya bisa menatap iba laki-laki di sebelahnya itu. Sesekali menganggukkan kepalanya untuk memberitahu bahwa dia memperhatikan cerita si pria Cho.

Seungwoo sedang galau memang. Ya, karena kandasnya hubungannya dengan Byungchan. Namun, melihat lelaki ini, Seungwoo merasa masalahnya tidak ada apa-apanya. Dia hanya galau karena cinta, sedangkan pria di sampingnya ini harus bermasalah dengan kedua orang tuanya, bahkan hyung-nya hanya karena hobi. Itu bukan masalah yang ringan--menurut Seungwoo--.

"Jadi, kamu pergi dari rumah?"

Seungyoun mengangguk pelan.

"Mungkin orang tuamu nggak ngebolehin kamu dance, ada alasannya. Coba tanya baik-baik dulu," Seungwoo memberikan sedikit sarannya.

Seungyoun menggeleng. "Udah pernah. Tapi orang tuaku nggak ngasih alasan apa-apa. Cuma selalu bilang, dance itu nggak penting, beginilah, begitulah."

Seungwoo beralih menatap langit yang mulai menggelap. Matahari yang sedari tadi menjadi objek penglihatannya pun sudah tenggelam sempurna. Berganti tugas dengan bulan sabit yang sudah memunculkan dirinya di atas sana.

"Ah, begitu...," Seungwoo menimbang-nimbang kata-kata apa yang harus ia ucapkan setelah ini, "Terus, kamu mau pergi ke mana?"

"Nggak tahu. Aku tinggal di sini aja kali, ya," Seungyoun mengedarkan pandang--seolah mencari tempat nyaman dan tenang yang bisa ditinggalinya--.

Seungwoo terkekeh, lalu mengusak anak rambut Seungyoun yang ada di depan dahinya.

"Yakin nggak mau pulang ke rumah?"

Lalu pria Cho hanya menggeleng. Mempoutkan bibirnya kesal. "Nggak mau pulang. Nanti dimarahin lagi. Buat apa."

Sungguh Seungwoo gemas pada makhluk di sebelahnya ini. Sangat terlihat seperti anak kecil. Memang badannya saja, sih, yang besar.

"Mau ikut hyung pulang?"

Seungyoun sontak menolehkan kepalanya pada manusia bernama Han Seungwoo itu. Memiringkan kepalanya tak lupa mengernyitkan dahinya. Mencari tahu apakah pria di sampingnya itu benar-benar serius menawarinya atau tidak.

"Kamu mau tidur di sini? Dingin," ucap Seungwoo.

"Hyung tinggal sendiri di apartemen dekat sini. Hyung kuliah di sini, jadi harus pisah sama orang tua hyung," Seungwoo menjelaskan tanpa Seungyoun memintanya.

"A-ah..., begitu."

"Jadi gimana? Tetep mau tinggal di sini?"

"Ngg, nanti ngerepotin hyung," ujar Seungyoun ragu.

Seungwoo tersenyum hangat, lalu menggeleng pelan.

"Nggak ngerepotin, kok. Cukup bantuin hyung beres-beres rumah aja," ucap Seungwoo, "Makan, tidur, hyung yang urus."

Seungyoun membulatkan matanya. Masih ada orang sebaik Seungwoo zaman sekarang? Huh, Seungyoun sulit percaya itu.

Seungwoo bukannya bagaimana, sebagai seorang lelaki--ya walaupun Seungyoun juga laki-laki, sih--, Seungwoo tidak tega membiarkan lelaki ini terdampar di jalan. Nanti dia makan apa, tidur di mana. Eitt, kenapa Seungwoo jadi memikirkan itu. Namun, ya, Seungwoo merasa menampung pria Cho untuk sementara bukanlah hal yang salah. Toh Seungyoun juga belum mau pulang ke rumahnya. Sedang Seungwoo masih dalam kondisi yang setengah galau. Lumayan, kan, kalau ada teman di rumah. Siapa tau bisa jadi hiburan untuk menghilangkan galaunya.

Iya, hiburan.

"Beneran nggak papa, Hyung?"

Seungwoo terkekeh pelan, lalu mengangguk.

"Ayo."

To Be Continue

Yihi up lagi:V maap ges aku lagi mood nulis jadi begini dah

Semoga suka
See you💜

Always In My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang