Always In My Side

4

Angin malam dan sinar rembulan adalah saksi bisu setitik kebahagiaan yang baru saja tumbuh di antara dua insan.

🍫🍫🍫

Seungyoun melangkahkan kakinya ragu masuk ke dalam apartemen yang dipikirnya cukup mewah itu.

Matanya tak berhenti bergerak menelusuri seluruh sudut apartemen pria Han bahkan sampai ke detail-detailnya. Mulutnya tak berhenti menggumamkan kata 'wah'.

Sampai langkah kakinya tepat berhenti di depan pintu masuk apartemen tersebut. Seungwoo yang berjalan di sebelahnya pun sontak ikut berhenti. Menatap Seungyoun yang sibuk menatap takjub apartemennya itu.

"Kenapa berhenti?"

Seungyoun mengerjap.

"Nggak, nggak. Nggak papa, kok, Hyung."

Lalu Seungwoo mengarahkan Seungyoun pada sebuah kamar.

"Ini kamarmu. Di dalamnya ada single bed sama lemari. Ada kamar mandi dalam juga. Oh, iya, malem ini, kamu pakai baju hyung dulu, ya. Besok hyung belikan baju baru buatmu. Maaf juga, ya, kalau kamarnya terlalu kecil."

Seungwoo membuka kenop pintu kamar tersebut, menunjukkan isinya pada si pemuda Cho.

"Wwoah.."

Seungyoun terperangah. Kamar ini lebih dari cukup untuknya. Luas, bahkan lebih luas dari kamar di rumahnya sendiri.

"Hyung, aku benar boleh tinggal di sini?"

Seungwoo mengangguk. "Bersihkan dirimu dulu. Hyung akan mengantar bajunya nanti."

Seungyoun mengangguk riang. Dia sudah mendapat rezeki banyak hari ini. Ditampung oleh seseorang yang sangat baik, dengan apartemen yang mewah. Dia pun diperlakukan dengan baik di sini.

Betapa membahagiakan.
Ya, semoga selalu begitu.

Seungyoun menyelesaikan mandinya. Setelah selesai, dia bergegas keluar kamar mandi.

Pria itu mendapati sebuah kaos hitam polos dan celana pendek abu-abu bergaris putih. Pasti si pemilik apartemen yang menyiapkannya.

Tanpa sadar bibir Seungyoun menyunggingkan senyum.

Tak lama setelah mengganti bajunya--dengan baju yang ia pinjam dari pria Han-- Seungyoun merebahkan dirinya sejenak pada satu-satunya ranjang yang ada di kamar itu. Pikiran-pikiran random pria itu mulai muncul memenuhi benaknya.

'Bagaimana jika appa dan eomma mencariku nanti?'
'Hah, bagaimana jika mereka memberitahu Jinhyuk hyung juga?'
'Apa mereka tidak memikirkan bagaimana jika aku tidak bertemu pria baik ini? Mereka membiarkanku terlantar di jalan begitu?'
'Eh, tapi kenapa Seungwoo hyung baik sekali padaku?'
'Kenapa dia mau menampungku? Aku bahkan tidak membayar sepeser pun untuk hidup di sini.'
'Tapi..., bagaimana jika ia hanya pura-pura baik?!'
'Bagaimana jika ia hanya menipuku?!'
'Bagaimana jika ia aslinya orang jahat?'
'Bagaimana jika dia mengurungku di sini lalu menjadikanku mainan?'
'Atau lebih parahnya lagi..., bagaimana jika dia menculikku, membawaku kabur, membunuh, lalu mengambil organku?!'
'Hah, lalu bagaimana jika--'

Tok, tok, tok
"Seungyoun?"

Seungyoun menegakkan tubuhnya cepat. Menoleh ke arah pintu dengan perasaan berdebar. Oh Tuhan, dia tidak salah, kan, memilih tinggal bersama pria yang baru dikenalnya beberapa jam lalu itu?

"Makan malam sudah siap," teriak pria Han dari balik pintu kamar.

"Tidak, tidak. Dia pasti pria baik," gumam Seungyoun berusaha menenangkan dirinya sendiri. Ia segera berdiri, lalu mengambil langkah cepat. Tidak ingin membuat tuan rumah-nya menunggu.

🍫🍫🍫

"Hah? Sungguh?"

"Iya. Tadi waktu dia baru pulang latihan dari kampus, appa dan eomma
memarahinya. Seperti biasa. Namun, entah kenapa dia bisa semarah itu dan pergi dari rumah."

"Terus appa sama eomma nggak nyariin Seungyoun?"

"Nggak usah. Dia nggak akan pergi lama. Kalau butuh pasti pulang."

"Ya udah, semoga Seungyoun cepet pulang. Aku lanjut kerja dulu, ya, Eomma."

"Kamu jam segini masih kerja?"

"Iya. Lembur. Semuanya harus selesai besok. Padahal aku capek banget."

"Jangan terlalu dipaksa, Jinhyuk."

"Siap, Eomma. Ya udah aku tutup, ya. Selamat malam, Eomma."

"Malam, Adeul."

Nyonya Cho mengakhiri telepon dengan putra pertama--yang sangat dibanggakannya itu.

To Be Continue

Halo!
Hehe aku seneng banget loh kalo banyak yang comment^^
Moodbooster bgt:')

Semoga suka yaa^^
Book sebelah aku usahain secepatnya up juga kok!

See you💜