7

1.8K 323 71
                                    

Burung-burung berkicau gembira. Turut bahagia atas pertemuan yang terjadi tanpa sengaja.

🍫🍫🍫

Seungyoun mengerang pelan. Menggeliatkan badannya perlahan seiring ucapan-ucapan yang terus mengalun dari sisi kirinya.

"Seungyoun, bangun."

Seungyoun mengerjapkan matanya perlahan. Loh, kok ini bukan kamarku?

"Ayo bangun...," pria Han menepuk pelan lengan atas Seungyoun.

Seungyoun menatap pria manis yang berlutut di sisi ranjangnya.

"Oh...," Seungyoun tertegun. Dia baru ingat, dia, kan, sedang melarikan diri dari rumahnya. "Iya, Hyung, aku bangun."

Seungwoo tersenyum. "Ayo, hyung sudah siapkan sarapanmu."

🍫🍫🍫

Seungyoun menatap sarapannya tanpa minat. Entah mengapa, dia merasa sedih.

Meninggalkan orang tua bukanlah hal yang diinginkannya. Sungguh. Bahkan, bisa Seungyoun katakan, orang tuanya adalah orang tua terbaik yang ada di muka bumi. Namun, lain halnya jika sudah menyangkut dance, Seungyoun akan mengatakan orang tuanya adalah orang tua yang paling jahat di dunia. Mereka sungguh tidak pernah mengerti Seungyoun.

"Cho Seungyoun?"

Seungyoun mengerjap kaget. "Y-ya, Hyung?"

"Nggak makan?"

Seungyoun menatap sarapannya yang sedari tadi hanya teraduk-aduk tanpa arah. Seungyoun meringis.

"Iya, Hyung. Ini makan." Seungyoun memamerkan sesendok nasi ke hadapan Seungwoo lalu melahapnya cepat.

"Kenapa?"

Seungyoun mengernyitkan keningnya. Kenapa apanya?

"Kamu lagi ada pikiran, ya?"

Bagaimana bisa Seungwoo menebak dengan tepat sasaran?

"N-nggak, Hyung. Nggak papa, kok." Seungyoun tersenyum.

"Ya udah. Kalau ada apa-apa, jangan takut cerita ke hyung, ya?" Seungwoo menangkup punggung tangan Seungyoun perlahan.

Seungyoun mengangguk. "Hyung mau kuliah, kan? Cepetan, Hyung. Nanti telat."

"Kamu nggak kuliah?"

"Nggak, Hyung. Buku mapelku, kan, ada di rumah. Aku mau izin aja."

Seungwoo menganggukkan kepalanya paham.

"Hyung, aku nanti aku mau beres-beresin apartemen. Kamar hyung mau diberesin sekalian, nggak?"

Seungwoo berdiri dari duduknya, lalu merapikan kaosnya yang sedikit kusut. "Boleh, kalau kamu nggak keberatan."

Seungyoun tersenyum kecil. Membereskan peralatan makan, lalu membawanya ke tempat cucian.

"Nggak keberatan, kok, Hyung. Nanti kamar hyung aku bersihin, ya. Buruan berangkat, Hyung."

Seungwoo mengambil tasnya, lalu mendekati Seungyoun yang sedang mencuci alat makan.

"Hyung berangkat. Hati-hati di rumah. Terima kasih, ya," seru Seungwoo sembari mengacak rambut Seungyoun dari belakang.

"Iya, Hyung. Hati-hati. Ih, jangan diacak-acak," rengek Seungyoun. Menggelengkan kepala ribut agar tangan Seungwoo segera berpindah dari sana.

"Hehe, maaf. Sampai jumpa, Youn." Seungwoo melambaikan tangannya sampai depan pintu.

"Daah."

🍫🍫🍫

Seungyoun mendengus kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seungyoun mendengus kesal. Niatnya, kan, hanya titip izin ke Sejin saja. Kenapa jadi begini.

"Apanya yang sakit gimana, sih?! Gila!" gerutu Seungyoun lalu melempar ponselnya ke ranjang. Nasib baik ponselnya tidak memantul lalu jatuh ke lantai keras.

Naui ippeun i mam badajul su issnayo Baby~

"Siapa lagi, sih, telpon-telpon?!"

Ya biarkan saja, pria Cho tengah dalam masa sensi. Dia mengambil ponsel di atas ranjangnya, mendapati si teman baik, Sejin, meneleponnya.

Dengan berat hati, ia menggeser tombol hijau muda, mengangkat panggilan tersebut.

"KAMU DIMANA?! HABIS NGAPAIN SEMALEM?! SAKIT? JELASIN DI BAGIAN MANA SAKITNYA?! MASIH BISA JALAN, NGGAK? SHARELOC NANTI AKU ANTERIN OBAT. CEPETA--"

"Kamu diem dulu bisa, nggak?"

"Kamu habis ngapain, sih?! Di rumah siapa? Kamu habis mabuk, ya? Gila gila."

"Sialan."

"Ih, kasar kamu."

"Ya makanya diem dulu, Lee Sejin."

Yang ada di seberang telepon, mana tahu bahwa sekarang Seungyoun siap memangsa apa saja yang ada di hadapannya. Kesal sekali Seungyoun rasanya.

"Iya, jadi gimana?"

"Males cerita di telepon. Besok aja kalau ketemuan."

Di seberang telepon, sungguh Sejin ingin rasanya menonyor kepala Seungyoun.

"Bodoh. Buruan shareloc kamu dimana. Nanti pulang kuliah aku datengin. Kamu harus cerita."

"Iya, ah berisik. Nanti aku shareloc."

Seungyoun mematikan panggilan itu sepihak.

To Be Continue

Ampun gais, aku lagi kangen younjin😭😭
Jadi aku bikin sedikit moment mereka di sini:"
Maapin ya kalo jatohnya jadi gajelass:(

Moment 2seung aku banyakin deh chap besok:V

Btw aku suka loh bacain komentar kalian:'v

Gitu aja deh semoga suka yaaa
See you💜

Always In My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang