15

1.3K 260 59
                                    

Menyerah sebelum berjuang, tak ubahnya seperti bunga yang gugur saat masih dalam kuntum.

🍫🍫🍫

Seungwoo mengempaskan tubuhnya ke atas sofa. Sementara pria lain, Seungyoun, sedang menaruh belanjaan di pantry.

DOK DOK DOK!

Seungyoun melonjak kaget. Orang di luar itu seakan ingin merobohkan pintu apartemen dengan menggedornya keras.

"Apa nggak bisa biasa aja ngetuk pintunya? Bikin kaget, aja, sih."

Bugh!

"KEMBALIKAN ADIKKU PULANG! JANGAN BERUSAHA MEREBUTNYA DARI KELUARGAKU, SIALAN!"

Seungyoun terperanjat. Dia tidak terlalu bodoh untuk menyadari siapa orang yang ada di depan.

Seungyoun segera meninggalkan belanjaannya dan berlari menuju pintu apartemen.

Dilihatnya, sang kakak--Jinhyuk-- menarik kerah baju Seungwoo. Tangan satunya terkepal keras, menyiapkan sebuah pukulan untuk Seungwoo lagi.

BUGH!

Seungwoo terhuyung mundur. Seungyoun bergerak cepat menangkap tubuh Seungwoo agar tak langsung bersitatap dengan lantai keras.

"Astaga, Hyung!" ibu jari Seungyoun mengusap pelan darah yang mengalir pada ujung bibir Seungwoo, sementara tangan satunya berada pada punggung Seungwoo, menahan tubuh Seungwoo yang kini sudah melemas.

Seungwoo hanya mampu menatap Seungyoun tanpa bisa memberikan respon apapun. Bahkan mulutnya saat ini kelu, tak mampu berkata barang sedikit saja. Pukulan Jinhyuk sungguh tak main-main kerasnya.

"Pulang, Cho Seungyoun. Ini bukan rumahmu."

Seungyoun menatap Jinhyuk tajam. Tatapan yang sebelumnya tak pernah sekalipun Jinhyuk lihat terpancar dari mata adik manisnya.

"Aku benci Jinhyuk Hyung."

Jinhyuk terhenyak mendengar pernyataan itu. Sedetik kemudian ia menampakkan smirk-nya.

"Kamu? Benci hyung hanya karena hyung memukul laki-laki sialan ini?" tanya Jinhyuk remeh.

Seungyoun menarik napasnya berat. Menahan emosi yang sesaat lagi mungkin akan meledak.

Bukan Han Seungwoo jika tak peka pada keadaan. Dengan sisa tenaga dan kesadarannya, Seungwoo menggapai tangan Seungyoun yang terkepal erat di sebelah tubuhnya. Pria Han berusaha melonggarkan kepalan itu dan segera mengecup punggung tangan Seungyoun yang sungguh terasa kaku.

Seungyoun terhenyak. Ditatapnya Seungwoo yang kini menatapnya dengan pancaran mata yang Seungyoun-pun tak dapat mengartikannya. Kepalanya menggeleng samar. Seungyoun hanya dapat menangkap Seungwoo tak mengizinkannya berlaku kasar atau terlampau emosi pada kakaknya sendiri.

Entah. Seungyoun sungguh tak tahu bagaimana cara mendeskripsikan betapa baiknya hati Seungwoo.

"Pulang, Cho. Jangan membantah."

"Nggak. Aku nggak mau," Seungyoun mengeratkan genggamannya pada tangan pria Han.

Jinhyuk tak kehilangan akal. Keegoisannya untuk membawa adiknya kembali ke rumah, sepertinya membutakan mata hati seorang Cho Jinhyuk.

Jinhyuk berjalan mendekati Seungyoun dan Seungwoo yang terduduk di lantai.

"Jadi, kamu lebih milih laki-laki, siapa ini? Seungwoo? Kamu lebih milih dia?" ucap Jinhyuk menantang jawaban adiknya.

Seungyoun menatap Jinhyuk yang berjalan mendekatinya dan Seungwoo.

"Iya. Aku pilih Seungwoo Hyung."

Dug!

"A-AKHH!"

"Jinhyuk Hyung! Hyung udah gila!"

Seusai menendang keras kaki Seungwoo, Jinhyuk mencekal kerah baju Seungwoo dan menarik Seungyoun agar tautan tangan mereka terlepas.

BRAK!

Tanpa hati, Jinhyuk sedikit mengangkat tubuh Seungwoo dan membanting tubuh yang sudah lemas itu ke pojok ruang tamu apartemen.

"SEUNGWOO HYUNG!"

Jinhyuk dengan segera mencekal pergelangan tangan Seungyoun, sebelum Seungyoun dapat berlari ke arah Seungwoo.

"Pulang. ke. rumah. sekarang. Cho Seungyoun."

Seungyoun menggeleng ribut. Pria yang mulanya marah setengah mati pada Jinhyuk, kini berubah sakit melihat Seungwoo yang terkapar di dekat guci di sudut ruangan.

"Aku nggak mau pulang! Aku benci Jinhyuk Hyung!" tangan Seungyoun bergerak, berusaha melepas cekalan tangan Jinhyuk.

"Pulang."

"Nggak akan!" Seungyoun masih berusaha melepas cekalan tangan Jinhyuk. Bulir-bulir bening perlahan menetes dari mata indahnya, melihat Seungwoo tak bergerak samasekali setelah dibanting oleh Jinhyuk.

Setelah berusaha mati-matian, Seungyoun akhirnya bisa melepaskan cekalan Jinhyuk. Ia lalu segera berlari menuju Seungwoo.

"Seungwoo Hyung!"

Seungyoun mengangkat sedikit tubuh Seungwoo yang dalam keadaan setengah sadar.

"Hyung, Hyung! Bangun!" ucap Seungyoun panik sambil menepuk pelan pipi Seungwoo.

Namun, tak ada balasan apa-apa dari pria Han.

"Pulang, Cho Seungyoun."

Seungyoun mengabaikan ucapan Jinhyuk. Fokusnya hanya satu. Seungwoo. Bagaimana kondisi si pria Han.

"Kamu beneran nggak mau pulang?"

Jinhyuk kembali berjalan pelan mendekati Seungyoun dan Seungwoo.

"Segitu pentingnya pria sialan ini buat kamu, Cho Seungyoun?" Jinhyuk memamerkan senyum miringnya.

Jinhyuk tak akan mudah menyerah untuk membawa adiknya kembali ke rumah.

Hanya satu ambisinya. Adiknya harus pulang. Entah bagaimana caranya. Dengan halus atau kasar. Jinhyuk tak mau peduli.

Bahkan jika harus dengan menghabisi terlebih dulu pria bernama Seungwoo itu, Jinhyuk akan melakukannya.


To Be Continue

Halo!
Aku datang untuk meramaikan malam senin kaliaann^^

Bcs aku seneng banget besok gajadi ulhar matematika wajib uwuuuuuu❤

Maap ya Jinhyuk aku sebenernya gamau bikin kamu jadi jahat😭😭😭
Percaya ini cuma sebentar ko suer😭😭😭✌
Dan i'm so sorry kalo feel nya ga dapett😭 aku emang harus banyak belajar lagi soal bawain feel ke kalian huhu:(( maaf ya:(

Alhamdulillah gengs aku juga uda dapet pengobatan, tinggal masa pemulihan aja hehe:) terima kasi ya doanya💙

Semoga suka yaaa
See you💜

Always In My SideWhere stories live. Discover now