Chapter 29

2.3K 362 154
                                    

Aku melaju dengan kudaku bersama dua puluh pasukanku. Ini adalah perjalanan lanjutan setelah kami menggeledah hutan dan goa yang biasa mereka tempati namun goa itu ternyata sepi dan kini tujuanku adalah distrik Rivira, tempat kediaman Sarah. Namun sebelum itu, aku meminta sebagian dari pasukanku untuk bersembunyi agar mereka mengira bahwa aku hanya datang seorang diri.

Hari menjelang malam ketika aku sampai di distrik Rivira, wilayah ini begitu sepi dengan suasana yang masih asri. Angin yang berhembus dingin takan menggoyahkan hatiku untuk berhenti dan aku masih tetap melaju hingga akhirnya aku sampai di sebuah rumah kecil yang sudah kukenal.

Ketika aku sampai di halaman rumah, seseorang sudah melompat untuk menyerangku entah dari mana. Jika saja aku terlambat menghindar mungkin leherku sudah terpisah.

"Penghianat!"

Aku menatap sosok yang barusan berserapah yang ternyata adalah—Zealda. Ia menatapku tajam sambil menggenggam belatinya.

"Apa maksudmu?" sahutku dingin.

"Jangan berpura-pura tidak tahu apa-apa. Kau memberitahukan keberadaan kami pada putra mahkota bukan? Kau sekarang bekerja sama dengannya untuk menangkap kami? Sekarang bebaskan Aleea atau kau tidak akan kembali ke istana dengan selamat!"

"Tunggu!" Mataku menyipit. "Kenapa kau berpikir bahwa aku melakukan hal itu?"

"Menurutmu?" tantangnya.

"Kedatanganku kesini justru ingin membawa si penghianat itu untuk diberi pelajaran," tegasku. "Dimana Sarah?"

Zealda terdiam sejenak sebelum berkata, "Apa hubungannya dengan Sarah?"

"Karena dia yang memberitahukan tentang Velian pada putra mahkota."

"Jadi kau bermaksud untuk melempar kesalahamu pada orang lain?"

"Zealda, jadi sekarang kau lebih mempercayainya?" Aku menggeleng tak percaya. "Jika aku yang melakukannya, aku tidak akan berani untuk datang kemari. Tapi lihat! Aku justru kemari karena aku tahu siapa dalang dibalik semua ini dan—"

Sebuah anak panah menyerempet lenganku dan menancap di tanah, beruntung sekali aku memakai armor.

"Liz?"

"Valen, aku tidak menyangka kau akan setega itu pada kami," ujarnya sambil menarik busurnya lagi. "Kami semua sangat mempercayaimu tapi kenapa kau malah berniat menangkap kami?"

"Liz, semua ini hanya salah paham! Aku sama sekali tidak pernah memberi perintah untuk menangkap kalian, atau bahkan memberitahu putra mahkota tentang kalian. Jika aku ingin melakukannya, aku pasti sudah lama melakukannya. Atau bahkan jika aku sudah berniat untuk menangkap kalian dari awal, mungkin aku sudah menangkap kalian sejak kalian menyamar menjadi pelayanku!"

"Baiklah, jika kau tidak bermaksud untuk menangkap kami, bebaskan Aleea sekarang juga!"

Aku termangu seketika. Bagaimana caranya aku mengatakan pada mereka bahwa Aleea telah dihukum mati?

"Aleea..." ucapanku menggantung sejenak sambil mengeluarkan bingkisan berisi peti dimana kepala Aleea tersimpan baik. "Aku sudah bersumpah padanya, aku akan menangkap orang yang berani menjebaknya dan membuatnya tertangkap." Aku menatap peti itu lekat sebelum melanjutkan, "Dimana Sarah? Aku harus menangkapnya."

"Jadi—maksudmu Sarah yang memberitahu putra mahkota tentang kami? Tapi...bagaimana bisa?" Liz masih terlihat tak percaya.

"Aku melihatnya sendiri bagaimana dia menemui putra mahkota. Dia...hanya bermaksud membuat putra mahkota cemburu dan memberitahukan hubunganku dengan Velian. Ketika putra mahkota marah, ia bersumpah untuk menangkap Velian. Sarah pastinya sudah tahu bahwa Velian dalam bahaya dan untuk menyelamatkan Velian, Sarah mengorbankan Aleea dan membuat Aleea terjebak saat penyergapan itu terjadi tapi parahnya, Sarah meyakinkan putra mahkota bahwa Aleea yang sudah tertangkap itu adalah Velian."

AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang